KOMPAS.com – Ajang Pesantren Award 2025 segera memasuki tahap seleksi setelah proses pengajuan peserta berlangsung pada 11–20 Agustus 2025.
Ratusan tokoh, santri, pesantren, hingga kepala daerah diusulkan untuk mendapatkan penghargaan bergengsi ini.
Direktur Pesantren, Basnang Said, menjelaskan bahwa seleksi dilakukan secara ketat dengan melibatkan banyak pihak.
Tujuannya agar penghargaan benar-benar diberikan kepada figur dan lembaga yang memiliki komitmen kuat terhadap pengembangan pesantren.
Baca juga: Ratusan Pengasuh Pesantren Kumpul di Jakarta, Bahas Masa Depan Pendidikan Islam
“Kementerian Dalam Negeri juga turut mendukung dengan mengimbau pemerintah daerah mengajukan nama kepala daerah yang layak menerima penghargaan. Dari proses itu, ada 45 pemerintah daerah yang mengusulkan kandidat,” ujarnya di Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Selain pemerintah daerah, usulan juga datang dari Kanwil Kemenag serta organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam. Meski begitu, keputusan akhir sepenuhnya berada di tangan dewan juri independen.
Pesantren Award 2025 akan memberikan apresiasi dalam empat kategori:
1. Kepala Daerah Peduli Pesantren
2. Pesantren Transformatif
3. Santri Inspiratif
4. Tokoh Pesantren (Lifetime Achievement)
Ketua Tim Penilai, Alissa Wahid, menegaskan bahwa kredibilitas penghargaan ini ditentukan oleh kualitas seleksi. Jumlah usulan yang masuk dinilai mencerminkan antusiasme besar dari ekosistem pesantren.
“Ada 132 usulan untuk Santri Inspiratif, 118 untuk Pesantren Transformatif, dan puluhan usulan untuk kepala daerah. Setelah seleksi administrasi, hanya 10 kandidat per kategori yang masuk daftar pendek, lalu disaring lagi menjadi tiga finalis yang akan presentasi dan wawancara,” jelas Alissa.
Untuk kategori Lifetime Achievement, penjurian dilakukan secara khusus karena menyangkut kiprah tokoh pesantren yang berpengaruh besar dan konsisten dalam memajukan pendidikan pesantren nasional.
Sidang pertama penjurian akan digelar secara daring pada 18 September 2025 untuk menetapkan tiga finalis per kategori. Sidang kedua dilaksanakan secara luring pada 22–24 September 2025 dengan agenda presentasi dan wawancara finalis.
Baca juga: Hibah Pesantren Dihapus, Dedi Mulyadi Alokasikan Rp 10 Miliar Beasiswa Santri
Sebagai bentuk penghormatan lebih lanjut, Kemenag juga akan menerbitkan karya tulis tokoh pesantren penerima penghargaan sebagai dokumentasi warisan intelektual pesantren.
“Pesantren Award bukan sekadar seremoni. Ajang ini harus menjadi panggung apresiasi yang kredibel, inspiratif, dan berdampak bagi dunia pesantren,” pungkas Alissa.
Puncak penghargaan Pesantren Award 2025 dijadwalkan berlangsung pada Hari Santri, 20 Oktober 2025.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini