KOMPAS.com - Dalam kehidupan bermasyarakat, terkadang seseorang tidak terlepas dari keburukan orang lain yang dilakukan terhadapnya. Keburukan itu bisa terjadi karena adanya rasa iri, tidak sengaja, ataupun memang orang tersebut mempunyai akhlak yang buruk.
Ketika seseorang memperoleh perlakuan buruk dari orang lain, Islam membolehkan untuk membalasnya. Mengenai cara membalas keburukan, Islam telah memberikan tuntunannya. Berikut pembahasan lengkapnya.
Baca juga: Kisah Hasan Al Bashri Memberi Hadiah Orang yang Menjelek-jelekkannya
Bolehnya membalas keburukan itu disampaikan Allah SWT dalam Al Quran surat Asy Syu'ara ayat 40.
وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ
Artinya: “Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim."
Islam mengajarkan untuk membalas keburukan dengan keburukan yang setimpal. Ketika seseorang membalas secara berlebihan, maka sesungguhnya ialah yang lebih buruk.
Ada beberapa cara terbaik dalam membalas keburukan seseorang. Hal ini didasarkan pada Al Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW.
وَلَا تَسْتَوِى ٱلْحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُ ۚ ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ
Artinya: "Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia." (Q.S. Fushilat: 34).
Baca juga: Kisah Usamah bin Zaid: Panglima Perang Termuda dalam Sejarah Islam
Sementara dalam hadits Nabi Muhammad SAW disampaikan:
يَا رَسُول اللَّه، إِنَّ لِي قَرابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُوني، وَأُحْسِنُ إِلَيْهِم وَيُسِيئُونَ إِليَّ، وأَحْلُمُ عنهُمْ وَيَجْهَلُونَ علَيَّ، فَقَالَ: لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ المَلَّ، وَلا يَزَالُ معكَ مِنَ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلكَ
Artinya: “Wahai Rasulullah, sama memiliki kerabat, saya sambung tapi mereka malah memutuskan, mereka berbuat buruk kepada saya tapi saya berusaha untuk berbuat baik kepada mereka. Mereka berbuat jahil kepada saya tapi saya sabar tidak ingin membalas dengan yang sama.
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘jika yang kamu katakan itu benar, maka seakan-akan kamu menaburkan debu panas ke wajahnya dan senantiasa Allah akan menolong kamu selama kamu terus berbuat seperti itu'.” (H.R. Muslim)
Berdasarkan ayat dan hadits di atas, cara terbaik membalas keburukan adalah:
1. Tidak membalas dengan balasan yang sama
2. Memaafkan orang yang berbuat keburukan
3. Berbuat baik kepada orang yang melakukan keburukan.
Baca juga: Kisah Kejujuran Membawa Kebaikan
Bagi orang yang bersedia untuk tidak membalas keburukan dengan keburukan yang setimpal dan ia lebih memilih memaafkan dan berbuat baik kepadanya, maka ada beberapa keutamaan yang akan didapatkan.
1. Akan mendapatkan pahala dari Allah SWT (berdasar Q.S. Asy Syu'ara: 40)
2. Meredam permusuhan dan bisa berbalik menjadi teman (berdasar Q.S. Fushilat: 34).
3. Digolongkan sebagai orang-orang yang sabar dan memperoleh keberuntungan yang besar (berdasar Q.S. Fushilat: 35).
4. Akan mendapat pertolongan Allah SWT (berdasar hadits Nabi Muhammad SAW).
Baca juga: Kisah Luqman Al Hakim Bersama Anaknya dan Seekor Keledai
Dikutip dari buku Butir-butir Hikmah Sufi karya K.H. M.A. Fuad Hasyim, dikisahkan suatu hari Hasan Al Bashri mendapat kabar bahwa ada seseorang yang menjelek-jelekkan dirinya.
Ketika mendengar hal tersebut, Hasan Al Bashri hanya tersenyum dan tetap tenang. Ia kemudian memerintahkan seseorang untuk mengirimkan hadiah kurma sepenuh nampan untuk orang tersebut.
Orang yang menjelek-jelekkan Hasan Al Bashri terkejut dengan apa yang terjadi. Ia tidak menyangka bahwa apa yang ia lakukan justru berdampak sebaliknya. Kejelekan yang dilakukan justru dibalas dengan kebaikan.
Orang tersebut kemudian mendatangi Hasan Al Bashri dan bertanya, "Aku berkata jelek tentang anda, kenapa anda mengirimkan hadiah kepadaku?”
Hasan Al Bashri menjawab, “Anda telah menceritakan kejelekanku, berarti anda telah menghadiahkan pahala kebaikan anda kepadaku, maka aku ingin memberikan balasan kepada anda.”
Demikianlah pembahasan mengenai cara terbaik membalas keburukan. Semoga bermanfaat dan bisa diamalkan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang