KOMPAS.com – Pernahkah Anda mengalami momen ketika tubuh sudah rebah di atas ranjang, namun pikiran justru semakin gaduh? Bukannya terlelap, rasa gelisah malah bergulir dari satu masalah ke masalah lain, membuat mata sulit terpejam.
Fenomena ini bukan hal asing. Sebuah survei yang dilakukan Honestdocs pada 2019—setahun sebelum pandemi—menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat produktif Indonesia mengalami gangguan tidur.
Dari 2.944 responden, sebanyak 68 persen adalah perempuan dan 32 persen laki-laki berusia 18–24 tahun. Hasilnya, lebih dari dua pertiga responden mengaku kurang tidur.
Baca juga: Ada Apa dengan Usia 40 Tahun Menurut Islam? Ini Penjelasan Buya Yahya
Penyebabnya beragam. Sekitar 28 persen menyebut kesulitan tidur karena insomnia, stres, hingga depresi.
Padahal, menurut rekomendasi Kementerian Kesehatan, orang berusia 18–40 tahun seharusnya mendapatkan tidur 7–8 jam per hari.
Di era digital saat ini, gawai dan media sosial turut memperburuk keadaan. Tak sedikit orang yang justru menunda tidur karena keasyikan menggulir layar Instagram atau TikTok.
Namun, kesulitan tidur bukan hanya masalah generasi modern. Ribuan tahun lalu, sahabat Nabi Muhammad SAW, Zaid bin Tsabit, juga pernah mengeluhkan insomnia yang dialaminya.
Dalam kitab al-Adzkar karya Imam an-Nawawi (w. 676 H), diceritakan bahwa Zaid bin Tsabit mendatangi Rasulullah SAW karena sulit tidur.
Rasulullah kemudian mengajarkan sebuah doa khusus yang dibaca sebelum tidur ketika hati sedang gelisah:
اللَّهُمَّ غارَتِ النُّجومُ، وهَدأَتِ العُيونُ، وأنت حَيٌّ قيُّومٌ للا تأْخُذُك سِنةٌ ولا نومٌ، يا حَيُّ يا قيُّومُ، أهْدِئْ لَيْلِي، وأنِمْ عَيني
“Allohumma ghoorotin nujuumu wa hadaatil ‘uyuunu, wa anta hayyun qayyumun laa ta’khudzuka sinatun wa laa namun, yaa hayyu ya qayyum ahdi’ layli, wa anim ‘ainii.”
Artinya: “Ya Allah, bintang gemintang telah meredup, kebanyakan mata telah beristirahat. Sedang Engkau Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus makhluk-Mu. Engkau tidak dilanda oleh kantuk dan tidak pula tidur. Wahai Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus, istirahatkanlah malamku dan tidurkanlah mataku.”
Menurut riwayat tersebut, setelah membaca doa ini, Zaid bin Tsabit merasakan ketenangan hingga akhirnya bisa tidur dengan nyenyak.
Kisah ini mengajarkan bahwa tidur bukan sekadar rutinitas biologis, tetapi juga bagian dari ibadah dan ketenangan jiwa.
Rasulullah SAW sendiri menekankan pentingnya tidur yang cukup sebagai cara menjaga kesehatan tubuh, sekaligus menguatkan spiritualitas.
Baca juga: Tata Cara Shalat Gaib Lengkap dengan Bacaan Niat, Doa, dan Artinya
Bagi masyarakat modern yang kerap dihantui overthinking sebelum tidur, doa ini bisa menjadi solusi spiritual untuk menenangkan hati.
Sembari tetap menjaga pola hidup sehat, doa dari Rasulullah SAW ini dapat membantu siapa pun yang merasa pikirannya terlalu riuh di malam hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.