KOMPAS.com - Sidang Tahunan Ekonomi Umat 2025 yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) resmi ditutup pada Ahad (10/8/2025) di Hotel Sultan, Jakarta.
Acara yang berlangsung sejak 8 Agustus ini menghasilkan Resolusi Jihad Ekonomi, sebuah strategi komprehensif untuk mendorong kedaulatan pangan dan energi sebagai fondasi ketahanan ekonomi nasional serta peningkatan kesejahteraan umat.
Resolusi ini ditegaskan sebagai implementasi nyata dari amanat UUD 1945 Pasal 33 ayat (3), yang menempatkan pengelolaan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Baca juga: Rekeningnya Ikut Terblokir PPATK, Ketua MUI Cholil Nafis: Kebijakan yang Tidak Bijak
Penandatanganan resolusi dilakukan langsung oleh Ketua Sidang, Prof Dr Amany Lubis, sebagai bentuk pengesahan akhir dari rangkaian sidang yang dihadiri berbagai pemangku kepentingan: pemerintah, ormas Islam, akademisi, pelaku usaha besar, hingga UMKM.
Revisi UU Koperasi, pembentukan lembaga penjamin simpanan, dan penguatan ekosistem ekonomi umat dari akar rumput.
Gerakan Nasional Menanam, pengembangan Desa Pangan Mandiri berbasis syariah, dan penguatan sektor pertanian halal.
Roadmap energi terbarukan, pemanfaatan energi lokal ramah lingkungan, hingga dorongan penggunaan energi nuklir berbasis tata kelola ketat.
Menjadikan masjid sebagai pusat pengumpulan sekaligus pemberdayaan ekonomi umat.
Pemberian akses lahan tambang, hutan, dan perkebunan bagi ormas Islam untuk pengembangan karbon kredit dan aset produktif.
Wakil Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI, Andi YH Djuwaeli, menyatakan resolusi ini merupakan bentuk nyata peran ulama sebagai pelayan umat dan mitra strategis pemerintah.
“Resolusi jihad ekonomi ini kami harapkan menjadi gerakan kolektif umat Islam untuk bangkit secara ekonomi, terutama dalam sektor pangan dan energi,” tegasnya dilansir dari MUIDigital, Senin (11/8/2025).
Baca juga: MUI Minta Pengibaran Bendera One Piece Ditangani Persuasif
Sidang Tahunan ini ditutup dengan komitmen seluruh peserta untuk mengawal implementasi resolusi di lapangan, bukan hanya sebagai dokumen, tetapi sebagai langkah konkret membangkitkan ekonomi umat.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!