Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Santri di Buntet, Ketum Ansor: Kita Adalah Satu, Warisi Semangat Kiai Abbas

Kompas.com - 23/10/2025, 08:58 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Hujan deras mengguyur kompleks Pondok Pesantren Buntet, Cirebon, pada pelaksanaan Apel Hari Santri.

Meski cuaca tidak bersahabat, semangat para kader Gerakan Pemuda Ansor tetap berkobar.

Dalam suasana khidmat tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, H Addin Jauharudin, menyampaikan pesan penting mengenai warisan perjuangan ulama dan semangat keyakinan yang menjadi fondasi gerakan Ansor.

“Dari Buntet ini lahir ulama-ulama besar, para panutan kita Mbah Muqowim, KH Abdul Jamil, KH Abbas yang bukan hanya guru bangsa, tetapi juga pejuang keberanian yang mengorbankan segalanya untuk kemerdekaan,” ujar Bang Addin dalam amanatnya, Selasa (22/10/2025).

Baca juga: Bobby Nasution Minta PBG Pondok Pesantren di Sumut Digratiskan

Bang Addin menegaskan bahwa KH Abbas Buntet merupakan sosok yang dikenal sebagai Singa dari Jawa Barat, yang menjadi motor perlawanan dalam Pertempuran 10 November di Surabaya. “Itu adalah bukti kekuatan keyakinan seorang ulama dan santri,” tambahnya.

Ia menekankan bahwa dari Mbah Abbas, kita belajar satu hal penting: keyakinan. “Karena dengan keyakinan itulah perjuangan bisa menembus yang mustahil,” ujarnya.

Menurut Bang Addin, semangat jihad dan keikhlasan para kiai dan santri kini diwarisi oleh kader Ansor dan Banser di seluruh Indonesia.

Ia menekankan bahwa menjadi kader Ansor bukan sekadar aktivitas organisasi, melainkan juga merupakan wasilah untuk menyambung sanad perjuangan ulama dan Nabi Muhammad SAW.

“Dalam diri sahabat Ansor dan Banser mengalir darah perjuangan ulama. Menjadi Banser berarti menjaga warisan itu: menjaga NU, menjaga pesantren, menjaga bangsa, dan menjaga keluarga,” tegasnya.

Bang Addin juga menyerukan agar Ansor menjadi ruang pendidikan moral dan spiritual bagi anggotanya.

“Jadikan Ansor sebagai pesantren mini. Yang belum rajin shalat, rajinlah. Yang belum bisa membaca Al-Qur’an, belajarlah. Karena kader Ansor punya tanggung jawab membimbing keluarganya agar lebih baik,” imbuhnya.

Baca juga: Ketua Pergunu Usulkan Santri Terlibat Misi Perdamaian Palestina

Di akhir arahannya, Bang Addin mengajak seluruh kader untuk menjadikan momentum Hari Santri sebagai refleksi dan konsolidasi dalam memperkuat peran Ansor sebagai penopang dan benteng utama Nahdlatul Ulama.

“Jangan jadikan hujan sebagai penghalang, tapi anggaplah ia rahmat yang turun bersama semangat para santri,” pungkasnya.

Ia juga menegaskan pentingnya persatuan di antara kader Ansor Banser.

“Jumlah kader adalah satu, bukan dua dan tiga yang mudah dipecah belah. Kita adalah satu, satu rasa, satu komando, satu jiwa korsa, satu militansi. Kalau ada kader yang sakit, maka sebagai satu saudara kita saling tolong menolong,” teriak Addin dengan semangat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke