KOMPAS.com - Ustaz Mahdi Karim, Ketua Umum Yayasan Al Umanaa yang menaungi Pondok Pesantren Al Umanaa Sukabumi, sekaligus alumni PWK ITB 2009, menghadirkan perspektif baru tentang bagaimana kepemimpinan lahir dari keberanian memikul amanah.
Hal itu disampaikan dalam Stadium Generale bertema “Membangun Ekosistem Pendidikan Berbasis Kepemimpinan dan Tanggung Jawab”, di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung Rabu (3/12/2025). Kegiatan tersebut dihadiri ratusan peserta dari mahasiswa dan umum.
Penulis buku Grow Up Faster: Seni Bertumbuh melalui Tanggung Jawab itu menegaskan bahwa pendidikan hari ini tidak cukup hanya menghadirkan ruang belajar, tetapi membutuhkan ekosistem yang mendorong generasi muda untuk mengambil peran dan berani memimpin.
Baca juga: Keutamaan dan Cara Menjawab Adzan dengan Benar: Panduan Lengkap untuk Umat Islam
“Kepemimpinan sejati berakar pada karakter yang kuat, kesadaran diri, dan keberanian mengambil keputusan. Semuanya dibangun lewat kebiasaan memikul tanggung jawab sejak dini,” ujar Ustaz Mahdi di hadapan peserta, dilansir dari keterangan tertulis, Rabu (3/12/2025).
Gagasan yang dibawa Ustaz Mahdi terhubung erat dengan arah pendidikan di Pondok Pesantren Al Umanaa, Sukabumi, yang ia kelola bersama para alumni ITB.
Lembaga ini dikenal sebagai pencetak Pemimpin Qurani Masa Depan, generasi yang matang secara akademik, spiritual, emosional, dan sosial.
Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bagaimana model kepemimpinan Qurani mampu menjadi jawaban atas kegelisahan generasi muda yang sering kehilangan arah dan takut gagal.
Melalui contoh-contoh nyata di lingkungan pendidikan, ia mengajak peserta menjadikan tanggung jawab bukan beban, melainkan latihan bertumbuh.
Antusiasme peserta terlihat dari ratusan wajah yang hadir, baik langsung maupun melalui siaran daring. Banyak mahasiswa mencatat, tersenyum, hingga mengangguk ketika menemukan poin-poin yang relevan dengan perjalanan mereka.
Salah satunya, M Luthfi Aunillah, mahasiswa yang mengaku materinya meneguhkan idealismenya.
“Saya percaya pendidikan bisa membangun daerah. Idealisme itu seperti dipertegas hari ini,” katanya.
Mahasiswa lainnya, Ival, menyebut sesi ini membuka pandangannya tentang stigma negatif terhadap aktivitas organisasi.
“Sering ada anggapan kalau aktif organisasi pasti nilai turun. Setelah sesi ini saya lebih tenang karena ternyata kuncinya ada di manajemen diri dan keberanian mencoba,” ujarnya.
Pada akhir acara, ITB menyerahkan plakat penghargaan kepada Ustaz Mahdi Karim sebagai apresiasi atas kontribusinya dalam pengembangan pendidikan dan kepemimpinan. Penghargaan itu diserahkan oleh Dr N Nurlaela Arief MBA.
Meski sederhana, penghargaan tersebut memiliki makna penting bagi Al Umanaa: bukti bahwa gagasan baik selalu menemukan ruang untuk tumbuh dan bahwa nilai kepemimpinan dapat disebarkan bukan hanya melalui buku, tetapi juga keteladanan.
Stadium Generale ini menjadi momentum bagi Al Umanaa untuk mempertegas komitmennya menyiapkan Pemimpin Qurani Masa Depan yang mampu menjawab tantangan zaman.
Melalui kesempatan akademik seperti di ITB, nilai kepemimpinan, adab, dan tanggung jawab terus diperluas dampaknya ke lebih banyak kalangan.
Baca juga: Di Madinah, Menag Nasaruddin Umar Ajak Ulama Dunia Doakan Korban Bencana Sumatera
Acara ditutup dengan pesan yang terus terngiang di antara peserta: "Tanggung jawab adalah seni bertumbuh.”
Selama generasi muda berani memikulnya, cahaya kepemimpinan akan terus menyala—dari kampus, dari pesantren, hingga ke seluruh penjuru negeri.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang