KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama resmi meluncurkan Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) 2025 pada Jumat (8/8/2025) di Aula MAN 1 Kota Bandung, Jawa Barat.
Program ini akan berlangsung secara daring dari Agustus hingga November 2025, dengan puncak acara nasional digelar luring di Provinsi Banten pada 2–6 November 2025.
Mengusung tema “Islam dan Teknologi Digital: Inovasi Sains Untuk Generasi Indonesia Maju dan Berdaya Saing Global”, OMI 2025 merupakan integrasi dari dua ajang bergengsi sebelumnya, yaitu Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Madrasah Young Researcher Supercamp (MYRES).
Baca juga: Fasolatan, Panduan Sholat dari Kemenag untuk Semua Kalangan
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menyampaikan bahwa OMI bukan hanya ruang unjuk prestasi akademik, tetapi juga ajang pembinaan karakter, spiritualitas, dan penguatan integritas murid madrasah.
“Melalui olimpiade ini, kita ingin menunjukkan bahwa madrasah bukan hanya tempat belajar ilmu agama, tetapi juga pusat lahirnya ilmuwan muda unggul dalam sains, teknologi, dan humaniora,” tegasnya dikutip dari situs resmi Kemenag.go.id.
OMI 2025 menempatkan nilai-nilai keislaman dan budaya lokal sebagai bagian integral dari kompetisi. Para siswa didorong untuk melihat sains sebagai bentuk ibadah dan pengembangan diri sesuai ajaran Islam.
“Kita ingin membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kokoh secara akhlak dan spiritual. Ini sekaligus memperkaya perspektif ilmiah murid dengan kearifan lokal yang mereka miliki,” jelas Suyitno.
OMI 2025 juga menghadirkan public lecture bertema “Sejarah Keemasan Sains Islam” yang membahas kontribusi para tokoh seperti Al-Khwarizmi, Ibnu Sina, dan Al-Biruni dalam membangun peradaban.
Harapannya, dari madrasah-madrasah ini akan lahir penerus Ibnu Sina — generasi melek sains, kokoh iman, dan mampu menjadi pencerah di tengah dunia global.
Suyitno menyebutkan bahwa OMI menjadi ruang strategis bagi siswa Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah untuk bersaing secara nasional, sekaligus menjaring bibit unggul yang akan disiapkan ke ajang internasional, terutama dalam bidang sains dan keislaman.
Direktur KSKK Madrasah, Nyayu Khodijah, menambahkan bahwa OMI merupakan bagian dari upaya Kemenag menyediakan ruang kolaborasi bagi siswa untuk mengembangkan potensi, meningkatkan pola pikir kritis, akhlak mulia, dan kecakapan teknologi.
“Selain untuk mengembangkan potensi, OMI juga ditujukan untuk membentuk siswa yang berkarakter, berwawasan kebangsaan, dan unggul dalam sains berbasis nilai-nilai keagamaan,” ucapnya.
Baca juga: Tata Cara Mandi Wajib dan Bacaan Niatnya Sesuai Panduan Kemenag
Seluruh proses seleksi OMI 2025 akan berlangsung secara full online, baik untuk bidang sains maupun riset. Final nasional akan digelar secara offline di Provinsi Banten pada 2–6 November 2025.
Kick-off OMI 2025 dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Dirjen Pendis, Direktur KSKK Madrasah, Plt. Kakanwil Kemenag Jabar, perwakilan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), serta para kepala madrasah dari seluruh Indonesia.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!