Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag Dampingi Prabowo Dialog 3 Jam di Istana, Sepakat Reformasi Kepolisian

Kompas.com, 12 September 2025, 15:22 WIB
Farid Assifa

Editor

Sumber Kemenag

KOMPAS.com – Menteri Agama Nasaruddin Umar mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan Gerakan Nurani Bangsa (GNB) di Istana Negara, Kamis (11/9/2025).

Dialog yang berlangsung hampir tiga jam ini menghadirkan sejumlah tokoh lintas agama dan bangsa, di antaranya M Quraish Shihab dan Lukman Hakim Saifuddin.

Menag Nasaruddin menyampaikan bahwa pertemuan berlangsung hangat dan penuh keterbukaan. Presiden, kata dia, memberikan jawaban langsung terhadap berbagai pertanyaan yang diajukan tokoh GNB.

“Semuanya kita berharap insyaallah ke depan bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang lebih besar, rukun, damai, dan menjadi kebanggaan kita semuanya,” ujarnya dilansir dari Kemenag.go.id, Kamis.

Baca juga: Islam Melarang Ghibah dan Membuka Aib, Ini Dalil dan Penjelasan Ulama

Tokoh bangsa M Quraish Shihab menilai dialog tersebut sangat bermanfaat. Menurutnya, aspirasi yang disampaikan GNB telah dipahami dengan baik oleh Presiden.

“Apa yang kami sampaikan dipahami dengan baik sehingga dialog hari ini sungguh bermanfaat untuk kemajuan bangsa dan negara,” ungkap Quraish.

Hal senada disampaikan Lukman Hakim Saifuddin. Ia menjelaskan bahwa GNB membawa pesan kebangsaan, termasuk aspirasi mahasiswa dan masyarakat sipil.

Menurutnya, Presiden tidak hanya menerima masukan, tetapi juga membahasnya secara rinci.

“Selain apa yang dikenal dengan istilah 17+8, ada banyak tuntutan lain yang diterima dengan baik, bahkan dibahas secara detil oleh Presiden,” katanya.

Lukman juga menekankan perlunya komisi investigasi independen terkait peristiwa Agustus lalu yang menimbulkan korban jiwa dan luka-luka.

Ia berharap mahasiswa dan pelajar yang masih ditahan di sejumlah daerah dapat segera dibebaskan agar masa pendidikan mereka tidak terganggu. Selain itu, reformasi di bidang ekonomi, politik, hukum, dan HAM juga turut disampaikan.

Menag Nasaruddin menegaskan aspirasi GNB sejalan dengan gagasan Presiden. Ia menilai pertemuan ini menunjukkan adanya kesamaan pandangan, terutama soal kebutuhan reformasi kepolisian.

“Apa yang ada di Nurani Bangsa juga ada di nurani Presiden. Jadi gayung bersambut. Harapan yang disampaikan teman-teman justru sudah ada dalam konsep Presiden, terutama soal reformasi kepolisian,” tandasnya.

Baca juga: MUI Siap Kaji Fatwa soal Penghasilan Rangkap Jabatan Menteri dan Wamen

Pertemuan ini menegaskan adanya titik temu antara Presiden dan GNB untuk mendorong bangsa Indonesia menjadi lebih rukun, damai, dan bermartabat.

Sejumlah tokoh GNB yang hadir antara lain Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Omi Komaria Nurcholish Madjid, Romo Franz Magnis Suseno, Pdt. Gomar Gultom, Erry Riyana Hardjapamekas, Komaruddin Hidayat, Ery Seda, Alissa Wahid, Laode M. Syarif, dan Beka Ulung Hapsara.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com