KOMPAS.com - Masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab menjadi penguat di awal penyebaran agama Islam di Mekkah.
Hamzah bin Abdul Muthalib adalah orang-orang terkuat pada saat itu. Keduanya sangat disegani di kalangan kaum Quraisy. Tidak ada yang berani berhadapan langsung dengan keduanya.
Masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab hanya berselang tiga hari. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-6 Kenabian. Berikut kisah lengkapnya.
Baca juga: Kisah Dakwah Rasulullah Muhammad SAW di Awal Penyebaran Agama Islam
Hamzah bin Abdul Muthalib adalah paman Rasulullah Muhammad SAW. Ia adik dari Abu Thalib dan kakak dari Abdullah bin Abdul Muthalib, ayah Rasulullah Muhammad SAW.
Kisah masuk Islamnya Hamzah dipicu perlakuan Abu Jahal yang kasar terhadap Rasulullah Muhammad SAW.
Suatu hari, Rasulullah Muhammad SAW berpapasan dengan Abu Jahal di Bukit Shafa. Saat itulah Abu Jahal mencaci maki Rasulullah Muhammad SAW dan memukulnya dengan batu hingga terluka.
Perlakuan Abu Jahal ini terdengar oleh Hamzah yang baru saja pulang berburu. Seketika Hamzah bin Abdul Muthalib meradang mengetahui keponakannya dihinakan seperti itu.
Hamzah bin Abdul Muthalib segera mencari Abu Jahal di dekat Ka’bah dan memukulnya dengan busur hingga terluka.
“Apakah kamu mencaci maki Muhammad? Aku sekarang mengikuti agamanya dan mengucapkan kalimat yang ia ucapkan. Silakan kamu balas perlakuanku ini jika kamu berani,” hardik Hamzah bin Abdul Muthalib kepada Abu Jahal.
Beberapa orang ingin membantu Abu Jahal. Tetapi Abu Jahal melarangnya. Ia membiarkan Hamzah pergi.
Baca juga: Kisah Pengangkatan Menjadi Nabi dan Turunnya Wahyu Pertama
Di awal penyebaran agama Islam, tidak ada figur kuat yang disegani oleh masyarakat Quraisy. Maka Rasulullah Muhammad SAW kemudian berdoa agar Islam diperkuat oleh salah satu dari dua tokoh kaum Quraisy, yaitu Amr bin Hisyam atau dikenal dengan Abu Jahal dan Umar bin Khattab.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ بِأَحَبِّ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ بِأَبِى جَهْلٍ أَوْ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ». قَالَ وَكَانَ أَحَبَّهُمَا إِلَيْهِ عُمَرُ
Artinya: “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang yang lebih Engkau cintai dari kedua laki-laki ini: Amr bin Hisyam (Abu Jahal) atau Umar bin Al-Khaththab.” (H.R. At Tirmidzi dan Ahmad).
Dari doa yang dipanjatkan Rasulullah Muhammad SAW, Allah mengabulkan doa Rasulullah Muhammad SAW dengan memberikan hidayah kepada Umar bin Khattab. Sementara Amr bin Hisyam justru menjadi salah satu musuh utama dakwah Rasulullah Muhammad SAW.
Kisah masuk Islamnya Umar bin Khattab berawal saat Umar bin Khattab mencari Rasulullah Muhammad SAW untuk membunuhnya.
Namun ia diberitahu bahwa adiknya yang bernama Fathimah dan suaminya, Said bin Zaid telah masuk Islam.
Mendengar hal tersebut, Umar sontak meradang dan menuju rumah adiknya. Kebetulan saat itu Fathimah dan Zaid sedang membaca Al Quran Bersama Habbab bin Aratt.
Umar yang sudah dibakar emosi segera menghajar Zaid, sementara Habbab bersembunyi. Mengetahui suaminya dianiaya, Fathimah berusaha melindungi suaminya hingga terkena pukulan Umar dan terluka.
Baca juga: Kisah Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah Binti Khuwailid
Mengetahui sang adik terluka karena pukulannya, Umar menyesali perbuatannya. Umar kemudian meminta lembaran mushaf yang dibaca keduanya.
“Berikan Alkitab yang tadi kalian baca!” tegas Umar.
Sang adik menjawab, “Engkau adalah orang yang najis. Alkitab ini tidak boleh disentuh kecuali orang-orang yang suci. Bangunlah dan mandilah jika mau.”
Umar pun bergegas mandi. Setelah itu ia membaca lembaran kitab tersebut yang berisi surat Thaha. Begitu membaca ayat demi ayat, Umar merasa terkesima.
“Alangkah indah dan mulianya kalam ini! Tunjukkan kepadaku dimana Muhammad saat ini berada!” pinta Umar. Setelah bertemu Rasulullah, Umar kemudian mengikrarkan keislamannya.
Setelah masuk Islam, Umar bin Khattab segera menemui orang yang paling pintar menyebarkan gosip untuk mengabarkan keislamannya, dia adalah Jamil bin Ma’mar.
Hal ini membuat kabar keislaman Umar bin Khattab cepat menyebar ke berbagai kalangan.
Tak hanya sampai disitu, Umar bin Khattab juga segera menemui orang yang paling memusuhi Islam, yaitu Abu Jahal untuk mengabarkan keislamannya. Sontak Abu Jahal mengutuk Umar atas berita tersebut, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
Baca juga: Kehidupan Masa Remaja Nabi Muhammad SAW
Masuk Islamnya dua sosok ini membuat barisan kaum Muslim semakin kuat dan berani melaksanakan ibadah secara terbuka di dekat Ka’bah.
Tak lama setelah masuk Islam, Umar menyampaikan idenya untuk berdakwah secara terbuka.
"Wahai Rasulullah, bukankah hidup dan mati kita dalam kebenaran?" tanya Umar.
Rasulullah menjawab: "Memang benar! Demi Allah, hidup dan mati kalian dalam kebenaran."
"Kalau begitu," kata Umar lagi, "Mengapa kita sembunyi-sembunyi? Demi Yang mengutus Anda demi kebenaran, kita harus keluar!"
Sejak saat itulah umat Islam berani melaksanakan ibadah secara terang-terangan dengan pengawalan Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang