Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Al-Sirah: Menyusuri Jejak Hijrah Nabi di Madinah lewat Sentuhan Teknologi Modern

Kompas.com, 28 Oktober 2025, 10:05 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com — Tidak sekadar beribadah, jemaah umrah asal Indonesia kini bisa menikmati pengalaman spiritual yang lebih mendalam saat berkunjung ke Tanah Suci.

Orotitas wisata Arab Saudi, Saudi Tourism Authority (STA), mengajak para jemaah menelusuri jejak sejarah Islam di Museum Al-Sirah, destinasi baru yang terletak di sisi belakang Masjid Quba, Madinah.

Museum yang diresmikan pada 2024 ini menjadi magnet baru bagi wisata religi di Arab Saudi.

Baca juga: Umrah Mandiri Berisiko Mengubah Ibadah Jadi Komoditas Digital

Di tempat inilah, kisah Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah divisualisasikan secara modern melalui teknologi audio visual yang imersif.

“Museum Al-Sirah bukan hanya tempat wisata religi, tetapi ruang refleksi sejarah dan keteladanan Nabi,” ujar Direktur PT Hajar Aswad Mubaroq Retno Anugerah Andriyani, Jumat (24/10).

Retno menjelaskan, program tur Museum Al-Sirah merupakan bagian dari strategi Saudi Tourism Authority dalam mengembangkan sektor pariwisata religi yang menjadi pilar utama Visi Saudi 2030.

Melalui visi tersebut, Kerajaan Arab Saudi berupaya memperluas ekonomi non-migas, salah satunya lewat pengalaman wisata spiritual yang mendidik dan berkesan bagi jemaah umrah dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dilansir dari situs resmi Museum Al-Sirah, Alsirah.sa, di dalam kompleks museum, pengunjung dapat menikmati dua atraksi utama: “The Journey to Quba Experience” dan “Bustan Al Mustadal.”

“The Journey to Quba” menghadirkan pengalaman selama 25 menit yang membawa pengunjung kembali ke abad ke-7, saat kaum Anshar menyambut kedatangan Rasulullah SAW dengan penuh cinta dan keyakinan.

Sementara itu, "Bustan Al Mustadal" merupakan kebun kurma bersejarah yang menjadi tempat pertama Rasulullah SAW singgah setelah hijrah.

Di sini pula terdapat Sumur Athq, sumber air yang digunakan beliau untuk minum dan berwudhu saat pertama kali tiba di Madinah.

“Bustan Al Mustadal adalah simbol awal peradaban Islam di Madinah,” kata Retno.

Baca juga: Keutamaan Umrah Musim Dingin 2025, Cuaca Sejuk dan Ibadah Lebih Khusyuk

Museum Al-Sirah kini terbuka untuk pengunjung dari berbagai usia.

Baik anak-anak maupun pengguna kursi roda dapat menikmati seluruh fasilitasnya.

Melalui pengalaman visual dan suasana autentik di Bustan Al Mustadal, setiap tamu seolah diajak kembali ke masa ketika cahaya Islam pertama kali bersinar di Madinah — tempat bermulanya kalender Hijriah dan awal kebangkitan peradaban Islam.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com