Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pertama Kerja, Pj Ketum PBNU KH Zulfa Klaim NU Sudah Normal

Kompas.com, 13 Desember 2025, 17:41 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com — Penjabat (Pj) Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa langsung tancap gas di hari pertama masa tugasnya.

Usai ditetapkan melalui rapat pleno PBNU di Jakarta, Kiai Zulfa menggelar konsolidasi secara daring dengan jajaran pengurus pusat, pengurus wilayah, pengurus cabang se-Indonesia, hingga pengurus cabang istimewa NU.

Dalam rilis yang disampaikan di Jakarta, Sabtu (13/12/2025), KH Zulfa menegaskan bahwa roda organisasi Nahdlatul Ulama kini telah berjalan normal dan siap kembali fokus pada agenda khidmat keumatan dan kebangsaan.

Baca juga: Gus Yahya Tegaskan Masih Ketua Umum Sah PBNU, Serukan Islah di Tengah Polemik Internal

“NU sudah normal kembali, sehat kembali, dan siap melanjutkan hikmah,” tegasnya.

Konsolidasi tersebut dikemas dalam agenda Sosialisasi Hasil Keputusan Rapat Pleno PBNU, sekaligus menjadi forum penguatan soliditas organisasi.

Kiai Zulfa menegaskan dirinya telah menerima amanah sebagai nahkoda organisasi dan meminta seluruh jajaran pengurus merapatkan barisan serta kembali bersatu.

Ia menyadari adanya keraguan di sebagian pengurus pasca-keputusan rapat pleno PBNU.

Namun, menurutnya, konsolidasi ini menjadi langkah penting untuk mengakhiri kebingungan yang sempat dirasakan pengurus maupun warga NU.

“Semoga ketidakpastian yang selama ini membuat masyarakat, terutama pengurus NU bingung, tidak bingung lagi. Itu yang paling penting,” ujarnya.

Tak hanya melakukan konsolidasi, Kiai Zulfa juga langsung turun ke lapangan.

Ia mengawali kunjungan ke PWNU Banten untuk meninjau proses pembangunan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU), sebagai bagian dari penguatan sektor pendidikan NU.

Untuk mempertegas bahwa roda organisasi telah berjalan normal, Kiai Zulfa dijadwalkan melanjutkan konsolidasi ke Nusa Tenggara Barat (NTB).

Setelah itu, ia akan bertolak ke Sumatera Barat, Aceh, dan Sumatera Utara untuk menyerahkan langsung bantuan bagi korban bencana.

Dana bantuan tersebut merupakan hasil penggalangan PBNU senilai Rp 2 miliar yang terkumpul dalam rapat pleno.

“Ini menunjukkan PBNU tidak seperti narasi di media sosial yang menyebut NU hanya sibuk konflik internal. Tidak. NU sudah normal,” tegasnya.

Kepada jajaran pengurus, Kiai Zulfa juga memaparkan agenda besar organisasi ke depan, termasuk penyelenggaraan Konferensi Besar PBNU yang dirangkaikan dengan peringatan 1 Abad NU secara masehi di Gelora Bung Karno (GBK) pada 31 Januari 2026.

Ia menyebut Khofifah Indar Parawansa telah ditunjuk sebagai ketua panitia acara tersebut.

Selain agenda eksternal, Kiai Zulfa menekankan pentingnya percepatan penataan kelembagaan internal PBNU.

Sesuai rekomendasi rapat pleno, ia berkomitmen menuntaskan persoalan administratif yang vital, khususnya terkait keabsahan surat keputusan (SK) kepengurusan di tingkat wilayah dan cabang.

Baca juga: PBNU Alihkan Rapat Pleno Jadi Rapat Koordinasi Penanganan Bencana

“Saya berjanji tidak akan memperlambat seluruh SK karena saya tahu itu berkaitan langsung dengan layanan,” katanya.

Percepatan penataan kelembagaan ini juga menjadi bagian dari mandat besar rapat pleno PBNU, yakni percepatan pelaksanaan muktamar. Kiai Zulfa pun berjanji akan mengawal penuh amanah tersebut.

“Saya akan mengawal mandat ini dan memastikan muktamar digelar secara bersih dan beradab,” pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Rahasia Berdoa Agar Semua Hajat dan Keinginan Dikabulkan
Rahasia Berdoa Agar Semua Hajat dan Keinginan Dikabulkan
Doa dan Niat
Hitung Mundur Ramadhan 2026: Tersisa 66 Hari Lagi Menuju Awal Puasa
Hitung Mundur Ramadhan 2026: Tersisa 66 Hari Lagi Menuju Awal Puasa
Aktual
PBNU Minta Gus Yahya Tempuh Majelis Tahkim Terkait Hasil Pleno Syuriyah
PBNU Minta Gus Yahya Tempuh Majelis Tahkim Terkait Hasil Pleno Syuriyah
Aktual
Doa Menghilangkan Kesusahan: Amalan Penentram Hati Saat Hidup Terasa Berat
Doa Menghilangkan Kesusahan: Amalan Penentram Hati Saat Hidup Terasa Berat
Doa dan Niat
7 Kewajiban Haji, Mulai dari Ihram di Miqat hingga Tawaf Wada
7 Kewajiban Haji, Mulai dari Ihram di Miqat hingga Tawaf Wada
Aktual
Kemenag Lelang Helm Band Wali untuk Donasi Korban Bencana Sumatera
Kemenag Lelang Helm Band Wali untuk Donasi Korban Bencana Sumatera
Aktual
Aturan Masa Iddah Janda dalam Islam: Kapan Boleh Menikah Kembali?
Aturan Masa Iddah Janda dalam Islam: Kapan Boleh Menikah Kembali?
Aktual
Banser Bersihkan Gereja di Sibolga usai Bencana agar Umat Kristiani Nyaman Rayakan Natal
Banser Bersihkan Gereja di Sibolga usai Bencana agar Umat Kristiani Nyaman Rayakan Natal
Aktual
Mimika Raih Penghargaan Toleransi, Bupati: Keberagaman Kekuatan Mimika
Mimika Raih Penghargaan Toleransi, Bupati: Keberagaman Kekuatan Mimika
Aktual
Hari Pertama Kerja, Pj Ketum PBNU KH Zulfa Klaim NU Sudah Normal
Hari Pertama Kerja, Pj Ketum PBNU KH Zulfa Klaim NU Sudah Normal
Aktual
5 Amalan yang Setara Haji dan Umroh Menurut Hadis Nabi
5 Amalan yang Setara Haji dan Umroh Menurut Hadis Nabi
Doa dan Niat
Gus Yahya Tegaskan Masih Ketua Umum Sah PBNU, Serukan Islah di Tengah Polemik Internal
Gus Yahya Tegaskan Masih Ketua Umum Sah PBNU, Serukan Islah di Tengah Polemik Internal
Aktual
Gambaran Penyesalan Orang-orang yang Ingkar Kepada Allah SWT di Akhirat dalam Al Quran
Gambaran Penyesalan Orang-orang yang Ingkar Kepada Allah SWT di Akhirat dalam Al Quran
Doa dan Niat
Mimpi Buruk dalam Islam: Adab dan Doa agar Hati Tetap Tenang
Mimpi Buruk dalam Islam: Adab dan Doa agar Hati Tetap Tenang
Doa dan Niat
Panduan Lengkap Sholat Tahajud: Niat, Tata Cara, hingga Doa Panjang Rasulullah SAW
Panduan Lengkap Sholat Tahajud: Niat, Tata Cara, hingga Doa Panjang Rasulullah SAW
Aktual
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com