KOMPAS.com-Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan komitmennya untuk mempercepat program revitalisasi gedung dan sarana prasarana madrasah.
Lebih dari 2.000 madrasah telah didata untuk segera mendapat giliran revitalisasi.
Pembahasan percepatan program ini dilakukan dalam Rapat Koordinasi Program Revitalisasi Tahap II di Jakarta, Senin (29/9/2025), dilansir dari laman Kemenag.
Baca juga: 34,6 Juta Pernikahan Tidak Tercatat, Kemenag Dorong Anak Muda Catat Nikah Resmi
Hadir dalam rapat tersebut Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin, Dirjen Pendidikan Islam Amin Suyitno, Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Nyayu Khodijah, para kepala madrasah penerima manfaat, pejabat pengadaan, serta tim sarana prasarana pendidikan madrasah.
Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin menekankan pentingnya pelaksanaan program yang cepat dan akuntabel.
“Anggaran ini tanggung jawab besar, sehingga harus dijalankan secara prudent, hati-hati, tapi juga tepat waktu,” ujarnya.
Kamaruddin menambahkan, pelaksanaan program perlu mempertimbangkan detail regulasi, mekanisme tender, hingga e-katalog.
“Mana yang paling sesuai dengan postur anggaran dan waktu yang tersedia, itu yang akan dipilih,” jelasnya.
Baca juga: Pesantren Al Khoziny Roboh, Kemenag Segera Turunkan Bantuan
Dirjen Pendidikan Islam Amin Suyitno menjelaskan bahwa revitalisasi madrasah termasuk dalam program prioritas Presiden Prabowo Subiyanto melalui skema Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC).
Dari total 2.120 satuan kerja, baru 190 madrasah yang rampung direvitalisasi pada 2025.
“Banyak sarpras madrasah mengalami kerusakan sedang hingga berat. Karena itu, Kemenag perlu ijtihad agar PHTC bisa menjawab kebutuhan mendesak ini,” ungkapnya.
Suyitno juga menekankan bahwa revitalisasi harus sejalan dengan agenda digitalisasi pendidikan yang dicanangkan Presiden.
“Digitalisasi madrasah harus hadir. Hal ini juga berdampak pada pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) di madrasah terpilih,” ujarnya.
Baca juga: Olimpiade Madrasah Bidang Sains Banjir Peminat, 204.000 Siswa Daftar dan Mayoritas Perempuan
Direktur KSKK Madrasah Nyayu Khodijah menyebutkan bahwa program revitalisasi harus berangkat dari kebutuhan riil madrasah.
“Besok ada telaah daerah, usulan dari madrasah akan direviu langsung oleh tim ahli,” katanya.
Nyayu juga mengingatkan agar kualitas revitalisasi mengikuti standar pembangunan di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
“Harus diantisipasi kendala teknis, misalnya cuaca ekstrem di akhir tahun yang bisa memperlambat distribusi bahan bangunan,” jelasnya.
Kemenag berharap revitalisasi tidak hanya memperbaiki fisik bangunan, tetapi juga menghadirkan wajah baru madrasah yang modern, layak, dan siap mendukung transformasi pendidikan nasional.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini