KOMPAS.com-Lembaga Kesehatan Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) seiring meningkatnya curah hujan di berbagai daerah pada musim hujan 2025.
Wakil Ketua Lembaga Kesehatan MUI, Dr dr Bayu Wahyudi, menyampaikan bahwa potensi penularan DBD sangat rentan pada musim penghujan.
Ia mengimbau masyarakat dan pemerintah untuk waspada terhadap lonjakan kasus DBD di musim hujan.
“Berdasarkan laporan Kemenkes, memang terdapat peningkatan signifikan kasus DBD di musim hujan, khususnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, dan Kalimantan,” kata Bayu, Rabu (20/8/2025), dilansir dari laman MUI.
Baca juga: Cara Daftar 10 Pelatihan Gratis Kemenag, Ada Internet Sehat hingga Content Creator
Bayu menjelaskan bahwa gejala DBD antara lain demam tinggi mendadak selama 2-7 hari, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta nyeri di belakang mata.
“Mual, muntah, hingga muncul bintik merah di kulit. Kemudian trombosit rendah pada pemeriksaan laboratorium,” jelasnya.
Ia menegaskan agar pasien segera dibawa ke rumah sakit bila mengalami muntah terus-menerus, nyeri perut hebat, perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, muntah darah, dan buang air besar hitam.
“Pasien yang mengalami tanda syok seperti lemas, tangan kaki dingin, napas cepat, dan penurunan kesadaran harus segera ditangani medis,” paparnya.
Baca juga: Kemenag Gelar 10 Pelatihan Gratis via MOOC Pintar pada HUT ke-80 RI
Bayu mengingatkan bahwa penyakit DBD bisa berakibat fatal bila berkembang menjadi syok dengue atau Dengue Shock Syndrome.
Meski begitu, angka kematian dapat ditekan hingga di bawah satu persen apabila pasien segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Lembaga Kesehatan MUI juga mengajak masyarakat meningkatkan kesadaran dan gotong royong dalam pencegahan DBD melalui pemberantasan sarang nyamuk.
Selain itu, masjid, majelis taklim, dan lembaga pendidikan diimbau menjadi pusat edukasi kesehatan.
“Menjaga kebersihan dan kesehatan adalah bagian dari ibadah. Islam mengajarkan bahwa annadhofatu minal iman, kebersihan adalah sebagian dari iman,” ujarnya.
Ia menutup dengan ajakan agar masyarakat menjaga keluarga, lingkungan, dan masyarakat dari ancaman penyakit, khususnya DBD, dengan langkah pencegahan sejak dini.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!