Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Islam Melarang Ghibah dan Membuka Aib, Ini Dalil dan Penjelasan Ulama

Kompas.com - 12/09/2025, 14:45 WIB
Khairina

Editor

Sumber MUI

KOMPAS.com - Dalam ajaran Islam, terdapat larangan tegas terkait menyebarkan keburukan, baik aib orang lain maupun diri sendiri.

Dua hal ini sama-sama termasuk perbuatan tercela dan memiliki konsekuensi dosa besar.

Perbedaan Ghibah dan Isyaat al-Fahisyat

Dilansir dari laman MUI, ghibah adalah membicarakan atau menyebarkan keburukan orang lain, sedangkan menceritakan keburukan diri sendiri dikenal dengan istilah Isyaat al-Fahisyat.

Fenomena ini pernah terjadi ketika Ummul Mukminin Aisyah RA difitnah memiliki hubungan dengan Shafwan RA. Fitnah tersebut disebarkan oleh orang-orang munafik hingga diabadikan dalam Al-Qur’an.

Baca juga: Fenomena Marriage is Scary, Angka Pernikahan Terus Menurun

Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat An-Nur ayat 19:

اِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ اَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ 

innalladzîna yuḫibbûna an tasyî‘al-fâḫisyatu filladzîna âmanû lahum ‘adzâbun alîmun fid-dun-yâ wal-âkhirah, wallâhu ya‘lamu wa antum lâ ta‘lamûn

Sesungguhnya orang-orang yang senang atas tersebarnya (berita bohong) yang sangat keji itu di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang sangat pedih di dunia dan di akhirat. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.

Pandangan Ulama tentang Menyebarkan Aib

Syekh Syauqi ‘Allaam, mufti Mesir, mengutip pendapat Imam Bukhari dalam Al-Adab al-Mufrad bahwa Ali bin Abi Thalib RA menegaskan: “Bagi pengumbar dan penyebar cerita-cerita buruk, sama besar dosanya.”

Atha’ bin Abi Rabah rahimahullah juga berpendapat, siapa pun yang menyebarkan cerita buruk, maka dialah yang pertama kali menanggung dosa, meskipun cerita itu benar adanya.

Imam an-Nawawi bahkan menegaskan bahwa haram hukumnya membuka aib diri sendiri maupun orang lain, termasuk menyebarluaskannya.

Allah Menutup Aib Hamba-Nya

Islam mengajarkan bahwa Allah senantiasa menutup kesalahan hamba-Nya, baik di siang maupun malam hari. Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Setiap umatku akan diampuni kecuali mereka yang terang-terangan melakukan dosa. Seseorang melakukan dosa di malam hari, lalu Allah menutupinya. Namun ketika pagi datang, ia sendiri yang menceritakan perbuatan dosanya. Allah telah menutupinya, tetapi ia justru membuka aibnya." (HR Bukhari dan Muslim).

Hadis ini mengingatkan umat Islam agar tidak membuka aib sendiri, karena Allah sudah menutupinya sebagai bentuk kasih sayang dan memberi kesempatan untuk bertaubat.

Baca juga: Jangan Putus Asa, Ini 5 Hikmah Musibah Menurut Ibnu Qayyim

Hikmah Tidak Menyebarkan Aib

Paparan ulama dan dalil-dalil di atas menjadi pelajaran penting bagi umat Islam untuk tidak menyebarkan keburukan orang lain maupun diri sendiri.

Kesalahan yang terjadi akibat khilaf atau dosa pribadi bukanlah sesuatu yang patut diumbar. Aib hendaknya ditutupi kecuali jika kemaksiatan dilakukan terang-terangan dan berkaitan dengan maslahat banyak orang.

Menutup aib, baik milik sendiri maupun orang lain, adalah bentuk akhlak mulia yang sejalan dengan rahmat Allah kepada hamba-Nya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke