KOMPAS.com - Lebih dari 5.000 peserta memadati Masjid Agung Sultan Alauddin Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Senin (22/9/2025). Mereka hadir dalam kegiatan Bincang Syariah Goes To Campus bertajuk “Mawlid For Earth: Sharia and Eco Wisdom”.
Kegiatan ini merupakan rangkaian Bissful Mawlid 1447 Hijriah yang digelar Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag).
Rangkaian acara tersebut telah berlangsung sejak 24 Agustus dan akan berakhir pada 2 Oktober 2025.
Baca juga: Dari Maulid ke Ekoteologi, 1.000 Orang Bahas Kerusakan Lingkungan di Masjid
Acara menghadirkan pendakwah kondang sekaligus influencer Husein Ja’far Al Hadar atau Habib Ja’far, yang mengulas isu lingkungan dari perspektif Islam.
Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad, mewakili Menteri Agama Nasaruddin Umar, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk tradisi yang terus dijaga Ditjen Bimas Islam untuk menyemarakkan hari besar Islam.
“Kami ingin menunjukkan kecintaan kepada Rasulullah SAW. dengan cara yang relevan dan berdampak bagi masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (23/9/2025).
Menurut Abu, Maulid Nabi merupakan momentum penting untuk memperkuat kecintaan kepada Nabi Muhammad saw. sekaligus mengintegrasikan nilai-nilai ajaran beliau dengan isu kekinian, termasuk lingkungan.
“Acara saat ini merupakan upaya dari Bimas Islam menerjemahkan gagasan Asta Protas Menteri Agama, yaitu ekoteologi,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa Islam mengajarkan keseimbangan antara kehidupan manusia dan alam. Karena itu, umat Islam memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga kelestarian bumi sebagai amanah.
Sementara itu, Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis, menyebut kegiatan Bincang Syariah Goes To Campus ini merupakan yang pertama kali dalam sejarah kampus tersebut.
“Ini kali pertama dalam sejarah UIN, maulid dihelat sebanyak ini bahkan bertaraf internasional karena yang hadir pesertanya juga ada 12 rombongan dari Muslim Australia,” katanya.
Menurut Hamdan, jumlah peserta yang hadir lebih dari 5.000 orang menunjukkan antusiasme tinggi terhadap tema eco-wisdom atau kebijaksanaan ekologis.
Baca juga: Peringati Maulid Nabi, Ansor Tegaskan Perjuangan Rasulullah sebagai Aspirasi Cinta untuk Negeri
“Eco-wisdom berarti bijak terhadap kehidupan alam. Banyak orang sulit membedakan ketercerahan dengan kebijaksanaan. Ketercerahan adalah memahami diri kita, untuk apa saya hadir dalam kehidupan. Tetapi di atas ketercerahan adalah kebijaksanaan, yaitu memahami kehidupan dari luar diri kita, yaitu lingkungan atau alam,” jelasnya.
Hamdan menekankan, kebijaksanaan ekologis sangat penting untuk mengatasi krisis lingkungan yang mengancam kehidupan manusia.
“Kita butuh meniru kebijaksanaan hidup Rasulullah saw. yang peduli pada lingkungan sekitarnya,” tandasnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini