KOMPAS.com - Menanggapi maraknya pengibaran bendera bajak laut "One Piece" yang dilakukan sejumlah anak muda jelang HUT ke-80 Republik Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau aparat penegak hukum untuk bertindak secara persuasif, bukan represif.
Ketua MUI Bidang Infokom, KH Masduki Baidlowi, menyampaikan bahwa fenomena ini perlu dilihat secara bijak sebagai bentuk ekspresi anak muda yang kreatif, meskipun dinilai tidak tepat dilakukan menjelang momen penting kemerdekaan bangsa.
"Saya setuju dilakukan langkah-langkah persuasif, karena banyak anak muda yang kreatif bisa dilarikan ke hal-hal yang solutif dan membangun bangsa," ujar Kiai Masduki dilansir dari MUIDigital, Selasa (5/8/2025).
Baca juga: Potensi Wakaf Rp 2.000 Triliun, Indonesia Disebut Negara Paling Dermawan di Dunia
Juru Bicara Wakil Presiden ke-13 RI ini menyebut bahwa pengibaran bendera One Piece bisa dilihat sebagai aspirasi keprihatinan, bukan bentuk makar atau pengkhianatan.
"Kita ini negara demokrasi yang menjunjung kebebasan. Aspirasi anak muda tidak bisa dibendung dengan kekerasan," tegasnya.
Namun demikian, Masduki menilai aksi tersebut tidak tepat waktu, terutama karena dilakukan dalam suasana menjelang peringatan hari kemerdekaan.
Menurut Kiai Masduki, bulan Agustus adalah momen kolektif membangun suasana kebatinan nasional, terutama di tengah situasi transisi pemerintahan dari Presiden Jokowi ke Presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Kondisi ekonomi dan politik masih penuh tantangan. Kita butuh kekompakan batin di bulan Agustus ini untuk melangkah bersama ke depan."
Ia juga menekankan bahwa pengibaran bendera Merah Putih selama ini banyak dilakukan secara kreatif — mulai dari di dasar laut, puncak gunung, hingga mancanegara — sebagai bentuk kecintaan kepada Tanah Air.
MUI mengajak seluruh masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kebangsaan sepanjang bulan Agustus.
"Kalau nuansa kebangsaan dihidupkan dari Sabang sampai Merauke, saya kira sangat bagus. Kita bisa mengganti simbol-simbol luar dengan simbol-simbol nasional yang menguatkan semangat kemerdekaan."
Baca juga: Panduan Mandi Wajib: Niat, Rukun, dan Cara Lengkap agar Sah Menurut Islam
Meskipun tidak mendukung tindakan represif, Kiai Masduki menilai pengibaran bendera One Piece menjelang HUT RI bertentangan dengan semangat kebangsaan yang seharusnya digaungkan.
MUI berharap aparat dan masyarakat dapat menanggapi fenomena ini secara bijak. Persuasif bukan berarti membiarkan, melainkan mengarahkan energi kreatif anak muda ke arah yang membangun bangsa— bukan menggantikan simbol negara dengan karakter fiksi, terutama di momen sakral seperti Hari Kemerdekaan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini