KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki niat untuk mundur dari jabatannya di tengah mencuatnya dinamika internal organisasi.
Di hadapan awak media, selepas rapat koordinasi dengan sejumlah Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) di Surabaya pada Minggu dini hari, ia menyampaikan bahwa mandat yang ia emban adalah amanah yang wajib diselesaikan hingga akhir masa khidmatnya.
“Masa amanah yang saya terima dari Muktamar Ke-34 berlaku selama lima tahun dan akan dijalankan secara penuh,” ujar Gus Yahya dikutip dari Antaranews, Sabtu (22/11/2025).
Baca juga: Gus Yahya Tegaskan Tak Ada Niat Mundur dari Jabatan Ketua Umum PBNU
Pernyataan tegas ini disampaikan di tengah beredarnya dokumen yang disebut sebagai risalah rapat harian Syuriyah PBNU yang meminta dirinya mundur dari jabatan ketua umum. Dokumen tersebut menjadi perbincangan publik dan memantik berbagai spekulasi.
Gus Yahya menegaskan bahwa sampai saat ini dirinya belum menerima surat resmi apa pun terkait isu-isu internal yang beredar, termasuk dokumen yang diklaim sebagai hasil rapat Syuriyah.
Ia meminta publik untuk berhati-hati terhadap dokumen yang beredar tersebut.
“Itu semua harus dicek keabsahannya, termasuk bukti tanda tangan digital yang biasa digunakan dalam organisasi,” katanya.
Gus Yahya juga menegaskan bahwa Syuriyah PBNU tidak memiliki kewenangan untuk memberhentikan ketua umum maupun pengurus struktural lainnya.
Meskipun demikian, ia membuka ruang untuk rekonsiliasi dan komunikasi intensif dengan para kiai sepuh.
“Saya sudah menjalin komunikasi dengan jajaran Syuriyah. Saya berharap rekonsiliasi internal dapat segera diwujudkan,” ujarnya.
Di tengah riuhnya isu internal, muncul pula tudingan soal aliran dana ratusan miliar yang diduga dinikmati oleh Ketua Umum PBNU. Gus Yahya menepis tegas tuduhan tersebut.
Ia menegaskan bahwa dirinya tidak akan mengambil langkah apa pun tanpa kejelasan bukti dan data, serta menolak untuk terpancing oleh isu yang tidak berdasar.
Hari ini, ia dijadwalkan bertemu para ulama untuk meminta nasihat dan doa dalam menjaga keutuhan organisasi NU.
Di Jakarta, Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengimbau seluruh pengurus dan warga NU untuk tetap tenang dan menjaga kondusivitas.
“Ini dinamika organisasi yang sedang berjalan. Tetap tenang, jangan terbawa arus berita menyesatkan,” ujar Gus Ipul.
Ia meminta seluruh jajaran NU, dari tingkat pusat hingga ranting, untuk tidak memperkeruh keadaan dengan pernyataan yang tidak diperlukan.
Ia juga mengingatkan bahwa seluruh proses kini berada di tangan pihak yang memiliki otoritas tertinggi dalam struktur PBNU: Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam.
“Insya Allah semua akan diselesaikan dengan baik dan sesuai adab organisasi.”
Gus Ipul menutup imbauannya dengan ajakan untuk memperbanyak sholawat dan menjaga ketenangan hati.
Dokumen yang beredar memuat sejumlah poin yang disebut sebagai dasar permintaan agar Gus Yahya mundur dari jabatannya. Poin-poin tersebut antara lain:
1. Undangan narasumber terkait jaringan Zionisme Internasional dalam program kaderisasi AKN NU — yang dinilai bertentangan dengan nilai Aswaja dan Qanun Asasi NU.
2. AKN NU dianggap melanggar ketentuan peraturan internal terkait tindakan yang mencemarkan nama baik organisasi.
3. Isu tata kelola keuangan di PBNU yang dinilai “mengindikasikan pelanggaran” terhadap peraturan organisasi dan perundang-undangan.
Dokumen tersebut juga memuat keputusan bahwa Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam meminta Gus Yahya mundur dalam waktu tiga hari.
Jika tidak, Rapat Harian Syuriyah disebut akan memberhentikan yang bersangkutan. Risalah itu ditandatangani Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.
Namun, hingga kini, keaslian dokumen tersebut belum diakui secara resmi dan masih berada dalam ranah verifikasi.
Dinamika internal yang mengemuka dalam beberapa hari terakhir menjadi ujian bagi keteduhan Nahdlatul Ulama sebagai organisasi besar.
Di tengah perbedaan pandangan, baik Gus Yahya maupun jajaran PBNU menyerukan agar seluruh warga NU menjaga persatuan dan tidak mengikuti kabar-kabar yang belum terverifikasi.
Baca juga: Soal Risalah Desakan Mundur dari Ketum PBNU, Gus Yahya: Saya Belum Terima
Gus Yahya tetap menegaskan komitmennya menyelesaikan amanah sampai akhir masa jabatan, sembari membuka ruang komunikasi dengan para kiai dan struktur Syuriyah.
Di saat yang sama, struktur organisasi bekerja melalui mekanisme resmi—sebuah proses yang diharapkan berbagai pihak dapat membawa hasil terbaik bagi NU dan bangsa.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang