KOMPAS.com - Ibnul Qayyim Al Jauziyah, salah seorang ulama besar yang kitab-kitabnya menjadi rujukan dalam memahami Islam pernah menyampaikan tentang adanya tiga jenis hati.
Ketiga jenis hati tersebut adalah hati yang selamat (qalbun salim), hati yang sakit (qalbun maridh), dan hati yang mati (qalbun mayyit).
Tulisan kali ini akan membahas tentang hati yang selamat atau qalbun salim lengkap dengan karakteristiknya. Simak selengkapnya!
Baca juga: 9 Doa Selamat Dunia dan Akhirat, Lengkap Beserta Artinya
Hati yang selamat (qalbun salim) adalah hati yang dipenuhi oleh kesadaran akan tujuan hidup yang hakiki yaitu untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT dengan menjalankan ketaatan kepada-Nya.
Hati yang selamat dipenuhi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sehingga dari hati tersebut memancar hidayah dan Taufik Allah SWT.
Dalam hati yang selamat, akal mampu menyerap dorongan nurani menjadi pandangan hidup dan dasar dari setiap aktivitas. Sementara itu, peran nafsu dapat dijaga sesuai dengan proporsinya sebagai sarana untuk mendukung ketaatan kepada Allah SWT.
Ada tiga karakteristik hati yang selamat, yaitu:
Akidah yang lurus bersumber dari ajaran Rasulullah SAW. Hal ini tercermin dalam keyakinan yang teguh dan pandangan yang mantap sebagaimana digambarkan dalam sebuah ayat:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya: “Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. Al An’am: 162).
Baca juga: Awas! Salah Niat Berakibat Tidak Selamat di Akhirat
Bersarangnya penyakit hati merupakan indikasi hati yang tidak sehat. Penyakit ini seringkali datang tanpa disadari dan sedikit demi sedikit menggerogoti hati.
Bentuk penyakit hati berupa semua penyimpangan dan kemaksiatan. Pangkal dari penyakit hati bersumber dari hawa nafsu.
Bagi hati yang selamat, sekecil apapun penyakit hati dapat terdeteksi sehingga ia tidak sempat bersarang di dalamnya. Hal ini ibarat sebuah kristal mengkilap yang terlindungi dalam sebuah wadah yang kokoh. Tidak ada kotoran yang dapat menempel padanya.
Seseorang yang memiliki hati yang sehat akan senantiasa bersemangat menyambut seruan-seruan Allah.
Ketika perintah Allah datang, mereka menyambutnya dengan senang hati dan bergegas untuk melaksanakannya. Prinsip hati yang sehat adalah “sami’na wa atha’na”, kami mendengar dan taat.
Kebahagiaan tertinggi bagi seseorang yang memiliki hati yang sehat adalah ketika mereka mampu menjalankan perintah Allah dengan kemampuan terbaik.
Orang dengan hati yang selamat akan merasa gundah dan sedih jika meninggalkan perintah atau melanggar larangan Allah SWT.
Baca juga: 6 Doa Selamat Dunia Akhirat, Lengkap Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahannya
Hati yang sehat merupakan bekal utama menuju kehidupan akhirat yang mulia dan bahagia. Allah Swt. berfirman:
وَلَا تُخْزِنِى يَوْمَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Artinya: “Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tiada lagi berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan qalbun salim (hati yang selamat).” (Q.S. Asy Syu'ara’: 87-89).
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini