KOMPAS.com - Hidup bertetangga seharusnya dijalani dengan rukun dan harmonis. Sebab masing-masing orang tentu menginginkan hidup yang nyaman dan damai. Tetapi terkadang muncul masalah yang menyebabkan hubungan antar tetangga menjadi tidak harmonis.
Dalam hal bertetangga, maka yang terbaik adalah orang yang paling baik dengan tetangganya. Dan yang paling buruk adalah orang yang jahat dan kerap menyakiti tetangganya.
Baca juga: Adab-adab Bertetangga dalam Islam Lengkap dengan Dalilnya
Kehidupan bertetangga itu termasuk perkara yang sangat serius dalam Islam, bahkan Malaikat Jibril kerap mengingatkan Nabi Muhammad SAW akan hal tersebut, seakan-akan tetangga berhak mendapat harta waris.
مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِيْ بِالْـجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
Artinya: “Jibril senantiasa menasehatiku tentang tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mendapat bagian harta waris.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Karena seriusnya perkara bertetangga, maka ancaman bagi orang yang menyakiti tetangga juga sangat luar biasa, paling tinggi adalah masuk neraka.
Menyakiti tetangga termasuk perkara yang dilarang dalam Islam. Hal ini disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya.
مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاْليَومِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ
Artinya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya.“ (H.R. Bukhari dan Muslim).
Baca juga: Nasehat Ibrahim bin Adham agar Berhenti dari Maksiat
Dalam hadits lain disampaikan:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
Artinya: “Tidak masuk surga seseorang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya.“ (H.R. Bukhari dan Muslim).
Berikut ini beberapa ancaman bagi orang yang menyakiti tetangga atau berbuat jahat terhadapnya.
وَاللهِ لَا يُؤْمِنُ ، وَاللهِ لَا يُؤْمِنُ ، وَاللهِ لَا يُؤْمِنُ . قِيْلَ: وَ مَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: الَّذِيْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
Artinya: “Demi Allah, tidak beriman, tidak beriman, tidak beriman. Ada yang bertanya: ‘Siapa itu wahai Rasulullah?’. Beliau menjawab: ‘Orang yang tetangganya tidak aman dari bawa’iq-nya (kejahatannya)‘.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Baca juga: 10 Dampak Maksiat Terhadap Kehidupan Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah
إِنَّ فُلَانَةَ تَقُومُ اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ، وَتَفْعَلُ، وَتَصَدَّقُ، وَتُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا لَا خَيْرَ فِيهَا، هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ
Artinya: “Sesungguhnya Fulanah banyak melakukan shalat, shadaqah dan puasa. Hanya saja dia menyakiti tetangga dengan lisannya’. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Ia tak punya kebaikan sama sekali. Dia termasuk ahli neraka.” (H.R. Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al Hakim).
Demikianlah ancaman bagi orang yang menyakiti tetangganya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang