KOMPAS.com - Cinta kepada Nabi Muhammad SAW merupakan bagian penting dari iman seorang Muslim.
Dilansir dari laman MUI, dalam khutbah Jumat kali ini, Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Kabupaten Mojokerto, KH Nur Rohmad, mengingatkan jamaah bahwa mencintai Rasulullah SAW adalah kewajiban bagi setiap mukallaf (orang yang sudah baligh dan berakal).
Baca juga: Khutbah Jumat: Pentingnya Menjaga Lisan dan Tulisan
KH Nur Rohmad menyampaikan, Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintai daripada ayahnya, anaknya, dan manusia seluruhnya." (HR Bukhari).
Hadis tersebut menegaskan bahwa iman seorang Muslim tidak akan sempurna tanpa adanya cinta kepada Nabi. Bahkan, Allah SWT menegaskan dalam Alquran bahwa mencintai Allah harus diwujudkan dengan mengikuti Rasulullah.
Allah berfirman:
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
qul ing kuntum tuḫibbûnallâha fattabi‘ûnî yuḫbibkumullâhu wa yaghfir lakum dzunûbakum, wallâhu ghafûrur raḫîm
"Katakanlah (wahai Muhammad), jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Ali Imran: 31).
Baca juga: Khutbah Jumat Rabiul Awal: Meneladani Rasulullah dalam Menjaga Amanah
Dalam khutbahnya, KH Nur Rohmad menjelaskan bahwa Rasulullah SAW adalah rahmat bagi seluruh alam. Beliau diutus untuk membawa umat manusia keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam.
Nabi Muhammad SAW menjadi teladan agung, pemimpin umat, dan insan paripurna dengan akhlak yang luhur. Beliau juga pemilik syafaat terbesar (syafaat al-uzhma) yang akan diberikan kepada umatnya di hari kiamat.
Rasulullah SAW bersabda:
"Syafaatku diperuntukkan bagi para pelaku dosa besar di antara umatku." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Baca juga: Khutbah Jumat: Waspadai Bahaya Judi Online yang Kian Marak
KH Nur Rohmad menuturkan berbagai kisah sahabat yang menunjukkan kecintaan luar biasa kepada Nabi Muhammad SAW.
Seorang perempuan Anshar yang kehilangan ayah, anak, suami, dan saudaranya dalam Perang Uhud tetap lebih mengutamakan keselamatan Rasulullah dibanding keluarganya.
Abu Thalhah al-Anshari rela menjadikan tubuhnya sebagai tameng agar Nabi terhindar dari anak panah musuh.
Zaid bin ad-Datsinah RA menolak keinginan Abu Sufyan agar Nabi digantikan posisinya, meski itu berarti ia harus mati syahid.
Abu Sufyan bahkan mengakui, “Aku tidak pernah melihat seseorang mencintai orang lain sedalam dan sehebat cinta para sahabat Muhammad kepada Muhammad.”
KH Nur Rohmad mengingatkan bahwa tanda cinta sejati kepada Rasulullah SAW bukan hanya di lisan, melainkan juga diwujudkan dalam amal perbuatan.
Beberapa tanda cinta tersebut antara lain:
Rasulullah SAW bersabda:
"Di antara umatku yang paling mencintaiku adalah sekelompok orang yang datang setelahku. Mereka sangat ingin melihatku meskipun harus menukar keluarga dan harta bendanya." (HR Muslim).
Di akhir khutbah, KH Nur Rohmad berdoa agar umat Islam dijadikan Allah sebagai hamba yang mencintai Rasul-Nya, menaati perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, serta beradab dengan adab Nabi Muhammad SAW.
“Semoga kecintaan kepada Nabi semakin menguatkan keimanan kita dan menjadi wasilah untuk memperoleh syafaat beliau di akhirat kelak,” ujar KH Nur Rohmad.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini