KOMPAS.com – Di antara sekian banyak amalan ringan namun besar manfaatnya dalam Islam, membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW menjadi salah satu yang paling dianjurkan.
Salah satu bacaan sholawat pendek namun sangat mulia adalah:
الَلهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدنَا مُحَمَّدٍ
"Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad."
Bukan hanya bentuk cinta kepada Rasulullah SAW, sholawat ini juga disebut sebagai pembuka pintu ampunan dosa, sebagaimana disebut dalam berbagai riwayat dan keterangan ulama.
Baca juga: Niat Sholat Taubat dan Tata Caranya Sesuai Sunnah Nabi
Dalam hadis sahih riwayat Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda:
مَن صلَّى علَيَّ صَلاةً واحِدةً صلَّى اللهُ عليه عَشْرَ صَلواتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطيئاتٍ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجاتٍ
“Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali, dihapus darinya sepuluh dosa, dan ditinggikan baginya sepuluh derajat." HR. Muslim)
Artinya, setiap kali seseorang mengucapkan sholawat, Allah tidak hanya membalas dengan rahmat, tapi juga menghapus dosa dan mengangkat derajat.
Para ulama dari berbagai mazhab menegaskan bahwa membaca sholawat secara istiqomah, apalagi saat pagi dan petang, adalah cara untuk mensucikan diri dari kesalahan yang dilakukan secara sadar maupun tidak.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menuliskan bahwa sholawat dapat menjadi wasilah penghapus dosa-dosa kecil yang tak terasa menumpuk setiap harinya sehingga bisa bebas dari hisab di akhirat kelak.
Imam Al Ghazali menceritakan sebuah hadis Abul Hasan tentang pertemuannya dengan Rasulullah SAW.
وروي عن أبي الحسن قال رأيت النبي صلى الله عليه و سلم في المنام فقلت يا رسول الله بم جوزي الشافعي عنك حيث يقول في كتابه الرسالة وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ كُلَّمَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وغَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ الغَافِلُوْنَ فقال صلى الله عليه و سلم جوزي عني أنه لا يوقف للحساب
Artinya:
Diriwayatkan dari Abul Hasan, ia bercerita, ia mimpi bertemu Rasulullah saw, ‘Wahai Rasulullah, apa hadiah besar untuk As-Syafi’i yang bershalawat dalam Kitab Ar-Risalah-nya, ‘Wa shallāllahu ‘alā Muhammadin kullamā dzakarahudz dzākirūna, wa ghafala ‘an dzikrihil ghāfilūna?’ ‘Hadiah besarku untuk As-Syafi’i bahwa ia tidak akan dihentikan untuk hisab nanti’." (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin juz I, halaman 391)
Banyak ahli hikmah menyarankan agar sholawat dibaca setelah sholat taubat. Karena setelah memohon ampun kepada Allah, menyebut nama Rasulullah adalah bentuk permohonan syafaat yang sangat kuat di sisi Allah.
Sholawat menjadi bentuk taubat batiniah — memperbaiki hati dengan menghadirkan Rasulullah dalam pikiran dan hati secara konsisten.
Beberapa waktu yang dianjurkan untuk membaca sholawat ini:
Membaca sholawat saat menangis dalam doa juga disebut sangat mustajab.
Baca juga: Keutamaan Sholawat “Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad”: Membuka Pintu Rahmat dan Ampunan Allah
Membaca sholawat seperti “Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad” bukan sekadar ritual, tapi investasi spiritual.
Satu kalimat ringan ini mengandung kekuatan untuk menghapus dosa, mendatangkan rahmat, dan memperkuat ikatan cinta kepada Rasulullah SAW.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!