KOMPAS.com – Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan duka mendalam sekaligus mengutuk tindakan kekerasan yang menewaskan seorang pemuda musafir di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara.
Peristiwa itu dinilai mencoreng kesucian rumah ibadah yang semestinya menjadi tempat untuk berserah diri kepada Tuhan.
“Menyatakan secara bersama-sama mengutuk tindakan kekerasan, apalagi ini di tempat ibadah, yang akan mengotori kesucian tempat ibadah,” ujar Direktur Urusan Agama Islam Kemenag, Arsad Hidayat, di Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Baca juga: Kemenag: Tak Dilarang Istirahat di Masjid, asal Tertib dan Jaga Kesucian
Arsad menegaskan, segala bentuk kekerasan tidak dapat dibenarkan, terlebih jika terjadi di rumah ibadah. Ia juga meminta aparat penegak hukum menindak tegas pelaku sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Meminta kepada pihak-pihak, terutama aparat penegak hukum untuk melakukan tindakan sesuai dengan koridor hukum yang berlaku,” tegasnya.
Lebih lanjut, Arsad menjelaskan bahwa Kementerian Agama selama ini terus mengampanyekan konsep Masjid Ramah, yakni menjadikan masjid sebagai ruang yang inklusif, aman, dan nyaman bagi semua kalangan.
“Pada Lebaran lalu, kami meluncurkan program Masjid Ramah Musafir atau Pemudik, di mana lebih dari 1.500 masjid di seluruh Indonesia dibuka untuk para pemudik agar dapat beristirahat selama perjalanan. Ini bagian dari upaya menjadikan masjid sebagai tempat yang ramah bagi siapa pun,” tutur Arsad.
Ia menambahkan, konsep Masjid Ramah tidak hanya diperuntukkan bagi musafir, tetapi juga bagi lansia, penyandang disabilitas, anak-anak, dan semua golongan tanpa diskriminasi.
“Insya Allah pada Natal dan Tahun Baru nanti, kami kembali menghadirkan program Rumah Ibadah Ramah terhadap Pemudik. Ini bagian dari implementasi nyata agar tempat ibadah, khususnya masjid, benar-benar menghadirkan kenyamanan bagi masyarakat,” ujarnya.
Baca juga: DMI Kecam Pengeroyokan di Masjid Agung Sibolga yang Tewaskan Pemuda Musafir
Arsad menuturkan, Kemenag telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan para pengelola masjid di seluruh provinsi untuk mendukung program tersebut.
“Kami ingin memastikan bahwa semangat ramah dan terbuka ini menjadi bagian dari wajah masjid-masjid di Indonesia,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang