Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Teladan Nabi yang Membungkam Alasan Malas Ibadah

Kompas.com - 31/10/2025, 08:45 WIB
Khairina

Editor

Sumber Kemenag

KOMPAS.com-Beribadah kepada Allah merupakan kewajiban setiap hamba tanpa terkecuali.

Namun, sebagian orang justru meninggalkannya dengan berbagai alasan seperti sibuk, lelah, atau terlalu sibuk mengejar urusan dunia.

Jika ditelusuri lebih dalam, penyebab utamanya sering kali adalah rasa malas beribadah.

Dilansir dari laman Kemenag, dalam kitab Nashaihul ‘Ibad karya Syekh Nawawi Al-Bantani (Semarang, Karya Thoha Putra, t.t., hlm. 27), disebutkan bahwa di akhirat kelak Allah akan menampilkan empat sosok hamba-Nya.

Baca juga: 6 Rukun Wudhu yang Wajib Dipenuhi untuk Menyempurnakan Ibadah Sholat

Mereka dijadikan hujjah (bukti) untuk membungkam alasan orang-orang yang malas beribadah.

1. Nabi Sulaiman ‘Alaihissalam: Tetap Ibadah Meski Kaya dan Sibuk

Bagi orang yang beralasan sibuk mengurus harta dan pekerjaan hingga melupakan ibadah, Allah akan menampilkan sosok Nabi Sulaiman.

Beliau adalah raja dengan kekuasaan luas, harta melimpah, dan kesibukan luar biasa.

Namun, semua itu tidak membuatnya lalai beribadah kepada Allah.

Kekayaan dan jabatan tidak menjadi penghalang baginya untuk tetap taat dan bersyukur.

2. Nabi Yusuf ‘Alaihissalam: Sibuk Bekerja Tapi Tetap Ibadah

Sebagian orang menganggap pekerjaan menjadi alasan untuk meninggalkan ibadah.

Namun, di akhirat kelak Allah akan menampilkan Nabi Yusuf sebagai contoh bagi mereka.

Beliau pernah menjadi budak di istana Mesir dengan tanggung jawab besar terhadap majikannya.

Kesibukan tidak membuatnya lupa beribadah kepada Allah, bahkan semakin mendekatkan dirinya kepada Sang Pencipta.

Baca juga: Hukum Memejamkan Mata Saat Sholat: Boleh, Makruh, Sunnah, atau Wajib?

3. Nabi Ayyub ‘Alaihissalam: Tetap Taat Saat Sakit dan Menderita

Bagi mereka yang beralasan tidak beribadah karena sakit atau fisik lemah, Allah akan memperlihatkan Nabi Ayyub.

Beliau diuji dengan penyakit berat selama bertahun-tahun, kehilangan keluarga dan harta benda.

Namun, semua cobaan itu tidak membuatnya berpaling dari Allah.

Islam pun memberi keringanan bagi orang sakit agar tetap bisa melaksanakan ibadah sesuai kemampuan.

4. Nabi Isa ‘Alaihissalam: Ibadah dalam Kesederhanaan dan Kefakiran

Bagi mereka yang meninggalkan ibadah karena kemiskinan atau kesulitan hidup, Allah akan menampilkan Nabi Isa.

Beliau hidup dalam kesederhanaan, tanpa rumah, harta, atau istri.

Namun, kehidupan yang sempit tidak membuatnya lalai beribadah kepada Allah.

Kesederhanaan justru menjadi jalan bagi Nabi Isa untuk lebih dekat dengan Tuhannya.

Baca juga: Apakah Menelan Sisa Makanan saat Sholat Membatalkan Ibadah? Ini Penjelasan Ulama

Tidak Ada Alasan untuk Malas Beribadah

Empat sosok nabi tersebut menjadi bukti bahwa alasan apa pun tidak dapat membenarkan seseorang meninggalkan ibadah.

Baik karena sibuk, miskin, sakit, maupun lelah, semuanya akan terpatahkan di hadapan Allah.

Ibadah tidak bergantung pada keadaan, tetapi pada niat dan kesungguhan hati.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Menag Imbau Umat Beragama Saling Hormati Rumah Ibadah untuk Jaga Kerukunan
Menag Imbau Umat Beragama Saling Hormati Rumah Ibadah untuk Jaga Kerukunan
Aktual
Kafarat dalam Islam: Dalil, Jenis Pelanggaran, dan Cara Membayarnya
Kafarat dalam Islam: Dalil, Jenis Pelanggaran, dan Cara Membayarnya
Doa dan Niat
Mengenal Sifat Kikir: Penyakit Hati yang Membinasakan
Mengenal Sifat Kikir: Penyakit Hati yang Membinasakan
Doa dan Niat
Menag Resmikan Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Negeri Pertama di Indonesia
Menag Resmikan Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Negeri Pertama di Indonesia
Aktual
MUI Kembali Gelorakan Gerakan Boikot Produk Israel dalam Munas XI
MUI Kembali Gelorakan Gerakan Boikot Produk Israel dalam Munas XI
Aktual
MUI Siapkan Piagam Pedoman untuk 50 Tahun Mendatang dalam Munas XI
MUI Siapkan Piagam Pedoman untuk 50 Tahun Mendatang dalam Munas XI
Aktual
Doa Perlindungan dari Siksa Kubur yang Diajarkan Nabi Muhammad SAW
Doa Perlindungan dari Siksa Kubur yang Diajarkan Nabi Muhammad SAW
Doa dan Niat
Panduan Sholat Dhuha untuk Pemula: Waktu, Keutamaan, Niat, dan Doa Lengkap
Panduan Sholat Dhuha untuk Pemula: Waktu, Keutamaan, Niat, dan Doa Lengkap
Doa dan Niat
Kuota Haji 2026 Berubah, Menhaj Jelaskan Alasan Pemerintah Pilih Sistem Waiting List
Kuota Haji 2026 Berubah, Menhaj Jelaskan Alasan Pemerintah Pilih Sistem Waiting List
Aktual
Surat At Tin: Bacaan, Terjemahan, Asbabun Nuzul, dan Tafsirnya
Surat At Tin: Bacaan, Terjemahan, Asbabun Nuzul, dan Tafsirnya
Doa dan Niat
Kompas Gramedia Sambut Kunjungan MUI Jelang Munas XI, Bahas Tantangan Disrupsi Digital
Kompas Gramedia Sambut Kunjungan MUI Jelang Munas XI, Bahas Tantangan Disrupsi Digital
Aktual
Perintah Menjaga Pandangan dan Keutamaannya dalam Islam
Perintah Menjaga Pandangan dan Keutamaannya dalam Islam
Doa dan Niat
Arab Saudi Tambah Embarkasi Makkah Route, Makassar Masuk Daftar Layanan Baru
Arab Saudi Tambah Embarkasi Makkah Route, Makassar Masuk Daftar Layanan Baru
Aktual
Keutamaan Mengamalkan Doa Nabi Yunus Secara Terus-Menerus
Keutamaan Mengamalkan Doa Nabi Yunus Secara Terus-Menerus
Doa dan Niat
Tawadhu': Pengertian, Dalil, Ciri-ciri, dan Keutamaan
Tawadhu': Pengertian, Dalil, Ciri-ciri, dan Keutamaan
Doa dan Niat
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com