KOMPAS.com — Setiap 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan sebagai wujud penghormatan kepada para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan.
Dalam tradisi Islam, mengenang jasa orang yang telah wafat — terutama para syuhada dan pejuang kebenaran — adalah bentuk rasa syukur sekaligus doa agar amal mereka diterima di sisi Allah SWT.
Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setiap tahun menyerukan agar peringatan Hari Pahlawan diiringi dengan doa bersama untuk para pejuang bangsa.
Baca juga: Khutbah Jumat: Spirit Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan
Doa ini menjadi wujud cinta tanah air yang berpadu dengan keimanan — mengingatkan bahwa kemerdekaan adalah nikmat yang harus dijaga dengan amal kebajikan.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِشُهَدَائِنَا وَرَحْمْهُمْ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُمْ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُمْ، وَاجْعَلْ دِمَاءَهُمْ نُورًا يُضِيءُ طَرِيقَ الْأُمَّةِ، وَثَبِّتْنَا عَلَى مَا جَاهَدُوا مِنْ أَجْلِهِ
Latin:
Allahumma ighfir li syuhadā’inā wa rhamhum wa akrim nuzulahum wa wassi‘ madkhalahum, waj‘al dimā’ahum nūran yudhī’u tharīq al-ummah, wa tsabbitnā ‘alā mā jāhadū min ajlih.
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah para pahlawan kami, rahmatilah mereka, muliakan tempat mereka, dan lapangkan kubur mereka. Jadikan darah dan pengorbanan mereka sebagai cahaya yang menerangi jalan umat ini, serta teguhkan kami untuk meneruskan perjuangan mereka.”
Dalam Islam, perjuangan menegakkan kebenaran disebut jihad fi sabilillah, yang tidak selalu bermakna perang bersenjata. Para ulama memaknai jihad juga sebagai upaya sungguh-sungguh dalam menegakkan nilai kebaikan, keadilan, dan ilmu.
Rasulullah SAW bersabda:
سَيِّدُ الشُّهَدَاءِ حَمْزَةُ، وَرَجُلٌ قَامَ إِلَى إِمَامٍ جَائِرٍ فَأَمَرَهُ وَنَهَاهُ، فَقَتَلَهُ
Sayyid asy-syuhadā’ Hamzah, wa rajulun qāma ilā imāmin jā’ir fa amarahū wa nahāhu faqatalahū
“Pemimpin para syuhada adalah Hamzah dan seseorang yang menegakkan kebenaran di hadapan penguasa zalim lalu terbunuh karenanya.” (HR. Al-Hakim)
Hadis ini menegaskan bahwa pahlawan sejati bukan hanya mereka yang gugur di medan perang, tetapi juga mereka yang berani menegakkan kebenaran, menolak kezaliman, dan berjuang untuk kemaslahatan umat.
Selain mendoakan para pahlawan yang telah wafat, umat Islam juga dianjurkan untuk berdoa bagi bangsa dan generasi penerus agar mampu menjaga amanah kemerdekaan.
اللَّهُمَّ احْفَظْ بِلَادَنَا إِنْدُونِيسِيَا، وَوَفِّقْ قَادَتَنَا لِمَا فِيهِ صَلَاحُ الْبِلَادِ وَالْعِبَادِ، وَازْرَعْ فِي قُلُوبِنَا حُبَّ الْوَطَنِ وَحُبَّ الْإِيمَانِ
Latin:
Allahumma ihfazh bilādanā Indunīsiyā, wa waffiq qādatanā limā fīhi shalāh al-bilād wal ‘ibād, wazra‘ fī qulūbinā hubbal-wathan wa hubbal-īmān.
Baca juga: Khutbah Jumat 7 November 2025: Meneladani Semangat Pahlawan dalam Islam
Artinya:
“Ya Allah, lindungilah negeri kami Indonesia, berilah petunjuk kepada para pemimpin kami menuju kebaikan bangsa dan rakyat, tanamkan dalam hati kami cinta tanah air dan cinta keimanan.”
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang