Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI: Pemimpin Harus Berhati-hati dalam Komunikasi dan Kebijakan Pajak

Kompas.com - 16/08/2025, 10:33 WIB
Farid Assifa

Editor

Sumber MUIDigital

KOMPAS.com - Ketua MUI Bidang Infokom KH Masduki Baidlowi mengimbau pemerintah untuk berhati-hati dalam berkomunikasi dan membuat kebijakan publik.

Pernyataan ini disampaikan menanggapi aksi massa yang terjadi akibat kasus Bupati Pati Sudewo beberapa waktu lalu.

Ulama yang akrab disapa Kiai Masduki menekankan bahwa kasus Bupati Pati harus menjadi pelajaran bagi seluruh pemimpin di Indonesia.

"Pelajaran tersebut yakni cara berkomunikasi yang baik antara pemimpin dan rakyat. Komunikasi pemimpin tidak boleh sampai menimbulkan kesan arogan kepada rakyat," tegasnya dilansir dari MUIDigital, Sabtu (16/8/2025).

Baca juga: MUI: Pajak Tidak Bisa Disamakan dengan Zakat atau Wakaf

Kiai Masduki mengingatkan bahwa kesan arogan dari pemimpin dapat menimbulkan ketidakpuasan rakyat, yang ibaratnya dapat "membakar rumput kering" dan menjalar ke mana-mana.

"Mengapa? Karena rakyat di bawah itu sedang sengsara secara ekonomi. Jadi rakyat itu saat ini sedang banyak masalah," ujarnya.

Lebih lanjut, Kiai Masduki menekankan pentingnya pemimpin, terutama bupati dan wali kota, untuk membangun komunikasi yang baik, transparan, jujur, mudah dipahami, dan menyenangkan kepada rakyat.

Dia juga menyoroti kondisi ekonomi yang parah di masyarakat, yang diperburuk dengan rencana kenaikan pajak yang tinggi.

"Rencana kenaikan pajak yang besar tersebut bisa mengingatkan rakyat terhadap kondisi bangsa ketika dijajah oleh Belanda," jelasnya.

Kiai Masduki mengimbau agar rencana kenaikan pajak yang tinggi tidak dilakukan, karena hal itu dapat semakin memberatkan kondisi ekonomi masyarakat, terutama bagi kalangan bawah.

"Dua hal ini menjadi pelajaran penting bagaimana cara strategi komunikasi pemimpin yang baik kepada rakyat. Kemudian menarik pajak kepada rakyat yang terlalu tinggi, kalau seperti itu bisa menimbulkan masalah di kemudian hari," tegasnya.

Dia menekankan agar kasus Bupati Pati tidak menjalar ke daerah lain, terutama dalam konteks komunikasi yang terkesan arogan dan rencana kenaikan pajak yang tinggi.

Kiai Masduki, yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Wakil Presiden ke-13 RI, menekankan pentingnya menjaga komunikasi yang baik dengan rakyat.

"Apabila pemimpin dapat berkomunikasi dengan baik kepada rakyat, maka dapat menghindari masalah yang besar," ujarnya.

Hindari persoalan yang menimbulkan gejolak

Dia mengingatkan pemerintah untuk menghindari persoalan yang dapat menimbulkan penolakan dan permasalahan kepada rakyat.

"Komunikasi yang disampaikan tidak menimbulkan kesalahpahaman," tambahnya.

Kiai Masduki juga mendorong pemerintah untuk berkomunikasi dengan cara yang humanis dan terus terang terkait kebijakan yang akan diberlakukan.

Menurutnya, hal ini dapat dilakukan melalui survei atau komunikasi langsung dengan rakyat agar setiap kebijakan dapat diterima.

"Kalau penjajakannya tidak bisa diterima oleh rakyat, maka jangan diteruskan," tegasnya.

Kiai Masduki menekankan bahwa aspirasi rakyat sangat penting untuk didengar sebagai bahan pertimbangan dalam setiap kebijakan.

"Aspirasi rakyat dengan berbagai cara itu sangat penting untuk mengetahui kemauan rakyat seperti apa," ujarnya.

Baca juga: MUI Minta Pengibaran Bendera One Piece Ditangani Persuasif

Dia mengingatkan bahwa tugas utama pemimpin adalah mensejahterakan rakyat. "Jadi ukuran keberhasilan kepemimpinan itu, apakah mampu mensejahterakan rakyat?" ungkapnya.

Kiai Masduki menekankan bahwa menaikkan pajak yang tinggi, sementara rakyat belum sejahtera, bertentangan dengan dasar-dasar kepemimpinan dalam agama. "Hak dasar mengenai kesejahteraan rakyat yang disebut hifdz al-mal harus terjaga," tutupnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Perempuan Haid Tetap Bisa Beribadah, Ini Amalannya
Perempuan Haid Tetap Bisa Beribadah, Ini Amalannya
Doa dan Niat
Panduan Sholat Jenazah: Niat, Tata Cara, Bacaan, serta Syarat dan Rukunnya
Panduan Sholat Jenazah: Niat, Tata Cara, Bacaan, serta Syarat dan Rukunnya
Doa dan Niat
Tahapan Mengamalkan Alquran: Cara Membaca, Menghafal, dan Memahami Maknanya
Tahapan Mengamalkan Alquran: Cara Membaca, Menghafal, dan Memahami Maknanya
Doa dan Niat
Mad Thobi’i dalam Tajwid: Pengertian, Ciri, Jenis, dan Contoh Bacaan dalam Alquran
Mad Thobi’i dalam Tajwid: Pengertian, Ciri, Jenis, dan Contoh Bacaan dalam Alquran
Aktual
5 Rukun Islam: Pengertian, Dalil, dan Penjelasannya
5 Rukun Islam: Pengertian, Dalil, dan Penjelasannya
Doa dan Niat
Angka Perceraian Tembus 35 Persen, Menag Minta BP4 Perkuat Pendampingan Keluarga Muda
Angka Perceraian Tembus 35 Persen, Menag Minta BP4 Perkuat Pendampingan Keluarga Muda
Aktual
Jika Allah SWT Menghendaki Kebaikan, Mengapa Setan Diciptakan?
Jika Allah SWT Menghendaki Kebaikan, Mengapa Setan Diciptakan?
Doa dan Niat
Surat Al 'Alaq 1-5: Bacaan, Arti, Asbabun Nuzul, dan Tafsirnya
Surat Al 'Alaq 1-5: Bacaan, Arti, Asbabun Nuzul, dan Tafsirnya
Doa dan Niat
1.500 SPPG Akan Disertifikasi Halal Desember 2025 Imbas Temuan Food Tray Lemak Babi
1.500 SPPG Akan Disertifikasi Halal Desember 2025 Imbas Temuan Food Tray Lemak Babi
Aktual
Waktu-waktu yang Dilarang untuk Sholat
Waktu-waktu yang Dilarang untuk Sholat
Doa dan Niat
Kemenag Rumuskan 5 Rekomendasi Strategis untuk Perkuat Layanan Keagamaan dan Cegah Konflik
Kemenag Rumuskan 5 Rekomendasi Strategis untuk Perkuat Layanan Keagamaan dan Cegah Konflik
Aktual
Kumpulan Hadits Pendek tentang Akhlak Mulia Lengkap dengan Artinya
Kumpulan Hadits Pendek tentang Akhlak Mulia Lengkap dengan Artinya
Doa dan Niat
BI dan Forjukafi Kolaborasi Wujudkan Indonesia Sebagai Pusat Ekonomi Syariah 2029
BI dan Forjukafi Kolaborasi Wujudkan Indonesia Sebagai Pusat Ekonomi Syariah 2029
Aktual
Hikmah Sholat Lima Waktu dan Asal Usul Jumlah Rakaat dari Kisah Para Nabi
Hikmah Sholat Lima Waktu dan Asal Usul Jumlah Rakaat dari Kisah Para Nabi
Doa dan Niat
Pesan Menag: Merusak Alam Sama dengan Merusak Tanda Keberadaan Tuhan
Pesan Menag: Merusak Alam Sama dengan Merusak Tanda Keberadaan Tuhan
Aktual
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke