Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doa Saat Merasa Dizalimi Berdasarkan Alquran dan Hadis

Kompas.com, 4 November 2025, 08:15 WIB
Khairina

Editor

KOMPAS.com-Merasa dizalimi adalah ujian berat yang sering membuat hati terluka dan batin tersiksa.

Dalam ajaran Islam, Allah SWT melarang keras segala bentuk kezaliman dan menjanjikan pertolongan bagi orang-orang yang teraniaya.

Rasulullah SAW bersabda:

“Takutlah terhadap doa orang yang dizalimi, karena tidak ada penghalang antara doa itu dengan Allah.”
(HR. Tirmidzi, no. 3598; HR. Bukhari, no. 2448)

Berikut beberapa doa dari Alquran dan hadis sahih yang dapat diamalkan saat merasa dizalimi.

Baca juga: 7 Doa dan Amalan Sebelum Ujian TKA 2025 agar Diberi Kemudahan dan Hasil Terbaik

1. Doa Nabi Nuh AS untuk Memohon Pertolongan

فَدَعَا رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَغْلُوْبٌ فَانْتَصِرْ ۝١٠
fa da‘â rabbahû annî maghlûbun fantashir
Dia (Nuh) lalu mengadu kepada Tuhannya, “Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).” (QS Al Qamar ayat 10)

Doa singkat ini diucapkan Nabi Nuh AS saat menghadapi penolakan dan kezaliman kaumnya.
Umat Islam dapat membacanya ketika menghadapi tekanan atau perlakuan tidak adil.

2. Doa Nabi Musa AS untuk Ketenangan dan Kekuatan

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي. وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي. وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِي. يَفْقَهُوا قَوْلِي

Latin: Rabbi syrah li shadri, wa yassir li amri, wahlul ‘uqdatan min lisani, yafqahu qawli

Artinya: “Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku agar mereka mengerti perkataanku.”
(QS Thaha: 25–28)

Doa ini mengajarkan ketenangan dalam menghadapi tekanan dan ketidakadilan, agar hati tetap lapang dan ucapan terjaga.

3. Doa Nabi Yusuf AS untuk Perlindungan dari Kezaliman

رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ الْجَاهِلِينَ

Latin: Rabbi as-sijnu ahabbu ilayya mimma yad‘uunani ilaih, wa illa tashrif ‘anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun minal jahilin

Artinya: “Ya Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Jika Engkau tidak hindarkan tipu daya mereka dariku, niscaya aku akan cenderung kepada mereka dan termasuk orang-orang yang bodoh.”
(QS Yusuf: 33)

Doa ini menggambarkan permohonan Nabi Yusuf AS agar diselamatkan dari tipu daya dan kezaliman.

Cocok dibaca saat seseorang ingin memohon perlindungan dari fitnah atau tekanan yang menjerumuskan.

Baca juga: TKA 2025 Digelar Serentak, Berikut 5 Doa agar Diberi Kelancaran dan Ketenangan Hati

4. Doa Nabi Muhammad SAW Saat Dianiaya

اللَّهُمَّ أَنْتَ عَضُدِي وَأَنْتَ نَصِيرِي بِكَ أَحُولُ وَبِكَ أَصُولُ وَبِكَ أُقَاتِلُ

Latin: Allahumma anta ‘adhudi wa anta nashiri, bika ahulu wa bika ashilu wa bika uqaatilu

Artinya: “Ya Allah, Engkaulah penolongku dan pelindungku. Dengan-Mu aku bergerak, dengan-Mu aku menyerang, dan dengan-Mu aku berjuang.”
(HR. Abu Dawud, no. 2632; Ahmad, no. 17144 – hadis sahih)

Doa ini dibaca Rasulullah SAW dalam peperangan dan saat menghadapi kezaliman musuh.
Mengandung makna menyerahkan seluruh kekuatan dan pembelaan hanya kepada Allah SWT.

Makna dan Hikmah dari Doa Orang Terzalimi

Doa dari orang yang dizalimi adalah senjata spiritual yang sangat kuat.

Dalam hadis sahih disebutkan, doa orang yang dizalimi akan langsung diangkat ke hadapan Allah tanpa penghalang.

Dengan berdoa, seorang mukmin menjaga hati dari dendam dan menyerahkan sepenuhnya urusan keadilan kepada Allah, Zat yang Maha Melihat dan Maha Adil.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com