KOMPAS.com – Kepala Densus 99 Satkornas Banser, Ahmad Bintang Irianto, mengapresiasi langkah cepat dan profesional Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri yang berhasil menangkap enam terduga teroris dalam kurun waktu 17 Juli hingga 5 Agustus 2025.
Namun, ia mengingatkan bahwa keberhasilan ini harus diperkuat dengan keterlibatan masyarakat dalam mencegah radikalisme sejak dini.
“Keberhasilan Densus 88 patut diapresiasi, tapi kerja melawan terorisme tidak bisa hanya ditumpukan ke aparat. Masyarakat harus dilibatkan secara aktif dalam pengawasan lingkungan,” ujar Ahmad Bintang dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Kamis (7/8/2025).
Baca juga: ASN Terlibat Terorisme, Wali Kota Banda Aceh: Jika Terbukti, Ada Sanksi
Menurutnya, kolaborasi antara aparat dan ormas keagamaan moderat yang punya jaringan akar rumput sangat penting untuk memastikan upaya pencegahan berjalan efektif dan tidak hanya bersifat represif.
“Ormas seperti GP Ansor, NU, Muhammadiyah, dan lainnya memiliki posisi strategis dalam mendeteksi penyebaran paham radikal di tingkat bawah. Kolaborasi inilah yang perlu diperkuat,” ucapnya.
Meski situasi relatif aman dan belum terjadi aksi teror (zero accident), Ahmad Bintang menegaskan bahwa ancaman laten tetap mengintai Indonesia, terutama lewat penyebaran paham radikal secara terselubung di dunia pendidikan dan lingkungan kerja.
Ia pun mendorong dilakukannya assessment rutin terhadap ASN dan CPNS, guna mencegah penyusupan ideologi ekstrem sejak dini.
“Proses seleksi CPNS perlu lebih ketat sejak tahap awal. Jangan sampai negara kecolongan,” tegasnya.
Densus 99 Banser, kata Ahmad Bintang, siap menjadi mitra strategis aparat keamanan dalam mendeteksi dan mencegah penyebaran paham kekerasan, khususnya di sektor pendidikan nonformal dan masyarakat bawah.
“Kami berdiri di barisan terdepan menjaga NKRI dari radikalisme dan terorisme,” ujarnya mantap.
Sementara itu, Wakil Kepala Densus 99 Banser, Sofyan Ardiansyah, menambahkan bahwa pengawasan terhadap potensi radikalisme tidak cukup dilakukan di level teknis semata, melainkan juga harus menyentuh iklim kerja di lembaga pemerintahan.
“Pimpinan instansi harus lebih dekat dan peduli pada bawahannya. Lingkungan kerja yang nyaman dan terbuka akan memperkecil potensi penyusupan ideologi radikal,” kata Sofyan dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Densus 88 Tangkap 2 ASN di Aceh, Diduga Terlibat Terorisme
Sofyan menegaskan, Banser tidak menunggu permintaan resmi untuk bergerak.
Dalam semangat kebangsaan, mereka akan tetap melakukan deteksi dini terhadap setiap potensi ancaman, sebagai kontribusi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!