KOMPAS.com - Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November menjadi momentum untuk kembali mengenang besarnya peran para pendidik dalam perjalanan hidup kita.
Dalam Islam, guru— mu’allim atau ustadz —dipandang sebagai sosok yang memegang kedudukan mulia karena melalui mereka Allah membuka pintu ilmu dan petunjuk.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menegaskan bahwa kedudukan guru berada tepat setelah para nabi karena guru adalah pewaris ilmu dan akhlak para nabi.
Baca juga: Teks Doa Peringatan Hari Guru Nasional 2025 Resmi dari Kemenag
Maka, mendoakan guru adalah bagian dari adab ilmu sekaligus bentuk syukur atas keberkahan yang mereka sebarkan.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِمُعَلِّمِينَا وَارْحَمْهُمْ، وَبَارِكْ فِي عِلْمِهِمْ، وَاجْزِهِمْ عَنَّا خَيْرَ الْجَزَاءِ، وَارْفَعْ دَرَجَاتِهِمْ كَمَا عَلَّمُونَا مَا يَنْفَعُنَا، وَاجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يَحْفَظُونَ الْعِلْمَ وَيَنْشُرُونَهُ بِالْحِكْمَةِ.
Allahumma’ghfir li-mu’alliminā warhamhum, wa bārik fī ‘ilmihim, wajzihim ‘annā khairal-jazā’, warfa‘ darajātihim kamā ‘allamūnā mā yanfa‘unā, waj‘alnā mina alladzīna yahfazhūnal-‘ilma wa yansyurūnahu bil-hikmah.
“Ya Allah, ampunilah para guru kami, sayangilah mereka, berkahilah ilmu yang mereka ajarkan, dan balaslah jasa mereka dengan sebaik-baik balasan. Angkatlah derajat mereka sebagaimana mereka telah mengajarkan kepada kami ilmu yang bermanfaat. Jadikanlah kami orang-orang yang menjaga ilmu dan menyebarkannya dengan penuh hikmah.”
Rasulullah SAW bersabda:
“Para ulama adalah pewaris para nabi." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Guru termasuk dalam kategori orang yang mewariskan ilmu. Karena itu memuliakan guru berarti memuliakan warisan kenabian.
Imam Malik berkata kepada muridnya:
“Ilmu tidak dapat diambil dari orang yang tidak menghormati guru.”
Doa merupakan salah satu bentuk adab tertinggi, sebagai wujud penghormatan atas jerih payah guru.
Menghargai guru yang sudah mengajarkan ilmu dan akhlak adalah sesuatu yang penting dan harus dilakukan. Bahkan Rasulullah SAW menyatakan barang siapa yang tidak menghargai dan menghormati guru, maka ia bukan masuk pada umatnya.
Sebagaimana diriwayatkan Ahmad dan At-Tirmidzi:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا
Artinya: "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua, tidak menyayangi anak kecil kami, dan tidak mengerti (hak) orang yang berilmu (agar diutamakan pandangannya)."
Guru telah menuntun kita mengenal huruf, membaca ayat, memahami logika, hingga belajar akhlak. Semua itu adalah bagian dari pemberian Allah melalui mereka.
Dalam Islam, keberkahan ilmu sangat ditentukan oleh keberkahan guru yang mengajarkannya.
Doa ini meneguhkan komitmen bahwa ilmu bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memberi manfaat bagi sesama—khairunnās anfa‘uhum lin-nās (sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain).
Hari Guru 2025 menjadi saat yang tepat bagi kita untuk kembali menundukkan hati, mengenang setiap guru yang pernah hadir di hidup kita—baik guru di sekolah, guru agama, maupun guru kehidupan.
Baca juga: Sirah Nabawiyah: Kisah Hidup Nabi Muhammad SAW dari Lahir hingga Wafat
Mungkin kita tak bisa membalas segala jasa mereka, tetapi doa adalah cara terbaik untuk menghaturkan rasa terima kasih yang tak pernah cukup diucapkan dengan kata.
Semoga Allah merahmati para guru, menguatkan mereka yang masih mengajar, dan meninggikan derajat mereka yang telah wafat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang