Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muslim belum Tentu Mukmin, Kok Bisa? Simak Penjelasannya

Kompas.com, 25 Desember 2025, 20:30 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Islam mempunyai banyak terminologi kata untuk menggambarkan keadaan seseorang. Masing-masing kata mempunyai makna tertentu dengan karakteristik khas yang membedakan satu dan lainnya.

Muslim merupakan terminologi kata yang umum untuk menggambarkan orang Islam. Seorang yang sudah mengucapkan syahadat disebut dengan seorang muslim. Tetapi sebutan muslim menjadi tingkatan paling bawah dalam agama Islam.

Baca juga: 6 Tanda Lemah Iman yang Harus Diwaspadai

Islam, Iman, Ihsan

Sebuah hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab menggambarkan termonologi kata islam, iman, dan ihsan. Ketiga termonologi kata tersebut menunjukkan tingkatan seseorang dalam Islam.

Dikutip dari buku Ihsan Ways karya Agus Susanto, kualitas manusia yang pertama adalah Muslim atau golongan Islam. Konteks Islam dalam hal ini bukan bermakna Islam sebagai agama, tetapi lebih mengarah kepada kualitas personal.

Seseorang yang mencapai derajat Muslim berarti telah memiliki pemahaman agama tetapi baru sebatas ritual fisik (tataran syariat). Agama dipandang secara sempit sebatas rutinitas ritual tanpa pemaknaan mendalam.

Golongan kedua adalah Mukmin atau golongan orang yang beriman. Golongan ini lebih tinggi dari tingkatan sebelumnya. Mereka sudah memiliki pondasi berupa pemahaman akidah yang lurus.

Golongan terakhir adalah Muhsin atau golongan orang yang mencapai derajat Ihsan. Inilah golongan manusia tertinggi dan sempurna.

Baca juga: Kumpulan Doa Agar Diberi Iman yang Kokoh Lengkap dengan Artinya

Muslim Belum Tentu Mukmin

Pernyataan bahwa seorang muslim belum tentu beriman disampaikan dalam Al Quran surat Al Hujurat ayat 14.

قَالَتِ ٱلْأَعْرَابُ ءَامَنَّا ۖ قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا۟ وَلَٰكِن قُولُوٓا۟ أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ ٱلْإِيمَٰنُ فِى قُلُوبِكُمْ ۖ وَإِن تُطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ لَا يَلِتْكُم مِّنْ أَعْمَٰلِكُمْ شَيْـًٔا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: "Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"."

Dalam tafsirnya, Abdurrahman bin Nashir As Sa'di menjelaskan bahwa ada orang-orang Badui yang sudah masuk Islam tetapi tidak menjalankan kewajiban dan tuntutan sebagai orang beriman.

Maka ketika orang-orang Badui itu mengklaim telah beriman, Allah SWT membantahnya melalui ayat ini. Iman belum masuk ke hati orang-orang Badui. keislaman mereka baru sebatas fisik saja.

Baca juga: 3 Syarat yang Membuat Orang Bisa Merasakan Manisnya Iman

Perbedaan Karakteristik Muslim dan Mukmin

Seorang Muslim dan Mukmin mempunyai karakteristik yang berbeda. Seorang muslim mempunyai tiga karakter, yaitu:

1. Lebih mementingkan kuantitas dalam mengamalkan ajaran agama tanpa mengindahkan kualitas.

2. Memahami agama hanya sebatas ibadah fisik, belum melibatkan hati.

3. Terkadang mengesampingkan aturan agama dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara karakteristik Mukmin adalah:

1. Memperhatikan kualitas ibadah dan berusaha mengaplikasikan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari

2. Masih sebatas mengedepankan hubungan vertikal (hablun minallah).

3. Terkadang tidak memperhatikan hubungan antar sesama manusia (hablun minannas).

Dalam istilah modern, tingkatan muslim yang belum sampai derajat iman disebut dengan islam KTP, mereka mengaku Islam tetapi tidak menjalankan kewajibannya. Atau mereka sudah menjalankan kewajiban, tetapi hanya sebatas fisik, belum merasuk ke hatinya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com