KOMPAS.com – Musyawarah Nasional (Munas) XI Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menekankan kembali aksi boikot terhadap produk Israel dan produk yang terafiliasi dengan Israel.
Penegasan ini disampaikan Ketua Steering Committee (SC) Munas XI MUI, KH Masduki Baidlowi, sebagai langkah lanjutan dari fatwa MUI yang telah lebih dulu menyerukan pemboikotan.
“Selama ini sudah berjalan, tetapi sebagaimana kita ketahui, ketika kena promosi lagi, umat cenderung lupa. Jadi tim rekomendasi menekankan itu,” ujar Kiai Masduki dalam konferensi pers jelang Munas XI MUI di Aula Buya Hamka, Kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2025).
Baca juga: MUI Siapkan Piagam Pedoman untuk 50 Tahun Mendatang dalam Munas XI
Menurut Ketua MUI Bidang Infokom tersebut, aksi boikot tidak boleh berhenti pada ajakan simbolik.
Ia menegaskan bahwa MUI akan mengiringi langkah boikot dengan pembangunan ekosistem alternatif, yakni penguatan UMKM nasional yang harus turut mendapat dukungan pemerintah.
“Ini sejalan dengan program pemerintah untuk mencintai produk-produk Indonesia,” jelasnya.
Sebagai tindak lanjut, kata Kiai Masduki, MUI akan mengundang pihak-pihak terkait seperti organisasi UMKM, HIPMI, dan Kadin untuk memperkuat ekosistem yang mendorong kemajuan UMKM nasional.
Ia menekankan bahwa boikot terhadap produk Israel dan produk terafiliasi Israel tidak boleh menjadi euforia sesaat.
“Gerakan ini harus terus dilakukan hingga Palestina benar-benar merdeka,” tegasnya.
Dalam Munas XI, MUI juga akan membahas strategi agar gerakan boikot dapat menjadi budaya dan gaya hidup (lifestyle) umat Islam Indonesia.
Dengan begitu, budaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan penggunaan serta kecintaan terhadap produk dalam negeri.
Senada dengan itu, Ketua Komisi E (Khusus) Munas XI MUI, KH Cholil Nafis, juga menegaskan pentingnya keberlanjutan gerakan boikot.
“Kita konsisten berjuang untuk Palestina karena benar-benar belum merdeka,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa gencatan senjata yang berlangsung saat ini tidak otomatis membuat Palestina pulih.
“Masih terjadi pembunuhan, penjarahan, dan peristiwa kemanusiaan yang menimpa rakyat Palestina. Hanya saja, tidak masif seperti sebelum gencatan senjata,” katanya.
Baca juga: Kompas Gramedia Sambut Kunjungan MUI Jelang Munas XI, Bahas Tantangan Disrupsi Digital
KH Cholil Nafis menegaskan bahwa indikator kemerdekaan Palestina belum terpenuhi.
“Contoh kedaulatan belum ada pada Palestina karena Baitul Maqdis, ketika ada yang mau ke sana, harus izinnya ke Israel, bukan Palestina,” tuturnya.
Munas XI MUI dijadwalkan akan merumuskan berbagai rekomendasi strategis untuk memperkuat gerakan boikot sekaligus mendorong kemandirian ekonomi umat melalui penguatan UMKM nasional.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang