Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menabrak Kucing Bikin Sial? Begini Penjelasan Islam

Kompas.com, 10 September 2025, 15:45 WIB
Khairina

Editor

Sumber Kemenag

KOMPAS.com – Kucing merupakan salah satu hewan yang banyak dijumpai di sekitar manusia. Tidak hanya dipelihara di rumah, kucing juga sering berkeliaran di jalanan sehingga rawan tertabrak kendaraan.

Sebagian orang meyakini bahwa menabrak kucing, meski tidak sengaja, bisa menjadi pertanda buruk atau mendatangkan kesialan. Namun, bagaimana pandangan Islam mengenai hal ini?

Baca juga: Doa Iftitah Pendek Pembuka Pintu Surga: Arab, Latin, dan Artinya

Islam Mengajarkan Kasih Sayang terhadap Kucing

Sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam, Islam mengajarkan umatnya untuk menyayangi makhluk Allah, termasuk kucing.

Dilansir dari laman Kemenag, dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW menceritakan tentang seorang perempuan yang diazab karena menyiksa seekor kucing hingga mati. Perempuan itu mengurung kucingnya tanpa diberi makan dan minum, serta tidak melepaskannya agar bisa mencari makanan sendiri.

Hadits ini menegaskan bahwa menyiksa atau membiarkan kucing menderita termasuk perbuatan dosa besar.

Baca juga: Kumpulan Doa Saat Gerhana Bulan Total 7–8 September 2025

Tidak Sengaja Menabrak Kucing Bukan Dosa

Berbeda halnya jika peristiwa melukai atau menabrak kucing terjadi tanpa disengaja. Allah SWT menegaskan dalam Surat Al-Ahzab ayat 5, bahwa kesalahan yang dilakukan secara tidak sengaja tidak dihitung sebagai dosa.

Artinya, seseorang yang tanpa sengaja menabrak kucing tidak perlu mengaitkannya dengan kesialan atau musibah. Dalam Islam, keyakinan semacam ini dikenal dengan istilah tathayyur, yaitu mengaitkan sebuah peristiwa dengan pertanda buruk, dan hal ini tidak dibenarkan.

Kesialan Muncul karena Sugesti Negatif

Imam Al-Munawi dalam kitab Faidlul Qadir menjelaskan, orang yang merasa dirinya sial karena peristiwa tertentu sebenarnya sedang terjebak dalam sugesti negatif. Keyakinan seperti ini justru bisa melemahkan tawakal kepada Allah SWT.

Dengan demikian, menabrak kucing di jalanan tidak ada hubungannya dengan kesialan. Jika ada hal buruk yang terjadi setelahnya, kemungkinan besar itu dipicu oleh sugesti dan kekhawatiran yang berlebihan.

Baca juga: Tak Hanya Laki-laki, Ribuan Mahasiswi Kini Bisa Raih Beasiswa Indonesia Bangkit Kemenag

Sikap yang Dianjurkan dalam Islam

Apabila tidak sengaja menabrak kucing hingga terluka atau mati, pengendara dianjurkan menepi sejenak, menenangkan diri, dan membaca istighfar. Hal ini bisa menjadi pengingat agar hati dan pikiran tetap fokus mengingat Allah di perjalanan.

Selain itu, jika memungkinkan, bangkai kucing sebaiknya dipindahkan atau dikuburkan agar tidak mengganggu pengendara lain.

Doa untuk Kelancaran Perjalanan

Islam mengajarkan umatnya untuk memulai perjalanan dengan doa, dzikir, dan senantiasa mengingat Allah. Dengan begitu, perjalanan menjadi lebih tenang, hati lebih lapang, dan insyaAllah terhindar dari hal-hal buruk.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com