Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Usamah bin Zaid: Panglima Perang Termuda dalam Sejarah Islam

Kompas.com - 27/10/2025, 22:30 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Usamah bin Zaid merupakan salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Ia adalah putra dari Zaid bin Haritsah, anak angkat Nabi Muhammad SAW dan Barakah Al Hasanah atau Ummu Aiman, pengasuh Nabi Muhammad SAW setelah ditinggal Sang Ibu meninggal.

Kehadiran Usamah bin Zaid membawa kegembiraan bagi Nabi Muhammad SAW. Sekaligus kisah hidupnya luar biasa sebab di usia yang masih muda, ia diangkat sebagai penglima perang. Untuk lebih jelasnya, simak kisahnya di bawah ini seperti dikutip dari buku Kisah Heroik 65 Orang Shahabat Rasulullah SAW karya Dr. Abdurrahman Ra’fat Al Basya.

Baca juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Diracun Wanita Yahudi

Kelahiran Usamah bin Zaid

Pada tahun ketujuh sebelum hijrah, dalam suasana perjuangan yang berat untuk menyebarkan Islam, Nabi Muhammad SAW mendapat kegembiraan dengan lahirnya Usamah bin Zaid, putra dari anak angkatnya, Zaid bin Haritsah dan pengasuh Nabi sewaktu kecil, Ummu Aiman.

Zaid bin Haritsah merupakan salah satu orang yang paling disayangi Nabi Muhammad SAW, sementara Ummu aiman sudah dianggap sebagai ibu oleh Nabi Muhammad SAW.

Kegembiraan Nabi Muhammad SAW dengan kehadiran Usamah bin Zaid ini juga diikuti oleh para sahabat. Ketika melihat Nabi Muhammad SAW gembira, mereka pun turut bergembira.

Usamah bin Zaid usianya hampir sama dengan cucu Nabi Muhammad SAW, Hasan bin Ali. Usamah merupakan keturunan Habasyah, karena ibunya, Ummu Aiman adalah orang Habasyah. Secara fisik, Usamah berkulit hitam dan pesek hidungnya.

Nabi Muhammad pernah menggendong Hasan dan Usamah serta mendoakan keduanya:  “Ya Allah, aku mencintai mereka berdua maka cintailah mereka berdua oleh Mu!”

Menginjak Usia Remaja

Usamah bin Zaid tumbuh menginjak remaja. Ia adalah seorang anak yang cerdas, bijak, dan pemberani. Ia mampu menjaga kehormatan diri dan memiliki sifat takwa dan wara' yang membuatnya dicintai semua orang.

Jiwa kesatria Usamah bin Zaid muncul saat pePristiwa Uhud, Usamah bin Zaid beserta anak-anak para sahabat yang lain ingin ikut serta dalam perang tersebut. Rasulullah SAW menolak
keikutsertaan Usamah bin Zaid dalam perang Uhud karena belum cukup umur. Ia pun pulang dengan air mata membasahi pipinya.

Pada perang Khandaq, Usamah bin Zaid juga datang bersama para pemuda dari kalangan sahabat. Ia mengganjal kakinya agar supaya terlihat tinggi, sehingga Nabi Muhammad SAW memperbolehkannya ikut serta dalam jihad. Saat itu usianya 15 tahun.

Pada Perang Hunain saat kaum muslimin hampir kalah, Usamah bin Zaid beserta Abbas paman Rasulullah SAW, Abu Sufyan bin Al Harits sepupu Rasul, dan 6 orang lainnya berjuang dengan begitu semangat sehingga mampu mengubah kekalahan menjadi kemenangan.

Baca juga: Kisah Kejujuran Membawa Kebaikan

Pada peristiwa Mu’tah, Usamah bin Zaid berjuang di bawah komando ayahnya Zaid bin Haritsah padahal umurnya baru 18 tahun. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana ayahnya syahid.

Komando diambil alih Ja’far bin Abu Thalib sehingga ia pun menemui syahid. Dan diganti Abdullah bin Rawahah yang juga gugur dalam perang tersebut. Usamah terus berjuang di abwah Khalid bin Walid hingga akhirnya bisa lolos dari Pasukan Romawi.

Diangkat Menjadi Panglima Perang

Pada tahun 11 H. Rasulullah SAW memerintahkan untuk mempersiapkan pasukan demi menghadapi pasukan Romawi. Dalam pasukan tersebut terdapat Abu Bakar, Umar, Sa’d bin Abi Waqash, Abu Ubaidah bin Al Jarrah dan banyak lagi para sahabat yang terkenal lainnya.

Namun Rasulullah SAW menunjuk Usamah bin Zaid yang saat itu masih berusia sekitar 18 tahun untuk menjadi panglima perang. Rasulullah SAW memerintahkan Usamah untuk membawa pasukan ke Al Balqa, Benteng Al Darum yang terletak dekat Gaza di negeri Romawi.

Begitu pasukan mulai bersiap, Rasulullah SAW jatuh sakit. Begitu sakitnya semakin parah, pasukan ini menunda keberangkatannya, sehingga mereka mengetahui kondisi Rasulullah SAW. Begitu Rasulullah SAW wafat dan kepemimpinan diambil alih Abu Bakar Ash Shiddiq, maka Abu Bakar memerintahkan agar pasukan Usamah diberangkatkan.

Para sahabat Anshar awalnya meminta agar pengangkatan Usamah bin Zaid sebagai panglima dibatalkan. Kaum Anshar meminta agar panglima dipilih dari sahabat yang lebih tua. Abu Bakar menolaknya karena pemilihan panglima sudah ditunjuk langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Akhirnya Usamah tetap diangkat menjadi panglima perang.

Baca juga: Kisah Ahli Ibadah 500 Tahun: Amal Tidak Menjamin Surga

Keberhasilan Usamah bin Zaid

Usamah bin Zaid berangkat dengan pasukannya. Ia melaksanakan semua perintah Rasulullah SAW. Pasukan berkudanya ditempatkan di Al Balqa dan benteng Al Darum di daerah Palestina. Di bawah kepemimpinannya, ia berhasil melakukan misi, mengalahkan pasukan Romawi.

Usamah membuka jalan bagi pasukan muslimin untuk menaklukan beberapa wilayah Syam, Mesir, dan Afrika Utara hingga sampai ke Laut Hitam.

Usamah bin Zaid kembali ke Madinah dengan menunggangi pelana yang sama yang digunakan oleh ayahnya sewaktu terbunuh. Usamah bin Zaid dan pasukannya pulang membawa ghanimah yang melampaui perkiraan manusia.

Ada sebagian orang yang mengatakan: “Tidak pernah ada pasukan yang lebih selamat dan membawa ghanimah lebih banyak dari pasukan Usamah bin Zaid.”

Itulah kisah panglima perang termuda dalam sejarah Islam. Semoga menginspirasi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Kumpulan Kata Islami Bahasa Arab untuk Percakapan Sehari-hari
Kumpulan Kata Islami Bahasa Arab untuk Percakapan Sehari-hari
Doa dan Niat
Menag Imbau Umat Beragama Saling Hormati Rumah Ibadah untuk Jaga Kerukunan
Menag Imbau Umat Beragama Saling Hormati Rumah Ibadah untuk Jaga Kerukunan
Aktual
Kafarat dalam Islam: Dalil, Jenis Pelanggaran, dan Cara Membayarnya
Kafarat dalam Islam: Dalil, Jenis Pelanggaran, dan Cara Membayarnya
Doa dan Niat
Mengenal Sifat Kikir: Penyakit Hati yang Membinasakan
Mengenal Sifat Kikir: Penyakit Hati yang Membinasakan
Doa dan Niat
Menag Resmikan Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Negeri Pertama di Indonesia
Menag Resmikan Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Negeri Pertama di Indonesia
Aktual
MUI Kembali Gelorakan Gerakan Boikot Produk Israel dalam Munas XI
MUI Kembali Gelorakan Gerakan Boikot Produk Israel dalam Munas XI
Aktual
MUI Siapkan Piagam Pedoman untuk 50 Tahun Mendatang dalam Munas XI
MUI Siapkan Piagam Pedoman untuk 50 Tahun Mendatang dalam Munas XI
Aktual
Doa Perlindungan dari Siksa Kubur yang Diajarkan Nabi Muhammad SAW
Doa Perlindungan dari Siksa Kubur yang Diajarkan Nabi Muhammad SAW
Doa dan Niat
Panduan Sholat Dhuha untuk Pemula: Waktu, Keutamaan, Niat, dan Doa Lengkap
Panduan Sholat Dhuha untuk Pemula: Waktu, Keutamaan, Niat, dan Doa Lengkap
Doa dan Niat
Kuota Haji 2026 Berubah, Menhaj Jelaskan Alasan Pemerintah Pilih Sistem Waiting List
Kuota Haji 2026 Berubah, Menhaj Jelaskan Alasan Pemerintah Pilih Sistem Waiting List
Aktual
Surat At Tin: Bacaan, Terjemahan, Asbabun Nuzul, dan Tafsirnya
Surat At Tin: Bacaan, Terjemahan, Asbabun Nuzul, dan Tafsirnya
Doa dan Niat
Kompas Gramedia Sambut Kunjungan MUI Jelang Munas XI, Bahas Tantangan Disrupsi Digital
Kompas Gramedia Sambut Kunjungan MUI Jelang Munas XI, Bahas Tantangan Disrupsi Digital
Aktual
Perintah Menjaga Pandangan dan Keutamaannya dalam Islam
Perintah Menjaga Pandangan dan Keutamaannya dalam Islam
Doa dan Niat
Arab Saudi Tambah Embarkasi Makkah Route, Makassar Masuk Daftar Layanan Baru
Arab Saudi Tambah Embarkasi Makkah Route, Makassar Masuk Daftar Layanan Baru
Aktual
Keutamaan Mengamalkan Doa Nabi Yunus Secara Terus-Menerus
Keutamaan Mengamalkan Doa Nabi Yunus Secara Terus-Menerus
Doa dan Niat
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com