Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Syariah Dinilai Jadi Penggerak Utama Pertumbuhan Indonesia ke Depan

Kompas.com, 13 September 2025, 08:29 WIB
Farid Assifa

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com – Direktur Eksekutif Departemen Regional Bank Indonesia, Muhammad Firdauz Muttaqin, menilai ekonomi syariah memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu penggerak utama pembangunan Indonesia di masa depan.

Dalam Sharia Festival 2025 di Surabaya, Jumat (12/9/2025), Firdauz menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi syariah berlangsung sangat pesat, baik di Indonesia maupun dunia.

“Ekonomi syariah saat ini berkembang dengan cepat,” ujarnya.

Baca juga: MUI Bentuk Tim Khusus Ekonomi Syariah, Dorong UU dan Badan Baru untuk Perkuat Rantai Halal

Firdauz menjelaskan, laju pertumbuhan tersebut dipicu oleh meningkatnya jumlah penduduk Muslim global yang kini telah melampaui 2 miliar jiwa.

Perubahan demografi ini turut mendorong meluasnya adopsi gaya hidup halal di berbagai negara.

Ia menyoroti data konsumsi Muslim dunia yang telah mencapai 2,43 triliun dolar AS, menunjukkan besarnya potensi pasar halal.

“Inovasi produk halal dan integrasi sistem sertifikasi halal global kini membuat umat Muslim lebih mudah mendapatkan produk sesuai syariah di berbagai negara. Ini sangat berbeda dengan dulu, ketika mencari produk halal di luar negeri masih sulit,” kata Firdauz.

Di sektor keuangan, industri jasa keuangan syariah juga mencatatkan perkembangan signifikan dengan nilai mencapai 3,88 triliun dolar AS pada 2024.

Kemajuan ini didukung lembaga internasional seperti Islamic Development Bank (IsDB) yang memperkuat tata kelola pembiayaan pembangunan serta integrasi pasar keuangan syariah global.

Menurut Firdauz, Indonesia memiliki peran strategis dalam peta ekonomi syariah dunia, mengingat 87 persen penduduknya beragama Islam, dengan 60 persen di antaranya tinggal di Pulau Jawa.

Baca juga: Target 2029: Indonesia Nomor Satu Ekonomi Syariah Dunia

“Indonesia punya ekosistem ekonomi syariah yang kuat, ditopang oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS),” jelasnya.

Ke depan, ia berharap Indonesia mampu memperkuat posisinya sebagai pusat ekonomi syariah global, khususnya dengan basis dari Pulau Jawa.

Upaya ini dapat dilakukan melalui peningkatan literasi keuangan syariah serta perluasan industri halal.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com