KOMPAS.com - Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyampaikan risalah Islam kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Ketiga Islam sudah menyebar di seantero bumi, maka selesai pula tugas Kenabian Nabi Muhammad SAW dan itu artinya saatnya kembali ke Haribaan-Nya.
Kisah detik-detik akhir kehidupan Nabi Muhammad SAW sudah mulai diisyaratkan pada beberapa kesempatan. Nabi Muhammad sudah menyinggung hal-hal soal kematian Beliau.
Baca juga: Fathu Makkah: Penaklukan Kota Mekkah Tanpa Pertumpahan Darah
Dengan turunnya Q.S. Al Maidah ayat 3 yang menerangkan tentang sempurnanya agama Islam, berarti selesai sudah tugas Nabi Muhammad SAW dalam mengemban risalah. Beliau kemudian mengisyaratkan perpisahan kepada para Sahabat.
Saat Muadz bin Jabal dikirim ke Yaman, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Wahai Muadz, boleh jadi engkau tidak akan bertemu aku lagi sesudah tahun ini, dan boleh jadi engkau akan lewat di masjidku dan kuburanku ini.”
Muadz pun menangis karena akan berpisah dengan Nabi Muhammad SAW.
Pada saat haji wada’, Nabi Muhammad SAW juga menyampaikan isyarat tersebut: “Aku tidak tahu pasti, boleh jadi aku tidak akan bisa bertemu kalian lagi setelah tahun ini dengan keadaan seperti ini.”
Sementara pada bulan Shafar tahun 11 Hijriah, Nabi Muhammad SAW pergi ke Uhud dan melaksanakan sholat untuk para Syuhada di sana. Beliau kembali menyampaikan isyarat perpisahannya:
“Sesungguhnya aku lebih dahulu meninggalkan kalian, aku menjadi saksi atas kalian dan demi Allah, aku benar-benar akan melihat tempat kembaliku saat ini. Aku telah diberi kunci-kunci gudang dunia atau kunci-kunci dunia, dan demi Allah, aku tidak takut kalian akan musyrik sepeninggalku. Tetapi aku takut kalian bersaing dalam masalah ini.”
Baca juga: Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
Nabi Muhammad SAW juga pergi ke Baqi’ pada pertengahan bulan Shafar. Nabi Muhammad SAW memintakan ampunan untuk orang-orang yang dikubur di sana dan bersabda:
“Salam sejahtera atas kalian wahai para penghuni kubur. Apa yang kalian hadapi di sana menjadi ringan, seperti apa yang dihadapi manusia. Fitnah akan datang seperti sepotong malam yang gelap gulita, yang akan menyusul yang awal. Hari akhirat lebih jahat pembalasannya daripada di dunia. Sesungguhnya kami akan bersua kalian.”
Pada hari Senin, 29 Shafar 9 H, Nabi Muhammad SAW menghadiri pemakaman di Baqi’. Sepulang dari Baqi’, Nabi Muhammad SAW merasakan pusing dan panas.
Sakit itu dirasakan Nabi Muhammad SAW selama sekitar 14 hari dan masih mengikuti shalat Jamaah selama 11 hari. Ketika sakit Beliau semakin bertambah, Beliau memutuskan untuk berpindah ke rumah Aisyah.
Lima hari sebelum wafat, panas Nabi Muhammad SAW semakin meninggi. Beliau meminta agar tubuhnya diguyur dengan air agar bias menemui para Sahabat dan memberikan nasehat kepada mereka.
Setelah itu Nabi Muhammad SAW berangkat ke masjid dengan kepala diikat dan bersabda: “Kutukan Allah dijatuhkan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kuburan para nabi sebagai masjid. Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah!”
Nabi Muhammad SAW kemudian melanjutkan sabdanya: “Barangsiapa punggungnya pernah kupukul, maka inilah punggungku, silahkan membalasnya. Siapa yang merasa kehormatannya pernah kulecehkan, maka inilah kehormatanku, silahkan membalasnya.”
Baca juga: Kisah Hijrah Umat Islam ke Madinah
Sakit Nabi Muhammad SAW semakin bertambah. Empat hari sebelum wafat, Nabi Muhammad SAW tidak sanggup melaksanakan shalat Isya’ di masjid. Beliau sempat pingsan tiga kali sebelum menyampaikan agar Abu Bakar menggantikan Beliau sebagai imam.
Sehari sebelum wafat, Nabi Muhammad SAW memerdekakan para pembantu laki-lakinya, mensedekahkan hartanya yang tersisa sebanyak 7 dinar, dan memberikan senjata Beliau kepada orang-orang Muslim.
Dihari terakhir, Nabi Muhammad SAW memanggil Fathimah dan menyampaikan kabar tentang wafatnya serta mengabarkan bahwa Fathimah adalah keluarga Beliau yang akan pertama kali menyusulnya.
Nabi Muhammad SAW juga memanggil Hasan dan Husain serta istri-istri Beliau lalu memberikan nasehatnya.
Saat sakitnya semakin parah, Nabi Muhammad SAW menyampaikan kepada Aisyah soal pengaruh racun yang sempat Beliau rasakan saat di Khaibar: “Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakit karena makanan yang sempat kucicipi di Khaibar. Inilah saatnya bagiku untuk merasakan bagaimana terputusnya nadiku karena racun tersebut.”
Disaat terakhir kehidupan Nabi Muhammad SAW, Aisyah menarik tubuh Nabi Muhammad SAW dan memangkunya. Abdurrahman bin Abu Bakar masuk sambil membawa siwak. Aisyah kemudian membersihkan gigi Nabi Muhammad SAW dengan siwak tersebut.
Seusai bersiwak, Nabi Muhammad SAW menengadahkan tangannya sambil berdoa: “Bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka daripada Nabi, Shiddiqin, syuhada, dan shalihin. Ya Allah, ampunilah dosaku dan rahmatilah aku. Pertemukanlah aku dengan Kekasih Yang Maha Tinggi.”
Begitu doa selesai, tangan Beliau terkulai lemas dan meninggal dunia, tepat pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriah.
Baca juga: Alasan Penduduk Madinah Menerima Islam dengan Tangan Terbuka
Sebelum mengurus jenazah Nabi Muhammad SAW, para Sahabat sempat berselisih tentang siapa pengganti Nabi Muhammad SAW.
Kaum Muhajirin dan Anshar merasa berhak melanjutkan kepemimpinan sebelum akhirnya bersepakat mengangkat Abu Bakar sebagai pemimpin.
Pada hari Selasa, jenazah Nabi Muhammad SAW dimandikan oleh keluarga tanpa melepaskan pakaian yang menyelubunginya. Setelah itu Nabi Muhammad SAW dikafani dengan tiga lembar kain kafan. Sempat terjadi perbedaan pendapat soal tempat pemakaman.
Abu Bakar kembali menjadi penengah. Abu Bakar menyampaikan bahwa pernah mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidaklah seorang Nabi meninggal dunia melainkan dikuburkan di tempat dia meninggal dunia.”
Abu Thalhah kemudian menyingkirkan tempat tidur Rasulullah dan menggali liang lahat tepat di bawah tempat tidur Nabi Muhammad SAW. Jenazah Nabi Muhammad SAW disholatkan secara bergantian. Prosesi pemakaman selesai pada Rabu tengah malam sebagaimana dituturkan Aisyah R.A.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini