KOMPAS.com-Doa iftitah adalah doa yang dibaca setelah takbiratul ihram, sebelum membaca Surat Al Fatihah.
Dilansir dari Buku 125 Masalah Salat karya Muhammad Anis Sumadji menulis hadis riwayat Rifa'ah dan Rafi' kepada orang yang salah dalam sholatnya, Rasulullah SAW bersabda,"Sesungguhnya tidak sah sholat seseorang hingga ia berwudhu dengan sempurna, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah 'Azza wa Jalla, kemudian ia membasuh muka dan tangannya sampai ke sikunya serta mengusap kepala dan membasuh kakinya sampai mata kaki, kemudian ia bertakbir, memuji, dan menyanjung-Nya...(HR Muslim, Nasa'i, Turmudzi, Abu Daud, dan Ibnu Majah).
Makna "memuji dan menyanjung-Nya" dipahami sebagai doa iftitah.
Baca juga: Doa Iftitah Menurut Muhammadiyah, Lengkap Bacaan, Latin, dan Artinya
Doa iftitah dibaca dengan lirih namun tidak dibaca dalam dua sholat, yaitu sholat jenazah dan bai orang yang terlambat (masbuk) yang mendapati imam sudah tidak berdiri. Ia tidak perlu membaca doa iftitah karena waktunya sudah lewat.
Artikel ini menyajikan bacaan doa iftitah lengkap dalam bahasa Arab, latin, arti, serta penjelasan ulama mengenai hukum membacanya.
Ada beberapa bacaan doa pembuka shalat yang diajarkan Rasulullah SAW, seperti dalam hadis:
Dari Ibnu Umar mengatakan bahwa kami sholat bersama Rasulullah SAW, seseorang di antara kami membaca:
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Allāhu akbaru kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā.
Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya. Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang.”
Mendengar hal itu, Rasulullah SAW bersabda,"Aku takjub dengan bacaannya, sampai-sampai pintu langit terbuka karena bacaan tersebut". Ibnu Umar berkata,"Aku tidak pernah meninggalkan bacaan tersebut semenjak aku mendengar sabda Rasulullah SAW itu."(HR. Muslim, Ahmad, dan Turmudzi)
Beberapa riwayat lain menyebutkan redaksi berbeda namun tetap memiliki makna yang sama, yakni bentuk pengagungan kepada Allah SWT di awal sholat.
Baca juga: Doa Iftitah Pendek Pembuka Pintu Surga: Arab, Latin, dan Artinya
Doa iftitah tidak sekadar bacaan tambahan, melainkan pengakuan seorang hamba atas keagungan Allah SWT serta bentuk keikhlasan dalam beribadah.
Dilansir dari laman Masjid Istiqlal, makna membaca doa iftitah antara lain:
Dalam doa iftitah terdapat juga kalimat pengakuan dosa dan permohonan ampun kepada Allah SWT:
اللَّهُمَّ انْتَ الْمَلِكُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا
Artinya: “Ya Allah, Engkaulah Raja, tiada Tuhan selain Engkau. Engkaulah Tuhanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzalimi diriku dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah seluruh dosa-dosaku.)
Sebagai pengingat sebagaimana yang termaktub dalam QS. Az-Zumar ayat 53 :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ
Artinya: “Katakanlah, wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri meka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa,” (QS. Az-Zumar 53).
Dalam bacaan iftitah, terdapat juga doa yang dapat diamalkan agar kita menyadari bahwa hidayah dan kebaikan akhlak hanya datang dari Allah SWT semata., yaitu:
اَللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ
Artinya: “Ya Allah, bimbimbinglah diriku pada akhlak paling terpuji karena tidak ada yang dapat membimbing kepadanya kecuali Engkau. Palingkanlah aku dari akhlak yang buruk karena sungguh tidak ada yang dapat memalingkannya dariku kecuali Engkau.
Membaca doa iftitah juga berarti meneladani Rasulullah SAW dalam setiap ibadah, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al- Hasyr 7:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُو
Artinya: “Apa yang dibawa oleh Rasul, maka ambillah; dan apa yang dilarangnya, maka tinggalkanlah,” (QS. Al-Hasyr: 7).
Ulama sepakat bahwa doa iftitah berstatus sunnah muakkadah, sehingga sangat dianjurkan untuk dibaca, baik dalam shalat wajib maupun sunnah.
Sholat tetap sah apabila bacaan ini terlewat atau tidak dibaca, sebab doa iftitah tidak termasuk rukun shalat.
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian berdiri untuk sholat, hendaklah ia memulai dengan takbir, lalu membaca doa iftitah.” (HR. Muslim)
Baca juga: Doa Iftitah dalam Salat: Bacaan, Macam-macam, Kaidah, dan Keutamaannya
Selain doa iftitah pendek, terdapat pula bacaan lain yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW, salah satunya:
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ…
Bacaan ini dikenal sebagai doa iftitah panjang dan lebih sering dibaca Nabi Muhammad SAW saat sholat malam (tahajud).
Doa iftitah dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah.
Makmum dapat meninggalkan bacaan ini apabila imam langsung melanjutkan ke Al-Fatihah agar tidak tertinggal bacaan imam.
Doa iftitah menjadi amalan sunnah yang memperindah sholat karena memuat pujian kepada Allah SWT dan mempersiapkan hati sebelum memasuki bacaan Al-Fatihah.
Meskipun hukumnya sunnah, membacanya menjadi bentuk mengikuti teladan Rasulullah SAW serta cara menambah ketenangan dan kekhusyukan dalam sholat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang