KOMPAS.com-Pagi itu, langit Bener Meriah, Aceh, dipenuhi mendung gelap. Hujan yang terus mengguyur sejak 25 November 2025 membuat beberapa ruas jalan terendam air dan lumpur.
Beberapa jembatan bahkan ambruk, mengisolasi daerah tersebut. Akses menuju luar daerah terputus, sementara pemadaman listrik dan terhentinya komunikasi semakin memperburuk keadaan.
Namun, di tengah bencana itu, pelayanan keagamaan di Kantor Urusan Agama (KUA) Bukit tetap berjalan.
Baca juga: Lirik Tepuk Sakinah, Inovasi Kemenag untuk Edukasi Calon Pengantin di KUA
Wildan El Fadhil, Plt Kepala KUA Bukit, mengatakan bahwa meskipun kondisi semakin sulit, melayani masyarakat tetap menjadi prioritas utama.
“Ini sudah tugas kita. Apa pun risikonya, kami harus memastikan masyarakat tetap terlayani,” ungkap Wildan, Jumat (5/12/2025), dilansir dari laman Kemenag.
Selama bencana, antara 26 November hingga 5 Desember 2025, KUA Bukit tetap melaksanakan empat pernikahan.
Meskipun beberapa tantangan datang, salah satunya adalah penundaan pernikahan karena pengantin pria terjebak bencana.
Pada 27 November 2025, Wildan berangkat menuju Desa Karang Rejo untuk menghadiri dua pernikahan, meskipun hujan lebat dan jalan-jalan yang dilalui hancur. Dengan sepeda motor dan jas hujan, Wildan melanjutkan perjalanannya meskipun cuaca tidak mendukung.
“Saya harus hati-hati, karena sebagian jalan sudah ambles,” ujar Wildan mengenang perjalanannya.
Meski basah kuyup, Wildan tetap diterima dengan baik di kediaman tuan rumah yang menawarkan tempat untuk mengeringkan pakaiannya di dekat tungku nasi.
Namun, suasana acara tak seperti yang direncanakan. Pelaminan yang sudah dipesan tak bisa sampai karena akses jalan terputus akibat longsor. Walaupun begitu, warga sekitar bahu-membahu membantu tuan rumah mempersiapkan acara di tengah hujan.
“Masyarakat sini memang luar biasa. Meskipun cuaca tak mendukung, mereka tetap semangat membantu,” kata Wildan.
Baca juga: Kisah Pegawai KUA Terjang Ombak Tinggi 3,5 Jam demi Layani Nikah Warga di Pulau Gresik
Kekhawatiran mulai muncul ketika pengantin pria terlambat tiba. Namun, berkat usaha keras keluarga dan warga setempat, pengantin pria akhirnya tiba sekitar pukul 14.30 WIB setelah melewati jalur alternatif yang sulit.
Setelah penantian panjang, akad nikah pun akhirnya terlaksana dengan penuh haru. Wildan menuturkan, “Hari ini kita diuji oleh cuaca dan bencana, namun pada akhirnya kebahagiaan itu datang, dan kita tahu bahwa ini adalah bagian dari ujian dari Allah.”
Setelah acara, Wildan kembali menuju KUA Bukit, melewati jalur yang semakin rusak dan penuh bebatuan.
“Saya hanya berharap akses jalan segera pulih, agar semua bisa kembali normal,” ujar Wildan.
Hingga saat ini, Bener Meriah masih terisolasi, dan bantuan hanya bisa dikirimkan lewat jalur udara.
Wildan berharap, "Semoga Allah memberi kita semua kekuatan untuk menghadapi cobaan ini, dan semoga masyarakat yang terdampak segera mendapatkan bantuan yang cukup."
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang