Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MUI KH Cholil Nafis: AI Tak Bisa Gantikan Ulama dalam Fatwa

Kompas.com, 13 Agustus 2025, 20:22 WIB
Farid Assifa

Editor

Sumber MUIDigital

KOMPAS.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, menjadi narasumber dalam Konferensi Internasional ke-10 Sekretariat Jenderal Lembaga dan Badan Fatwa di Dunia.

Konferensi tersebut digelar di Kairo, Mesir, pada 12-13 Agustus 2025 dan dihadiri oleh perwakilan dari 70 negara Arab serta negara Islam.

Kiai Cholil memaparkan materi berjudul: صناعةالمفتي الرشيد في عصر الذكاء الإصطناعي ("Bijak Berfatwa di Era Kecerdasan Buatan")

"Walhamdulillah saya mendapat undangan dan menjadi narasumber mewakili Majelis Ulama Indonesia," ungkap Kiai Cholil dilansir dari MUIDigital, Rabu (13/8/2025).

Baca juga: Jelang WMSJ 2025, 15.000 Pemuda Muslim Dunia Siap Berkumpul di Cibubur

Dalam paparannya, Kiai Cholil menegaskan bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) tidak dapat menggantikan peran ulama dalam memberikan fatwa keagamaan.

Ia menjelaskan bahwa AI adalah kemajuan teknologi yang patut disyukuri sebagai nikmat dan anugerah dari Allah SWT.

Namun, penggunaannya harus disertai dengan kebijaksanaan dan etika.

"Meskipun artificial intelligence secerdas apa pun dan memberi informasi yang banyak, ia adalah mesin yang tak berakal dan tak punya rasa. Maka jangan pernah menganggapnya seperti mujtahid dan meminta fatwa dalam masalah keagamaan," tegasnya.

Kiai Cholil menambahkan bahwa pemberian fatwa tidak hanya memerlukan penguasaan ilmu syariah, tetapi juga pemahaman yang utuh terhadap realitas masalah dan konteks sosial yang mengitarinya.

Tanggung jawab ini hanya dapat diemban oleh manusia, khususnya ulama, yang akan mempertanggungjawabkan fatwanya di hadapan Allah SWT.

Lebih lanjut, Kiai Cholil menyatakan bahwa AI hanyalah mesin yang dapat membantu mempercepat pekerjaan dengan memberikan data dan analisis sekadarnya.

Baca juga: Menag Ajak Aparat dan Tokoh Lokal Bersinergi Cegah Intoleransi

Oleh karena itu, AI seharusnya hanya ditempatkan sebagai alat bantu untuk memudahkan dan mempercepat kerja-kerja penghimpunan dan analisis.

"Jangan diberi tanggung jawab untuk membuat keputusan, apalagi sebagai penanggung jawab. Mufti itu memiliki tanggung jawab terhadap fatwanya di hadapan Allah SWT," jelas Kiai Cholil.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com