KOMPAS.com - Amr bin Jamuh merupakan salah seorang pemuka Bani Salimah yang belum masuk Islam pasca baiat Aqabah, sementara anaknya, Muadz bin Amr sudah masuk Islam. Amr bin Jamuh menyembah berhala yang terbuat dari kayu bernama Manat.
Muadz bin Amr mencoba membujuk ayahnya untuk masuk Islam, tapi belum berhasil. Muadz kemudian mencari strategi untuk menyadarkan ayahnya bahwa berhala itu tidak mempunyai kekuasaan apapun.
Baca juga: Kisah Tsabit bin Ibrahim: Tidak Mau Memakan Barang Haram Sedikitpun
Pada suatu malam, Muadz mengambil berhala tersebut dengan dibantu beberapa pemuda lainnya. Berhala tersebut dibuang di sebuah sumur Bani Salimah yang biasa digunakan untuk membuang kotoran.
Pagi harinya, Amr bin Jamuh mencari berhalanya. Amr menemukan berhalanya berada di sumur Bani Salimah dengan kondisi kepalanya terbalik. Amr segera mengambil berhala tersebut dan membersihkannya. Kejadian tersebut berlangsung semala tiga malam berturut-turut.
Amr bin Jamuh akhirnya jengah dengan kondisi tersebut dan berkata: "Demi Allah, aku tidak tahu siapa sebenarnya yang tega berbuat seperti ini terhadapmu. Jika engkau memang tuhan maka lindungilah dirimu dengan pedang yang aku bawakan untukmu ini."
Kejadian yang sama terulang. Bahkan pedang yang tergantung di leher berhala tersebut diganti dengan bangkai anjing. Amr bin Jamuh mencari berhalanya dan kembali menemukannya berada di sumur Bani Salimah.
Dari peristiwa tersebut, Amr bin Jamuh sadar bahwa berhala yang selama ini disembah tidak bisa berbuat apa-apa. Ketika Islam sampai kepadanya, ia segera menerimanya dengan sepenuh hati.
Baca juga: Kisah Masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab
Ketika masuk Islam, Amr bin Jamuh sangat giat dalam beribadah dan beramal sholeh. Ia adalah orang yang sangat dermawan. Setiap ada orang yang meminta sedekah kepadanya, ia selalu memberikannya.
“Ambillah ini, besok aku akan mendapatkannya lagi,” ujar Amr bin Jamuh setiap kali ada orang yang membutuhkan.
Semangat Amr bin Jamuh dalam memeluk agama Islam ditunjukkan saat berkecamuk Perang Badar. Ammr bin Jamuh adalah salah satu orang yang mendaftar untuk turut serta dalam perang Badar.
Namun karena keterbatasan fisiknya, yaitu cacat di kaki sejak lahir sehingga jalannya pincang, penduduk Madinah tidak mengizinkannya untuk ikut berperang. Saat itu Amr bin Jamuh hanya bisa pasrah tidak bisa ikut berperang.
Baca juga: Kisah Sayyidina Hasan bin Ali: Rela Meletakkan Jabatan Demi Perdamaian
Pada perang Uhud, Amr bin Jamuh bersikeras untuk ikut menjadi bagian dari tentara Islam. Meskipun kembali dicegah untuk tidak ikut berperang, Amr bin Jamuh tetap membulatkan tekadnya untuk turut serta.
akhirnya Nabi Muhammad SAW mengizinkannya untuk ikut berperang. Dengan perlengkapan yang sudah disiapkan, ia maju ke medan laga dengan gagah berani.
Dengan keterbatasan yang ada, ia tidak gentar menghadapi musuh-musuhnya. Sampai pada akhirnya ia menjadi salah satu syuhada yang gugur dalam perang Uhud.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini