Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Penyebab Rezeki Seret Menurut Islam

Kompas.com - 04/11/2025, 20:10 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Setiap orang mendambakan karunia rezeki yang lancar sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun terkadang rezeki lancar tidak kunjung datang, yang ada malah rezeki seret dan tak kunjung tiba.

Ketika seseorang merasakan rezeki seret, padahal sudah bekerja keras, maka wajib baginya melakukan introspeksi. Jangan-jangan ada perbuatan-perbuatan yang membuat rezeki enggan mendekat.

Baca juga: Hikmah Membaca Surat Al-Waqi’ah: Refleksi Hari Kiamat hingga Keberkahan Rezeki

Untuk mengetahui apa saja yang membuat rezeki seret, berikut penjelasannya.

1. Berbuat Dosa dan Maksiat

Penyebab rezeki seret yang pertama adalah bermaksiat dan berbuat dosa. Maksiat dan dosa merupakan kebalikan dari takwa. Bila takwa mendatangkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, maka maksiat dan dosa menyebabkan rezeki seret dan tak kunjung datang.

Imam ‘Abdullaah bin Mubaarak dalam kitab Az Zuhd wa Ar Raqaa’iq meriwayatkan sebuah hadits tentang dosa sebagai penghalang datangnya rezeki:

 إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ

Artinya: “Sesungguhnya seseorang terhalangi rezekinya karena dosa-dosanya.”

2. Kufur Nikmat

Kufur nikmat artinya mengingkari nikmat-nikmat yang diberikan Allah SWT kepadanya. Ia selalu mengeluhkan hidup dan tidak pernah melihat ada nikmat pada dirinya. Padahal setiap saat Allah SWT senantiasa memberikan berbagai nikmat kepada manusia.

Terkadang orang hanya melihat nikmat dalam bentuk harta benda, sedangkan nikmat lain seperti iman, kesehatan, kesempatan, waktu luang, dan kehidupan tidak dianggap sebagai nikmat. Orang yang kufur nikmat akan merasakan azab yang pedih dari Allah SWT.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Q.S. Ibrahim: 7).

Baca juga: 4 Doa Memohon Rezeki dan Kekayaan agar Diberi Kelapangan oleh Allah SWT

3. Durhaka Kepada Orang Tua

Orang tua adalah pusaka bagi setiap anaknya. Ridha Allah terletak pada keridhaan orang tua, dan murka Allah SWT juga terletak pada kemurkaan orang tua.

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu jalan dibukakan pintu rezeki dari Allah SWT.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ فِي عُمْرِهِ، وَيُزَادَ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Artinya: “Dari sahabat Anas bin Malik ra, Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang ingin dipanjangkan umurnya dan bertambah rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim.” (H.R. Ahmad).

Kebalikannya, durhaka kepada orang tua mendatangkan kemurkaan Allah SWT sehingga rezeki menjadi seret.

4. Bersifat Kikir

Kikir artinya pelit atau enggan mengeluarkan harta benda dan terus menumpuk-numpuknya. Padahal sebagian harta terdapat hak bagi orang lain yang dikeluarkan dalam bentuk infaq, zakat, maupun sedekah.

Orang yang kikir akan mendapatkan jalan yang sukar, baik di dunia maupun di akhirat. Kesukaran di dunia adalah rezekinya seret, sedangkan kesukaran di akhirat adalah dimasukkan ke dalam api neraka.

وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى

Artinya: "Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar." (Q.S. Al Lail: 8-10).

Baca juga: 7 Amalan Pembuka Rezeki yang Diajarkan Rasulullah SAW

5. Bermalas-malasan

Orang yang bermalas-malasan tentunya tidak akan mendapat sesuatu yang bermanfaat karena ia tidak berbuat apa-apa. Orang yang tidak berbuat apa-apa tentu tidak mendapat apa-apa.

Dalam hal rezeki, seseorang harus mengupayakan dengan ikhtiar. Rezeki tidak jatuh dari langit. Dalam kita Fathul Baari' dikisahkan bahwa Imam Ahmad ditanya mengenai seseorang yang hanya duduk berdiam diri dan berkata, “Aku tidak mau bekerja sedikit pun dan hanya mau menunggu sampai rezekiku datang.”

Imam Ahmad pun berkata, “Orang tersebut benar-benar bodoh. Padahal Nabi SAW bersabda bahwa burung saja bekerja dengan berangkat pada pagi hari. Para sahabat Nabi yang mulia pun berdagang dan bekerja dengan hasil kurma mereka. Merekalah adalah sebaik-baik teladan."

Maka kalau ada orang-orang bermalas-malasan, tentu rezeki akan seret datangnya.

6. Kurang Bertawakal

Orang yang bertawakal akan dicukupkan keperluannya. Sementara orang yang kurang bertawakal maka Allah SWT tidak memberikan jaminan kepada mereka. Tanpa jaminan Allah SWT, rezeki menjadi seret dan tidak kunjung datang.

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا

Artinya: "...Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (Q.S. Ath Thalaq: 3).

Baca juga: Doa Agar Dagangan Laris dan Mendapatkan Rezeki Melimpah dan Berkah

7. Tidak Amanah

Orang-orang yang tidak amanah tentu tidak akan dipercaya orang lain. Hal ini menjadikan orang enggan memberikan kepercayaan kepadanya, termasuk dalam hal pekerjaan.

Orang yang tidak amanah tentu tidak akan diberikan tanggung jawab yang lebih karena ia justru akan mengacaukannya.

Ketika hal tersebut terjadi, tentu ia akan sulit mendapat akses peluang untuk memperoleh rezeki melalui pekerjaan.

8. Memutus Silaturahmi

Silaturahmi merupakan salah satu cara untuk mendatangkan rezeki. Dengan bersilaturahmi, orang akan mempunyai jaringan yang luas sehingga bisa mendatangkan peluang untuk memperoleh rezeki.

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Artinya: “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia bersilaturahim.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Sementara orang yang memutus silaturahmi, ia lebih sulit mendapatkan peluang sehingga rezekinya bisa jadi menjadi sulit.

Baca juga: 35 Kebiasaan yang Bisa Menghambat Datangnya Rezeki di dalam Kitab Ta’lim Muta’allim

9. Tidur di Pagi Hari

Waktu pagi adalah waktu yang diberkahi. Dalam sebuah riwayat seorang Sahabat bernama Sakhr Al Ghamidi adalah seorang pedagang. Setiap pagi ia membawa barang dagangannya untuk dijual. Ia pun menjadi orang yang kaya raya.

Sementara bagi orang yang tidur di pagi hari, ia kehilangan kesempatan untuk memperoleh keberkahan sehingga menyebabkan rezekinya seret.

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah menyatakan tidur setelah subuh mencegah rezeki, karena waktu subuh adalah waktu mahluk mencari rezeki mereka dan waktu dibagikannya rezeki. Tidur setelah subuh suatu hal yang dilarang [makruh] kecuali ada penyebab atau keperluan.

Itulah 9 penyebab rezeki seret yang patut diwaspadai. Semoga bermanfaat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bantu Korban Banjir, Kemenag Buka Donasi dan Siapkan Anggaran Rehabilitasi Rp 50 M
Bantu Korban Banjir, Kemenag Buka Donasi dan Siapkan Anggaran Rehabilitasi Rp 50 M
Aktual
Kisah Tukang Sepatu Gagal Haji Namun Mendapat Predikat Haji Mabrur
Kisah Tukang Sepatu Gagal Haji Namun Mendapat Predikat Haji Mabrur
Doa dan Niat
Gus Yahya Terbuka untuk Islah dan Soroti Tatanan Organisasi NU: Mohon Dipertimbangkan
Gus Yahya Terbuka untuk Islah dan Soroti Tatanan Organisasi NU: Mohon Dipertimbangkan
Aktual
Seleksi PPIH Arab Saudi 2026 Dibuka 8 Desember, Cek Jadwal, Formasi, dan Syarat Lengkapnya
Seleksi PPIH Arab Saudi 2026 Dibuka 8 Desember, Cek Jadwal, Formasi, dan Syarat Lengkapnya
Aktual
Doa Ketika Mendengar Ayam Berkokok di Malam Hari Lengkap dengan Artinya
Doa Ketika Mendengar Ayam Berkokok di Malam Hari Lengkap dengan Artinya
Doa dan Niat
Doa Memohon Kesucian Jiwa: Lengkap Arab, Latin, dan Terjemahannya
Doa Memohon Kesucian Jiwa: Lengkap Arab, Latin, dan Terjemahannya
Doa dan Niat
Parenting Islami: Rahasia Mendidik Anak Agar Tidak Lemah Menurut Al Quran
Parenting Islami: Rahasia Mendidik Anak Agar Tidak Lemah Menurut Al Quran
Doa dan Niat
Sholat Tetap Sah dalam Kondisi Darurat Bencana, Meski Pakaian Terkena Najis
Sholat Tetap Sah dalam Kondisi Darurat Bencana, Meski Pakaian Terkena Najis
Aktual
Kisah Penghulu di Aceh Menikahkan Pasangan di Tengah Banjir dan Longsor
Kisah Penghulu di Aceh Menikahkan Pasangan di Tengah Banjir dan Longsor
Aktual
Persiapan Sehat Jamaah Haji: Vaksinasi dan Latihan Fisik Agar Siap Menunaikan Ibadah
Persiapan Sehat Jamaah Haji: Vaksinasi dan Latihan Fisik Agar Siap Menunaikan Ibadah
Aktual
Pimpinan Badan Otonom NU Tegaskan Komitmen untuk Keutuhan Jam'iyyah
Pimpinan Badan Otonom NU Tegaskan Komitmen untuk Keutuhan Jam'iyyah
Aktual
Doa Pagi Hari agar Rezeki Lancar dan Hati Tenang, Yuk Amalkan!
Doa Pagi Hari agar Rezeki Lancar dan Hati Tenang, Yuk Amalkan!
Doa dan Niat
Kendala Serius dalam Proses Pelunasan Haji Khusus 2026, Ribuan Jamaah Terhambat Bayar
Kendala Serius dalam Proses Pelunasan Haji Khusus 2026, Ribuan Jamaah Terhambat Bayar
Aktual
7 Doa Meminta Jodoh agar Mendapat Pasangan Terbaik Lengkap dengan Artinya
7 Doa Meminta Jodoh agar Mendapat Pasangan Terbaik Lengkap dengan Artinya
Doa dan Niat
Amalan Sederhana, Pahala Luar Biasa! Ketahui Cara Menjawab Adzan yang Benar
Amalan Sederhana, Pahala Luar Biasa! Ketahui Cara Menjawab Adzan yang Benar
Doa dan Niat
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com