KOMPAS.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) merayakan ulang tahun ke-50 pada 26 Juli 2025.
Dalam momentum setengah abad ini, MUI tengah mempersiapkan fondasi untuk menatap 50 tahun ke depan.
Komisi E (Khusus) Musyawarah Nasional (Munas) XI MUI sedang menyusun Shahifah atau Piagam MUI sebagai landasan kebijakan dan arah perjuangan organisasi ini untuk lima dekade mendatang.
Baca juga: Kompas Gramedia Sambut Kunjungan MUI Jelang Munas XI, Bahas Tantangan Disrupsi Digital
Kordinator Komisi E (Khusus) Munas XI MUI, KH Cholil Nafis, menjelaskan bahwa Piagam MUI terinspirasi dari Piagam Madinah yang ditetapkan pada zaman Rasulullah SAW, yang menjadi dasar bagi negara Madinah.
Dalam Piagam MUI, terdapat lima pokok perjuangan yang akan menjadi fokus utama.
Pertama, sektor keumatan sebagai khadimul ummah.
Kiai Cholil menjelaskan bahwa MUI akan menegaskan posisinya sebagai penyambung lidah umat Islam kepada negara.
Kedua, khidmah keumatan sosial yang bertujuan melindungi umat dari pemikiran sesat, akidah menyimpang, dan produk-produk yang tidak halal.
Dalam aspek ini, MUI juga akan fokus pada pemberdayaan umat agar dapat bersatu, solid, dan rukun, serta menjadi umat yang kuat.
Ketiga, khidmah kenegaraan.
Kiai Cholil menyatakan bahwa poin ini membahas bagaimana menjaga komunikasi masyarakat dan membangun kemitraan dengan pemerintah.
MUI akan menjadi mitra pemerintah selama itu sejalan dengan himayatul daulat.
"Ketika benar kita dukung, ketika salah kita mengingatkan. Ketiga khidmah kenegaraan menjaga negara tetap utuh, menjaga NKRI, menjaga dasar Pancasila," tuturnya kepada MUIDigital pada Rabu (19/11/2025).
Keempat, menjaga keadilan pasar.
Kiai Cholil menekankan pentingnya poin ini untuk melindungi umat dari hegemoni kepentingan kapitalis dan sosialis.
"Kita punya sistem sendiri yaitu Pancasila berdasarkan ajaran Islam, keadilan distribusi, termasuk penguatan ekonomi syariah, produk halal, dan seterusnya," tegasnya.
Kelima, jihad ketahanan digital.
Baca juga: Munas XI MUI 2025 Bahas Kecerdasan Buatan, KH Cholil Nafis: AI Bukan Guru Agama
Kiai Cholil mengingatkan bahwa kondisi teknologi digital saat ini menghadapi banyak tantangan, termasuk pengaruh artificial intelligence (AI) yang dapat mengubah cara umat dalam belajar, dari berguru kepada ulama menjadi berguru kepada mesin.
"Referensi yang valid menjadi referensi yang relatif. Kita ke depan perlu menguatkan kajian dan dakwah melalui digital," ujarnya.
Kiai Cholil menegaskan bahwa lima pokok tersebut akan menjadi dasar bagi MUI dalam merumuskan peta jalan perjuangan selama 50 tahun ke depan. "Ini akan dibahas dan diputuskan dalam acara Munas XI MUI," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang