Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI: Perjuangkan Kemerdekaan Palestina Berarti Tunaikan Janji Konstitusi

Kompas.com - 21/08/2025, 08:53 WIB
Farid Assifa

Editor

Sumber MUIDigital

KOMPAS.com – Kemerdekaan bangsa Indonesia yang telah memasuki usia 80 tahun dipandang sebagai anugerah besar yang diraih dengan darah, keringat, dan air mata para pejuang. Namun di belahan dunia lain, bangsa Palestina hingga kini masih belum merdeka.

Palestina masih merasakan penjajahan yang dilakukan oleh zionis Israel. Kebiadaban Israel berulang kali menghancurkan rumah, masjid, dan sekolah, sementara anak-anak dan perempuan menjadi korban genosida yang tak kunjung berhenti.

Dalam refleksi Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim menekankan pentingnya membantu perjuangan kemerdekaan Palestina.

Baca juga: Soal Haji, Prof Niam: Negara Urus Administrasi, Substansi Ibadah Domain MUI

Prof Sudarnoto menyatakan, memperjuangkan kemerdekaan Palestina berarti menunaikan janji konstitusi sekaligus meneguhkan jati diri Indonesia di panggung global.

"Bangsa Indonesia, yang sejak kelahirannya menolak segala bentuk penjajahan di atas dunia, tidak boleh tinggal diam. Pembukaan UUD 1945 telah menegaskan dengan lantang," tegasnya dilansir dari MUIDigital, Kamis (21/8/2025).

Menurutnya, kalimat dalam pembukaan UUD 1945 itu bukan sekadar retorika, melainkan janji sejarah yang menjadi ruh perjuangan bangsa.

"Karena itu, memperjuangkan Palestina berarti menunaikan janji konstitusi, sekaligus meneguhkan jati diri Indonesia di panggung global. Kita juga menyadari bahwa krisis Palestina bukan hanya soal politik, tetapi juga krisis kemanusiaan multidimensi," tuturnya.

Prof Sudarnoto mengungkapkan, penderitaan Palestina diperparah dengan adanya blokade ekonomi, keterbatasan akses kesehatan, pendidikan yang hancur, serta trauma generasi muda yang tumbuh dalam perang.

Menurutnya, dunia yang tidak adil melahirkan luka yang dalam, tidak hanya bagi rakyat Palestina, tetapi juga bagi nurani umat manusia.

Ia menekankan, nilai-nilai kemerdekaan Indonesia harus diteruskan dengan menanamkan solidaritas kemanusiaan dan keadilan global.

"Semangat ini harus menjadi pijakan untuk terus menyuarakan penderitaan Palestina di forum-forum dunia, memberikan bantuan nyata, dan menggalang solidaritas global," ungkapnya.

Lebih jauh, ia menegaskan bahwa membela Palestina berarti membela prinsip universal kemerdekaan.

"Membela Palestina berarti membela prinsip universal bahwa setiap bangsa berhak hidup merdeka dan bermartabat. Kemerdekaan adalah wujud kedaulatan penuh suatu bangsa atas tanah, air dan kehidupannya. Palestina yang terus kehilangan tanah dan ruang hidup adalah cerminan nyata betapa kedaulatan bisa dilucuti oleh kekuatan kolonialisme baru," tegasnya.

Menurut Prof Sudarnoto, kemerdekaan Indonesia di usia 80 tahun harus menjadi momentum untuk memperdalam komitmen terhadap perjuangan universal.

"Di usia ke-80 ini, kemerdekaan Indonesia menjadi momentum untuk memperdalam komitmen: bahwa kemerdekaan sejati tidak hanya bebas dari penjajahan, tetapi juga ikut memastikan kemerdekaan bangsa-bangsa lain," katanya.

Baca juga: Doa Saat Gempa Bumi, Diajarkan Rasulullah SAW Kala Menghadapi Musibah

Ia menegaskan, selama Palestina masih terjajah, maka kemerdekaan dunia belumlah utuh.

"Harus diyakinkan bahwa di Indonesia jangan ada warga, lembaga, dan siapapun yang justru membela zionisme dan tampil di manapun melalui media apapun untuk mengkampanyekan pembelaan terhadap zionisme," tegasnya.

Prof Sudarnoto pun mendoakan agar bangsa Indonesia tidak pernah lelah menjadi suara bagi mereka yang dibungkam, menjadi sahabat bagi mereka yang ditinggalkan, sekaligus menjadi saksi sejarah bahwa perjuangan kemerdekaan adalah perjuangan universal.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke