Penulis
KOMPAS.com - Azab yang turun kepada manusia merupakan bentuk murka Allah SWT atas manusia. Umat-umat zaman dulu banyak ditimpa azab, seperti banjir, gempa bumi, hujan batu, dan ditenggelamkan ke dalam bumi.
Umat Nabi Muhammad SAW menjadi umat yang sangat beruntung. Allah SWT tidak pernah menurunkan azab secara sekonyong-konyong hingga lenyaplah suatu kaum atau golongan.
Salah satu yang dapat meredam murka Allah SWT dan azab tidak diturunkan adalah ketika hamba-hamba-Nya mau meminta ampun atau beristighfar kepada ALlah SWT.
Baca juga: Keutamaan Istighfar: Manfaat dan Bacaan yang Menenangkan Hati
Allah SWT adalah Dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang. Allah SWT memberikan kepada manusia apa yang dibutuhkannya. Namun Kasih Sayang Allah SWT akan berubah menjadi Murka-Nya bila manusia melampaui batas dan durhaka kepada-Nya.
كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَلَا تَطْغَوْا۟ فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِى ۖ وَمَن يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِى فَقَدْ هَوَىٰ
Artinya: "Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia." (Q.S. Thaha: 81).
Menurut Abdurrahman bin Nashir As Sa'di, yang dimaksud binasa adalah hancur, menyesal, dan merugi karena tidak mendapat Kebaikan dan Ridha Allah SWT.
Baca juga: Taubat Nasuha: Pengertian, Syarat, dan Cara Melaksanakannya dalam Islam
Murka dan azab Allah SWT dapat diredam ketika manusia mau bertaubat, meminta ampun kepada Allah SWT.
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Artinya: "Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun." (Q.S. Al Anfal: 33).
Dari ayat di atas, ada dua hal yang dapat meredam murka Allah SWT, yaitu keberadaan Rasulullah SAW dan Taubat manusia. Saat ini sebab pertama sudah tidak ada karena Rasulullah SAW sudah meninggal dunia.
Maka sebab yang bisa meredam murka Allah SWT hanya tersisa satu, yaitu taubat manusia dari segala dosa dan kesalahan.
Baca juga: Panduan Lengkap Shalat Taubat Disertai dengan Tata Cara dan Doanya
Taubat yang sebenarnya disebut dengan taubat nasuha. Taubah nasuha adalah taubat yang murni dan sungguh-sungguh. Taubat nasuha ini disampaikan dalam Al Quran surat At Tahrim ayat 8.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai..."
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan tentang tata cara taubat nasuha, yaitu:
1. Menyesali dosa dan kesalahan yang telah dilakukan;
2. Tidak mengulangi langi dosa dan kesalahan yang banyak dilakukan;
3. Bertekad tidak akan mengerjakannya di masa yang akan datang;
4. Memperbanyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah SWT;
5. Jika berkaitan dengan manusia, maka harus meminta maaf atau meminta keikhlasannya.
Baca juga: Tata Cara Sholat Taubat: Bacaan Niat, Doa, dan Waktu Pelaksanaannya
Azab dan murka Allah SWT datang ketika manusia banyak melakukan dosa dan kesalahan. Manusia melanggar aturan-aturan Allah SWT dan tidak menjalankan apa yang diperintahkan-Nya.
Untuk mencegah murka dan azab Allah SWT, dapat dilakukan dengan bertaubat meminta ampun kepada Allah SWT dengan taubat yang sebenar-benarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang