KOMPAS.com-Ayat seribu dinar menjadi salah satu amalan populer di kalangan umat Islam karena diyakini mampu mendatangkan rezeki dan menghadirkan ketenangan batin.
Amalan ini berasal dari potongan ayat dalam Surah At-Thalaq ayat 2–3 yang memuat janji Allah SWT bagi hamba-Nya yang bertakwa dan bertawakal.
Ayat ini sering dibaca sebanyak tiga kali setelah shalat fardhu sebagai bentuk doa memohon kelapangan rezeki dan perlindungan.
Keyakinan ini tumbuh seiring pemahaman bahwa rezeki yang diberikan Allah tidak hanya berupa materi, tetapi juga berupa ketenangan, kelapangan hati, dan keberkahan dalam hidup.
Baca juga: Ayat Seribu Dinar: Doa dari Al-Qur’an yang Diyakini Membuka Pintu Rezeki Tak Terduga
Berikut bacaan ayat seribu dinar dalam versi latin:
Wa may yattaqillaha yaj al-lahu makhraja. Wa yarzuq-hu min aisu la yahtasib, wa may yatawakkal alallahi fa huwa hasbuh, innallaha baligu amrih, qad ja alallahu likulli syai in qadra.
Artinya:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 2–3)
Ayat tersebut menegaskan bahwa pertolongan Allah diberikan kepada hamba yang menjaga ketakwaan dan menggantungkan sepenuhnya harapan hanya kepada-Nya.
Baca juga: Keutamaan Membaca Dua Ayat Terakhir Surat Al Baqarah
Penamaan ayat seribu dinar memiliki kisah yang berkembang di tengah masyarakat. Kisah tersebut menceritakan seorang pedagang yang dalam mimpinya didatangi Nabi Khidir AS.
Dalam mimpi itu, Nabi Khidir AS memintanya bersedekah sebanyak seribu dinar emas kepada fakir miskin.
Pedagang tersebut melakukan sedekah tersebut sesuai mimpinya. Setelah itu, Nabi Khidir AS kembali hadir dalam mimpi dan mengajarkan amalan berupa bacaan Surah At-Thalaq ayat 2–3 sebagai doa untuk memohon keselamatan dan petunjuk dari Allah SWT.
Ketika pedagang itu berlayar, kapalnya karam akibat badai. Ia berhasil selamat bersama seluruh harta bendanya, sementara penumpang lainnya tidak berhasil diselamatkan. Ia kemudian menetap di negeri baru, berdagang, dan terus mengamalkan ayat seribu dinar hingga akhirnya diangkat menjadi raja.
Kisah tersebut menggambarkan keyakinan kuat tentang pertolongan Allah bagi siapa pun yang bertakwa dan bersedekah dengan ikhlas.
Baca juga: Makna Surat Yasin Ayat 82–83: Bukti Kekuasaan Allah atas Segala Sesuatu
Ayat seribu dinar mengajarkan pentingnya ketakwaan, yaitu menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ketakwaan menjadi jalan datangnya pertolongan, kemudahan urusan, serta rezeki dari arah yang tidak disangka.
Makna rezeki dalam ayat ini tidak terbatas pada materi, tetapi mencakup kesehatan, ketenangan batin, perlindungan, serta kelapangan hati. Pertolongan tersebut datang atas kehendak Allah SWT yang Mahakuasa dalam menentukan segala sesuatu.
Ayat seribu dinar juga mengingatkan pentingnya tawakal, yaitu menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah setelah melakukan ikhtiar. Sikap ini menjadi pondasi bagi umat Muslim dalam menghadapi ujian kehidupan.
Baca juga: Tafsir Surat Ibrahim Ayat 7 dan Kandungan Pesannya
Beragam keutamaan diyakini terkandung dalam ayat seribu dinar saat diamalkan secara konsisten dan disertai keyakinan penuh kepada Allah SWT.
Amalan ini membantu mendekatkan diri kepada Allah, menumbuhkan rasa cinta kepada Sang Pencipta, dan memperkuat keimanan.
Ayat ini diyakini mendatangkan rezeki yang datang secara tak terduga, sekaligus mengingatkan umat untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan.
Doa dalam ayat ini menjadi permohonan pertolongan kepada Allah saat menghadapi ujian hidup.
Kandungan ayat mengajarkan pentingnya bekerja keras disertai tawakal sebagai bentuk keyakinan bahwa hasil terbaik datang atas izin Allah.
Ayat ini diyakini menjadi benteng dari berbagai musibah, sebagaimana kisah pedagang yang selamat dari kapal karam.
Keutamaan ayat seribu dinar membawa ketenangan batin, kesehatan, dan keberkahan hidup bagi mereka yang mengamalkannya dengan ikhlas.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih. Berikan apresiasi sekarang