 
                        
            KOMPAS.com - Aisyah binti Abu Bakar adalah salah satu istri Nabi Muhammad SAW. Ia merupakan putri dari sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq.
Aisyah menjadi istri kesayangan Nabi Muhammad SAW setelah Khadijah meninggal dunia. Untuk memahami kisah hidup Aisyah, simak penuturan lengkapnya di bawah ini.
Baca juga: Mengenal Istri-istri Nabi Muhammad SAW
Aisyah merupakan putri Abu Bakar Ash Shidiq. Lahir pada tahun kelima Kenabian. Menikah dengan Rasulullah saat usia 6 tahun. Pasca menikah, Rasulullah tidak langsung tinggal serumah dengan Aisyah.
Aisyah beru tinggal serumah dengan Rasulullah pada usia 9 tahun saat Rasulullah sudah berhijrah ke Madinah. Bahkan walimahnya juga baru diadakan di Madinah. Ada yang meriwayatkan pada tahun 1 Hijriah dan ada pula yang meriwayatkan tahun 2 Hijriah setelah perang Badar.
Dalam penuturannya, Aisyah menuturkan runtutan peristiwa saat resmi hidup bersama Rasulullah: “Ketika kami tiba di Madinah, aku terserang penyakit demam selama sebulan setelah itu rambutku tumbuh lebat sepanjang pundak.
Kemudian Ummu Ruman datang menemuiku waktu aku sedang bermain ayunan bersama beberapa orang teman perempuanku. Ia berteriak memanggilku, lalu aku mendatanginya sedangkan aku tidak mengetahui apa yang diinginkan dariku. Kemudian ia segera menarik tanganku dan dituntun sampai di muka pintu.
Aku berkata: Huh.. huh.. hingga nafasku lega. Kemudian Ummu Ruman dan aku memasuki sebuah rumah yang di sana telah banyak wanita Anshar. Mereka mengucapkan selamat dan berkah atas nasib yang baik.
Ummu Ruman menyerahkanku kepada mereka lalu mereka memandikanku dan meriasku, dan tidak ada yang membuatku terkejut kecuali ketika Rasulullah SAW datang dan mereka meyerahkanku kepada beliau.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Baca juga: 7 Keistimewaan Khadijah, Istri Nabi Muhammad yang Mulia
Selama menikah dengan Rasulullah, Aisyah pernah mendapat ujian yang cukup berat, yaitu dituduh berselingkuh dengan Shafwan bin Mu’athal. Kisah ini bermula saat Aisyah turut dalam sebuah perjalanan perang bersama Rasulullah.
Sebagaimana lumrahnya waktu itu, Aisyah didudukkan dalam sebuah tandu di atas punggung unta. Saat selesai perang, Aisyah keluar dari tandu untuk mencari kalungnya yang jatuh. Saat itu rombongan tidak tahu kalau Aisyah berada di luar tandu. Mereka segera menaikkan tandu ke unta dan berangkat menuju Madinah.
Mendapati rombongan sudah berangkat, Aisyah duduk menunggu hingga tertidur sampai keesokan harinya. Aisyah terbangun Ketika mendengar suara Shafwan yang kebetulan tertinggal dari rombongan.
Shafwan lantas meminta Aisyah menaiki untanya dan menuntunnya menyusul pasukan yang lebih dulu berangkat. Kejadian ini kemudian dimanfaatkan kaum munafik dibawah pimpinan Abdullah bin Ubay untuk memfinah Aisyah. Ia menuduh Aisyah telah berselingkuh.
Tuduhan itu membuat Aisyah jatuh sakit karena sangat sedih mendengarnya. Rasulullah pun belum bisa memutuskan apa yang harus dilakukan karena belum ada wahyu yang turun menjelaskan masalah tersebut.
Rasulullah sampai-sampai memanggil Ali bin Abi Thalib dan Usamah bin Zaid untuk membicarakan masalah perceraian. Namun keduanya turut menguatkan bahwa Aisyah adalah wanita yang baik dan tidak mungkin melakukan tindakan tercela tersebut.
Hampir sebulan lebih tidak ada jawaban mengenai masalah perselingkuhan tersebut hingga Allah akhirnya menurunkan Surat An Nur ayat 11-20 yang menjelaskan tentang duduk masalah tersebut. Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa Aisyah tidak melakukan perselingkuhan sebagaimana yang dituduhkan kepadanya.
Baca juga: Kisah Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah Binti Khuwailid
Pernikahan Rasulullah dengan Aisyah kerap menjadi bahan untuk menyudutkan Rasulullah, sebab Aisyah dianggap masih di bawah umur saat dinikahi Rasulullah. Namun dalam konteks masa itu, sebenarnya hal ini tidak menjadi masalah.
Selain itu, pernikahan Rasulullah SAW dengan Aisyah membawa banyak hikmah, salah satunya banyak ajaran Islam yang diriwayatkan melalui Aisyah.
Sebagai seseorang yang masih muda saat menikah dengan Rasulullah, Aisyah sangat kuat hafalannya sehingga banyak meriwayatkan hadits. Jumlah hadits yang diriwayatkan Aisyah mencapai lebih dari 2000 hadits.
Saat Rasulullah wafat, Aisyah masih berusia 18 tahun. Sepeninggal Rasulullah, Aisyah sempat terlibat perselisihan dengan Ali bin Abi Thalib di perang Jamal. Pada perang tersebut, Aisyah membawa pasukan berhadapan dengan pasukan Ali bin Abi Thalib. Pasukan Aisyah kalah dalam perang tersebut.
Ummul Mukmini Aisyah hidup hingga tahun 58 Hijriah atau meninggal di usia 66 tahun di akhir masa pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan. Ia meninggal karena sakit dan dimakamkan di pemakaman Baqi'.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang