KOMPAS.com - Kantor Urusan Haji (KUH) pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah menyimpan ribuan dokumen penting terkait penyelenggaraan ibadah haji masa lampau. Dokumen yang berusia puluhan tahun ini memuat jejak sejarah berharga hubungan Indonesia-Saudi dalam pelayanan jemaah haji.
Sayangnya, sebagian dokumen rusak bahkan hilang akibat kurangnya perhatian dan proses perpindahan kantor di masa lalu.
Sebagai langkah penyelamatan, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) menggelar workshop digitalisasi selama tiga hari, 10–12 Agustus 2025, di KUH Jeddah. Kegiatan ini diawali eksplorasi dokumen di gudang penyimpanan wilayah Rehab, Jeddah, Arab Saudi.
Baca juga: PPATK Klarifikasi Rekening Dorman ke MUI
Guru Besar Filologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Oman Fathurahman, selaku narasumber utama, menegaskan bahwa dokumen-dokumen tersebut memiliki nilai historis dan akademik tinggi.
“Dokumen KUH sangat penting bagi kajian sejarah haji dan diplomasi Indonesia-Saudi. Salah satunya adalah model pelayanan haji pada masa syekh sebelum muassasah, yang kini berubah menjadi syarikah,” jelasnya.
Oman memaparkan bahwa perlakuan terhadap dokumen tidak bisa sembarangan. Tahapannya meliputi inventarisasi, klasifikasi tematik dan kronologi, lalu digitalisasi dengan perangkat dan teknik khusus.
Sementara itu, Hadi Rahman, praktisi transformasi digital sekaligus koordinator DREAMSEA, menambahkan bahwa hasil digitalisasi akan dikelola dalam sistem manajemen pengetahuan.
“Data akan lebih mudah diakses untuk riset akademik maupun sebagai referensi kebijakan,” ujarnya.
Baca juga: Uang Rp 300 Juta Milik Ketua MUI Diblokir PPATK, Begini Ceritanya
Melalui langkah ini, dokumen bersejarah haji Indonesia di Jeddah diharapkan terjaga, terdigitalisasi, dan dapat dimanfaatkan generasi mendatang.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!