Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hitung Mundur Ramadhan 2026: Tersisa 99 Hari Lagi Menuju Bulan Suci

Kompas.com, 11 November 2025, 06:39 WIB
Khairina

Editor

KOMPAS.com-Umat Islam di Indonesia mulai menghitung hari menuju datangnya Ramadhan 1447 Hijriah atau Ramadhan 2026, yang diperkirakan jatuh pada pertengahan Februari tahun depan.

Berdasarkan hasil hisab Pimpinan Pusat Muhammadiyah, awal Ramadhan 1447 H ditetapkan jatuh pada Rabu, 18 Februari 2026.

Penetapan tersebut tercantum dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2025 tentang hasil hisab awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1447 H.

Dengan merujuk pada Selasa (11/11/2025), maka waktu menuju awal puasa Ramadan 2026 tinggal 99 hari lagi.

Baca juga: Hitung Mundur Ramadhan 2026: Sisa 117 Hari Lagi, Muhammadiyah Tetapkan 18 Februari

Tahun ini menjadi istimewa karena Muhammadiyah untuk pertama kalinya menggunakan sistem Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), menggantikan metode hisab hakiki wujudul hilal yang selama ini dipakai.

Dikutip dari muhammadiyah.or.id, KHGT merupakan metode hisab modern yang dirancang agar umat Islam di seluruh dunia memiliki kalender Hijriah yang seragam dan terintegrasi.

Metode ini menghitung posisi hilal berdasarkan keseragaman waktu internasional, bukan hanya pada satu wilayah pengamatan.

Sistem KHGT disahkan dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta dan mulai diterapkan untuk penentuan awal Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha mulai tahun 2026.

Dengan sistem ini, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1447 H jatuh pada Rabu, 18 Februari 2026, dan 1 Syawal 1447 H (Idul Fitri) pada Jumat, 20 Maret 2026.

Langkah tersebut menjadi bagian dari upaya Muhammadiyah untuk mewujudkan kalender Islam global yang lebih ilmiah, akurat, dan konsisten.

Baca juga: Berapa Hari Lagi Puasa Ramadhan 2026 Dimulai? Ini Jadwal dan Hitung Mundurnya

Ramadhan menurut Pemerintah

Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) belum menetapkan tanggal resmi awal Ramadan 2026.

Penetapan akan dilakukan melalui sidang isbat nasional pada 29 Syaban 1447 H, setelah pelaksanaan rukyatul hilal di berbagai titik di Indonesia.

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, menjelaskan bahwa pemerintah masih menggunakan gabungan metode hisab dan rukyatul hilal untuk menentukan awal bulan Hijriah.

“Sidang isbat menjadi forum resmi yang menggabungkan data hisab dan hasil rukyatul hilal, lalu disepakati bersama antara pemerintah, ormas Islam, dan para ahli falak,” ujar Kamaruddin, dikutip dari Antara, beberapa waktu lalu.

Apabila hasil rukyatul hilal berbeda dengan perhitungan Muhammadiyah, maka awal puasa versi pemerintah kemungkinan jatuh pada Kamis, 19 Februari 2026.

Bulan Ramadhan tahun depan datang sekitar 10 hingga 11 hari lebih cepat dibanding tahun 2025.

Hal ini disebabkan oleh perbedaan jumlah hari antara kalender Hijriah (354 hari) dan kalender Masehi (365 hari).

Akibatnya, bulan-bulan Hijriah, termasuk Ramadhan, selalu maju lebih awal setiap tahun dalam kalender Masehi.

Kini, umat Islam di Indonesia tinggal menunggu 99 hari lagi untuk menyambut bulan penuh berkah dan ampunan tersebut.

Baca juga: Ramadhan Kian Dekat, Sudah Qadha Puasa? Simak Cara, Waktu, dan Bacaan Niat Lengkap

Kemenag menegaskan bahwa perbedaan metode penetapan awal Ramadhan antara ormas Islam adalah kekayaan intelektual Islam yang perlu dihargai.

“Perbedaan penetapan bukan untuk dipertentangkan, tetapi dimaknai sebagai kekayaan keilmuan Islam,” kata Kamaruddin Amin, dikutip dari Kompas.com.

Pemerintah juga mengajak masyarakat menjadikan Ramadan 2026 sebagai momentum untuk memperkuat ibadah, solidaritas sosial, dan toleransi antarumat beragama.

Menjelang bulan suci, umat Islam dianjurkan memperbanyak ibadah sunnah, seperti membaca Alquran, berpuasa, dan bersedekah.

Kemenag RI pun mengimbau masyarakat menjaga persaudaraan, ketertiban, dan suasana damai dalam menyambut Ramadan 2026.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Gagal Terbang di Jeddah, Jamaah Umrah Indonesia Dapat Pendampingan Kemenhaj
Gagal Terbang di Jeddah, Jamaah Umrah Indonesia Dapat Pendampingan Kemenhaj
Aktual
Kemenhaj Beri Relaksasi Pelunasan Bipih bagi Jamaah Haji Terdampak Bencana Sumatera
Kemenhaj Beri Relaksasi Pelunasan Bipih bagi Jamaah Haji Terdampak Bencana Sumatera
Aktual
MUI Kaji Surat Pengunduran Diri Ma’ruf Amin dari Ketua Wantim
MUI Kaji Surat Pengunduran Diri Ma’ruf Amin dari Ketua Wantim
Aktual
Doa Agar Dipertemukan dengan Bulan Ramadhann Lengkap dengan Artinya
Doa Agar Dipertemukan dengan Bulan Ramadhann Lengkap dengan Artinya
Doa dan Niat
Shalat Tahajud Tanpa Tidur, Bolehkah? Simak Penjelasannya
Shalat Tahajud Tanpa Tidur, Bolehkah? Simak Penjelasannya
Doa dan Niat
Hitung Mundur Puasa Ramadhan 2026, Berapa Hari Lagi?
Hitung Mundur Puasa Ramadhan 2026, Berapa Hari Lagi?
Doa dan Niat
Benarkah Waktu Maghrib Setan Mulai Menyebar? Ini Penjelasan Islam
Benarkah Waktu Maghrib Setan Mulai Menyebar? Ini Penjelasan Islam
Aktual
Insiden di Masjidil Haram, Petugas Keamanan Terluka Saat Gagalkan Upaya Melompat
Insiden di Masjidil Haram, Petugas Keamanan Terluka Saat Gagalkan Upaya Melompat
Aktual
Tata Cara Qadha Puasa Ramadhan Bagi Ibu Hamil dan Menyusui
Tata Cara Qadha Puasa Ramadhan Bagi Ibu Hamil dan Menyusui
Doa dan Niat
Menag Nasaruddin Umar Ajak Akhir Tahun Diisi Refleksi Spiritual dan Penguatan Kebangsaan
Menag Nasaruddin Umar Ajak Akhir Tahun Diisi Refleksi Spiritual dan Penguatan Kebangsaan
Aktual
Masjidil Haram Sediakan Layanan Tahalul Gratis di Pelataran
Masjidil Haram Sediakan Layanan Tahalul Gratis di Pelataran
Aktual
Masjid Megah di Bogor Dibangun Singkat, Hanya 8 Bulan dan Siap Dipakai
Masjid Megah di Bogor Dibangun Singkat, Hanya 8 Bulan dan Siap Dipakai
Aktual
Ribuan Warga Aceh Doa Bersama Kenang Tsunami dan Banjir, UAS Singgung Kerusakan Lingkungan
Ribuan Warga Aceh Doa Bersama Kenang Tsunami dan Banjir, UAS Singgung Kerusakan Lingkungan
Aktual
Dana Kotak Amal Jumat di Perlis Malaysia Disalurkan untuk Aceh
Dana Kotak Amal Jumat di Perlis Malaysia Disalurkan untuk Aceh
Aktual
Amalan Peredam Murka Allah SWT Sehingga Azab Tidak Ditimpakan kepada Manusia
Amalan Peredam Murka Allah SWT Sehingga Azab Tidak Ditimpakan kepada Manusia
Doa dan Niat
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com