KOMPAS.com - Guru mempunyai kedudukan mulia dalam Islam. Guru adalah orang yang bertugas memberikan ilmu kepada manusia. Ia membawa cahaya dengan ilmunya untuk menerangi orang-orang yang membutuhkannya.
Kata guru berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya berat. Dalam hal ini berat karena sarat akan ilmu. Secara istilah, guru adalah orang yang mengajari suatu ilmu. Islam sebagai agama yang sangat menghormati ilmu, memuliakan profesi seorang guru.
Baca juga: Keutamaan Shalat Hajat Lengkap dengan Tata Cara dan Doanya
Berikut ini beberapa keutamaan dan kemuliaan guru menurut Islam.
Guru atau secara umum orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dalam Islam. Guru diibaratkan seperti kedudukan Nabi dibandingkan dengan orang terendah yang ada.
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كََفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ
Artinya: “Keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaanku atas yang terendah darimu.“ (H.R. At Tirmidzi).
Guru atau orang yang mengajarkan ilmu yang bermanfaat bagi manusia akan didoakan oleh Allah SWT, para malaikat, dan seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi.
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَمَوَاتِ وَاْلأَرَضِيْنَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِى حُجْرِهَا وَحَتَّى الْحُوْتَ لَيُصَلُّوْنَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
Artinya: “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala, malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, bahkan semut di dalam lobangnya sampai ikanpun berdo’a bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (H.R. At Tirmidzi).
Baca juga: Keutamaan Berwudhu Sebelum Tidur, Dalil Hadis dan Manfaatnya bagi Muslim
Guru atau orang yang mengajarkan ilmu kemudian diamalkan oleh orang yang diberi ilmu, maka ia akan mendapatkan limpahan pahala dari orang yang mengamalkannya.
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْل ُأُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ, لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا
Artinya: “Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, niscaya ia mendapat pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, dan tidak mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.” (H.R. Muslim).
Guru atau orang yang mengajarkan ilmu akan mendapat limpahan pahala yang terus menerus meskipun ia sudah meninggal dunia.
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya: "Apabila anak adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya darinya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (sedekah yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang selalu mendoakannya." (H.R. Muslim).
Baca juga: Keutamaan Mengamalkan Doa Nabi Yunus Secara Terus-Menerus
Mengajarkan ilmu digolongkan sebagai orang yang bersedekah, bahwkan termasuk sebaik-baik sedekah.
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ أَنْ يَتَعَلَّمَ الْمُسْلِمُ عِلْمًا، ثُمَّ يُعَلِّمَهُ أَخَاهُ الْمُسْلِمُ
Artinya: "Sebaik-baik sedekah adalah seseorang muslim belajar ilmu, kemudian mengajarkannya kepada saudaranya sesama muslim." (H.R. Ibnu Majah).
Itulah 5 keutamaan dan kemuliaan seorang guru dalam Islam. Semoga bermanfaat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang