Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadiyah: Teladani Nabi Muhammad, Perdamaian Lebih Kuat dari Konflik

Kompas.com - 06/09/2025, 10:15 WIB
Khairina

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengajak umat Islam untuk menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan utama dalam mewujudkan perdamaian, terutama dalam situasi sosial yang penuh konflik.

Dalam pernyataan resminya di Jakarta, seperti dilansir Antara Sabtu (6/9/2025), Haedar menekankan bahwa Rasulullah bukan hanya seorang penyampai wahyu, tetapi juga pribadi yang secara konsisten membangun perdamaian, persaudaraan, dan persatuan di tengah masyarakat yang terbelah oleh perpecahan.

“Dalam perjalanan sejarahnya, Nabi Muhammad SAW hadir sebagai figur pemersatu. Beliau membuktikan bahwa ajaran Islam dibangun di atas dasar keadilan dan penghargaan terhadap keberagaman,” ujar Haedar.

Baca juga: Hukum Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Menurut Ulama, Lengkap dengan Dalilnya

Maulid Nabi sebagai Momen Refleksi

Haedar menilai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW seharusnya dimaknai lebih dari sekadar seremoni keagamaan.

Momentum ini dapat menjadi ajang refleksi mendalam untuk meneladani strategi dakwah Nabi yang mengedepankan perdamaian dan kebijaksanaan, bahkan dalam situasi paling menegangkan.

Salah satu contohnya adalah Perjanjian Hudaibiyah, yang oleh sebagian sahabat kala itu dianggap merugikan umat Islam.

Baca juga: 7 Manfaat Istighfar Nabi Ibrahim, Doa Ampunan untuk Diri, Orangtua, dan Mukminin

 

Namun, Nabi Muhammad SAW memilih untuk menerima isi perjanjian tersebut dengan kepala dingin, demi menghindari konflik yang lebih besar.

“Kesediaan Nabi untuk menahan diri dan menempuh jalur damai bukanlah kelemahan. Justru itu menunjukkan kebesaran jiwa dan strategi luhur dalam meraih kemenangan yang lebih besar,” jelas Haedar.

Perdamaian sebagai Pilar Kepemimpinan

Haedar juga menyinggung Piagam Madinah sebagai bukti konkret dari kepemimpinan Rasulullah dalam membangun tatanan sosial-politik yang adil. Ia menegaskan, kekuatan moral seorang pemimpin tidak diukur dari keberanian berperang, melainkan dari kemampuannya menahan ego, membangun dialog, dan menjaga harmoni.

“Perjanjian Hudaibiyah mengajarkan kita bahwa memilih perdamaian dapat membuka jalan dakwah yang lebih luas. Umat Islam akhirnya menyaksikan bagaimana kebijakan Rasulullah berujung pada masuknya suku Quraisy ke dalam Islam secara damai,” ungkapnya.

Baca juga: 5 Contoh Ceramah Maulid Nabi 2025: Singkat, Menyentuh, dan Sarat Makna

Relevansi Nilai Perdamaian di Tengah Kondisi Sosial Indonesia

Dalam konteks keindonesiaan, Haedar menilai bahwa keteladanan Rasulullah sangat relevan. Di tengah masyarakat yang majemuk dan sering kali terpolarisasi oleh ketegangan politik dan sentimen sektarian, nilai-nilai Islam yang dibawa Nabi Muhammad menjadi solusi penting untuk menghindari perpecahan.

“Sayangnya, perbedaan sering kali justru dijadikan alasan untuk saling merendahkan. Ini berlawanan dengan semangat dakwah Rasulullah yang inklusif dan menyejukkan,” ucap Haedar.

Seruan untuk Para Pemimpin Bangsa

Menutup pernyataannya, Haedar mengajak para pemimpin bangsa—baik dari kalangan pejabat publik, tokoh agama, maupun masyarakat sipil—untuk meneladani etos kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

“Kepemimpinan adalah amanah, bukan alat untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Ketika pemimpin mengutamakan perdamaian dan merangkul semua pihak, maka bangsa ini akan semakin kokoh dan bermartabat,” pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ketua MUI KH Cholil Nafis: Santri Harus Jadi Penggerak Persatuan dan Peradaban Dunia
Ketua MUI KH Cholil Nafis: Santri Harus Jadi Penggerak Persatuan dan Peradaban Dunia
Aktual
Saat Wapres Gibran Ajak Ratusan Santri Jelajah Istana dan Monas...
Saat Wapres Gibran Ajak Ratusan Santri Jelajah Istana dan Monas...
Aktual
Zakat Penghasilan: Ketentuan, Cara Hitung, dan Niat Membayarnya Sesuai Syariat Islam
Zakat Penghasilan: Ketentuan, Cara Hitung, dan Niat Membayarnya Sesuai Syariat Islam
Aktual
Hari Santri 2025: Ribuan Santri Gelar Istighosah “Doa Santri untuk Negeri” di Masjid Istiqlal
Hari Santri 2025: Ribuan Santri Gelar Istighosah “Doa Santri untuk Negeri” di Masjid Istiqlal
Aktual
Mars Santri: Lirik, Makna, dan Semangat Nasionalisme di Hari Santri Nasional 2025
Mars Santri: Lirik, Makna, dan Semangat Nasionalisme di Hari Santri Nasional 2025
Aktual
Perbedaan Talak 1, 2, dan 3 dalam Islam: Hak Rujuk dan Konsekuensinya bagi Suami Istri
Perbedaan Talak 1, 2, dan 3 dalam Islam: Hak Rujuk dan Konsekuensinya bagi Suami Istri
Aktual
Cara Berbakti Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal
Cara Berbakti Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal
Doa dan Niat
Khofifah Gratiskan Trans Jatim di Hari Santri 2025, Ajak Warga Naik Transportasi Ramah Lingkungan
Khofifah Gratiskan Trans Jatim di Hari Santri 2025, Ajak Warga Naik Transportasi Ramah Lingkungan
Aktual
Hari Santri 2025, Menag Dinobatkan sebagai “Bapak Eko-Teologi Indonesia”
Hari Santri 2025, Menag Dinobatkan sebagai “Bapak Eko-Teologi Indonesia”
Aktual
Kumpulan Hadits tentang Sebaik-baik Manusia Menurut Rasulullah SAW
Kumpulan Hadits tentang Sebaik-baik Manusia Menurut Rasulullah SAW
Doa dan Niat
Prabowo Minta Biaya Haji Turun dan Waktu Tunggu Dipangkas Jadi 26 Tahun
Prabowo Minta Biaya Haji Turun dan Waktu Tunggu Dipangkas Jadi 26 Tahun
Aktual
Larangan Makan dan Minum Sambil Berdiri dalam Islam
Larangan Makan dan Minum Sambil Berdiri dalam Islam
Doa dan Niat
Lirik Lagu Ya Lal Wathon Lengkap dengan Teks Arab, Latin, dan Terjemahannya
Lirik Lagu Ya Lal Wathon Lengkap dengan Teks Arab, Latin, dan Terjemahannya
Doa dan Niat
7 Doa Saat Cuaca Panas Lengkap dengan Terjemahannya
7 Doa Saat Cuaca Panas Lengkap dengan Terjemahannya
Doa dan Niat
8 Keutamaan dan Manfaat Wudhu dalam Islam
8 Keutamaan dan Manfaat Wudhu dalam Islam
Doa dan Niat
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke