Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hitung Mundur Puasa Ramadhan 2026: Sisa 87 Hari, Ini yang Perlu Dipersiapkan Umat Islam

Kompas.com - 23/11/2025, 18:26 WIB
Khairina

Editor

KOMPAS.com-Umat Islam di Indonesia mulai menghitung hari menjelang datangnya Ramadhan 1447 Hijriah atau Ramadhan 2026 yang diperkirakan tiba pada pertengahan Februari tahun depan.

Berdasarkan hasil hisab Pimpinan Pusat Muhammadiyah, awal Ramadhan 1447 H jatuh pada Rabu, 18 Februari 2026.

Penetapan tersebut tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2025 tentang hasil hisab awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1447 H.

Jika dihitung pada 23 November 2025, maka waktu menuju awal Ramadhan tinggal 87 hari lagi.

Baca juga: Hitung Mundur Ramadhan 2026: Tersisa 99 Hari Lagi Menuju Bulan Suci

Muhammadiyah Mulai Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal

Tahun 2026 menjadi tahun pertama Muhammadiyah menerapkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) untuk menentukan awal bulan Hijriah.

Sistem ini menggantikan metode hisab hakiki wujudul hilal.

KHGT disusun untuk mewujudkan kalender Hijriah yang seragam di seluruh dunia melalui perhitungan posisi hilal berbasis waktu global.

Metode ini disahkan dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta dan mulai diterapkan untuk awal Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha tahun depan.

Dengan sistem tersebut, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1447 H pada Rabu, 18 Februari 2026 dan 1 Syawal 1447 H pada Jumat, 20 Maret 2026.

Baca juga: Aturan Mengganti Puasa Ramadhan Bagi Ibu Hamil dan Menyusui

Pemerintah Menunggu Sidang Isbat

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) belum menetapkan awal Ramadhan secara resmi.

Penetapan dilakukan melalui sidang isbat nasional pada 29 Syaban 1447 H, setelah pelaksanaan rukyatul hilal di berbagai titik Indonesia.

Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, menjelaskan bahwa pemerintah selalu menggabungkan metode hisab dan rukyat sebelum mengambil keputusan.

“Sidang isbat menggabungkan data hisab dan hasil rukyatul hilal, lalu diputuskan bersama pemerintah, ormas Islam, dan para ahli falak,” jelasnya.

Apabila rukyat menghasilkan perbedaan dengan hisab Muhammadiyah, maka awal Ramadhan versi pemerintah berpotensi jatuh pada Kamis, 19 Februari 2026.

Baca juga: Berapa Hari Lagi Puasa Ramadhan 2026 Dimulai? Ini Jadwal dan Hitung Mundurnya

Ramadhan 2026 Datang Lebih Awal

Ramadhan tahun depan tiba 10–11 hari lebih cepat dibanding tahun 2025 karena perbedaan jumlah hari antara kalender Hijriah dan kalender Masehi.

Bulan-bulan Hijriah selalu maju lebih awal setiap tahun, sehingga Ramadhan 2026 diperkirakan datang pada pertengahan Februari.

Kini, umat Islam tinggal 87 hari lagi menyambut bulan penuh rahmat dan ampunan tersebut.

Apa yang Perlu Dipersiapkan Menjelang Ramadhan? 

Menjelang Ramadhan, ini yang harus dilakukan umat Islam, dilansir dari berbagai sumber:

1. Mengqadha puasa 

Kemenag setiap tahun mengingatkan agar umat Islam segera melunasi utang puasa sebelum memasuki Ramadhan berikutnya.

2. Memperbanyak istighfar dan taubat 

Taubat merupakan persiapan spiritual yang dianjurkan menjelang bulan suci.

3. Meningkatkan ibadah sunnah 

MUI menganjurkan memperbanyak sedekah, membaca Al-Qur’an, dan ibadah sunnah lainnya sebagai bagian dari persiapan ruhani.

4. Menjaga kesehatan fisik 

Kemenag menekankan pentingnya menjaga stamina untuk menjalani puasa dan ibadah di bulan Ramadhan.

5. Menjaga ukhuwah dan memperbaiki hubungan sosial 

Para ulama menekankan adab memperbaiki hubungan dan menjaga persatuan sebelum memasuki Ramadhan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Hitung Mundur Puasa Ramadhan 2026: Sisa 87 Hari, Ini yang Perlu Dipersiapkan Umat Islam
Hitung Mundur Puasa Ramadhan 2026: Sisa 87 Hari, Ini yang Perlu Dipersiapkan Umat Islam
Aktual
Merebaknya Jasa Nikah Siri, Bagaimana Islam Memandang Fenomena Ini?
Merebaknya Jasa Nikah Siri, Bagaimana Islam Memandang Fenomena Ini?
Doa dan Niat
Fenomena Nikah Siri Dalam Pandangan Islam
Fenomena Nikah Siri Dalam Pandangan Islam
Doa dan Niat
Menag: PPG Kini Dibuka untuk Semua Guru Lintas Agama, Tidak Hanya Guru Islam
Menag: PPG Kini Dibuka untuk Semua Guru Lintas Agama, Tidak Hanya Guru Islam
Aktual
Kembali Pimpin MUI, Kiai Anwar Tegaskan Misi Besar Ulama Selamatkan Umat dari Penyimpangan, Kebodohan, dan Kemiskinan
Kembali Pimpin MUI, Kiai Anwar Tegaskan Misi Besar Ulama Selamatkan Umat dari Penyimpangan, Kebodohan, dan Kemiskinan
Aktual
Risalah Pemakzulan hingga Penegasan Gus Yahya Tak Mundur dari Ketum PBNU
Risalah Pemakzulan hingga Penegasan Gus Yahya Tak Mundur dari Ketum PBNU
Aktual
6 Tanda Lemah Iman yang Harus Diwaspadai
6 Tanda Lemah Iman yang Harus Diwaspadai
Doa dan Niat
Susunan Lengkap Pimpinan MUI Periode 2025-2030 Hasil Munas XI
Susunan Lengkap Pimpinan MUI Periode 2025-2030 Hasil Munas XI
Aktual
Gus Yahya Tegaskan Tak Ada Niat Mundur dari Jabatan Ketua Umum PBNU
Gus Yahya Tegaskan Tak Ada Niat Mundur dari Jabatan Ketua Umum PBNU
Aktual
Seleksi Tenaga Kesehatan Haji 2026 Segera Dibuka, Ini Daftar Formasi dan Jadwalnya
Seleksi Tenaga Kesehatan Haji 2026 Segera Dibuka, Ini Daftar Formasi dan Jadwalnya
Aktual
KH Anwar Iskandar Terpilih Menjadi Ketua Umum MUI 2025-2030
KH Anwar Iskandar Terpilih Menjadi Ketua Umum MUI 2025-2030
Aktual
Milad ke-113 Muhammadiyah Jadi Gerakan Kemanusiaan, Lingkungan, dan Penguatan Wakaf
Milad ke-113 Muhammadiyah Jadi Gerakan Kemanusiaan, Lingkungan, dan Penguatan Wakaf
Aktual
Nama KH Ma’ruf Amin dan KH Anwar Iskandar Menguat di Munas XI MUI
Nama KH Ma’ruf Amin dan KH Anwar Iskandar Menguat di Munas XI MUI
Aktual
Soal Risalah Desakan Mundur dari Ketum PBNU, Gus Yahya: Saya Belum Terima
Soal Risalah Desakan Mundur dari Ketum PBNU, Gus Yahya: Saya Belum Terima
Aktual
Al Qur’an Kayu Terbesar di Dunia Jadi Magnet Wisata Religi di Palembang
Al Qur’an Kayu Terbesar di Dunia Jadi Magnet Wisata Religi di Palembang
Aktual
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com