Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sayyidina Hasan bin Ali: Rela Meletakkan Jabatan Demi Perdamaian

Kompas.com - 02/09/2025, 14:59 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib adalah putra Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Azzahra. Sayyidina Hasan merupakan salah satu cucu kesayangan Rasulullah SAW. Sayyidina Hasan mempunyai saudara Bernama Husain bin Ali bin Abi Thalib.

Hasan dan Husain adalah penghulu atau pemimpin para pemuda di surga nantinya. Hal ini disampaikan Rasulullah SAW dalam haditsnya.

الحَسَن والحُسَيْن سَيِّدا شَباب أهْل الجنة

Artinya: “Hasan dan Husain adalah pimpinan para pemuda penduduk surga.” (H.R. At Tirmidzi).

Baca juga: Kisah Pemugaran Kabah dan Peletakan Hajar Aswad

Sayyidina Hasan bin Ali Diangkat menjadi Khalifah

Kekhalifahan Khulafaur Rasyidin berakhir setelah Ali bin Abi Thalib dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam pada saat menunaikan sholat subuh.

Pembunuhan ini membuat kursi kekhalifahan kosong. Para penduduk saat itu terpecah menjadi dua kelompok besar. Satu kelompok adalah pendukung Ali bin Abi Thalib, sedangkan kelompok lainnya adalah kelompok pendukung Muawiyah bin Abu Sufyan.

Pasca kekosongan kursi khalifah, sebanyak 40 ribu penduduk Irak membaiat Sayyidina Hasan bin Ali menjadi khalifah pengganti. Pusat pemerintahannya berada di Kufah, Irak.

Di sisi lain, pendukung Muawiyah juga membaiat Muawiyah sebagai khalifah. Pusat pemerintahannya berada di Syams atau Damaskus.

Baca juga: Kisah Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah Binti Khuwailid

Sayyidina Hasan bin Ali Menyerahkan Kekhalifahan

Adanya dualisme kekhalifahan ini membuat umat Islam masih dalam suasana perpecahan saat itu. Ketegangan semakin menguat ketika kedua khalifah pada awalnya tidak ada yang mau menyerahkan kekuasaannya.

Ketika kedua pasukan mulai disiapkan dan bergerak untuk memerangi satu dengan lainnya, Sayidina Hasan kemudian memilih untuk menyerahkan kekhalifahan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pertumpahan darah antar umat Islam.

Sayyidina Hasan bin Ali rela meletakkan jabatan demi terjadinya perdamaian diantara umat Islam. Tindakan Sayyidina Hasan bin Ali ini sudah dikabarkan sebelumnya oleh Rasulullah SAW.

إِنَّ ابْنِى هَذَا سَيِّدٌ وَلَعَلَّ اللَّهَ يُصْلِحُ بِهِ بَيْنَ فِئَتَيْنِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ رَوَاهُ الْبُخَارِىُّ فِى الصَّحِيحِ

Artinya, “Rasulullah saw berkata: Anakku (cucuku) ini adalah seorang pemimpin, dan mungkin kelak Allah akan mendamaikan dua kelompok Muslim melalui dia.” (H.R. Bukhari).

Sayyidina Hasan bin Ali menjabat sebagai khalifah selama 6 bulan.

Baca juga: Kisah Tsabit bin Ibrahim: Tidak Mau Memakan Barang Haram Sedikitpun

Akhir Kehidupan Sayyidina Hasan bin Ali

Setelah meletakkan jabatannya, Sayyidina Hasan bin Ali dan keluarganya pindah ke Madinah. Beliau tidak lagi berkecimpung dalam dunia politik, meskipun banyak penduduk yang memintanya kembali menjadi khalifah.

Sayyidina Hasan bin Ali akhirnya meninggal di Madinah pada 28 Safar 50 Hijriyah atau bertepatan dengan 1 Apri 670 M dalam usia 45 tahun.

Sayyidina Hasan bin Ali meninggal setelah diracun oleh istrinya yang bernama Ja’dah binti Asy’ats bin Qais. Menurut beberapa Riwayat, Ja’dah binti Asy’ats bin Qais tega meracun suaminya karena iming-iming harta dari Muawiyah dan janji akan dinikahkan dengan putranya, Yazid bin Muawiyah.

Setelah meninggal, Sayyidina Hasan dimakamkan di pemakaman Baqi’ berdekatan dengan makam ibundanya Fatimah Az Zahra.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke